Empat belas : Masalah selesai?

5 1 0
                                    

Happy reading!

_ _ _

Sesuai janji, Elisa menjemput Alfa tepat jam sepuluh pagi. Mereka memakai baju berwarna senada, ini atas permintaan Elisa tentunya. Langkah kaki Alfa terhenti di pintu karena sang ibu memanggilnya.

"Nih bawa bolu buat kak Elisa, tadi pagi umi masak banyak," ucap Kerin. Alfa meraihnya dan mengangguk "Iya umi, aku pergi dulu ya," ucapnya sambil berpamitan.

"Tumben keluar hari kamis, biasanya kuliah kan?" tatapan mengintimidasi dari sang ayah membuat wajah Alfa seketika berubah pucat. Pasalnya pertanyaan ini sudah lama ia hindari, untuk saat ini, ia memang bolos kuliah sudah satu minggu, ayahnya juga tidak tahu mengenai kuliahnya. Sebelumnya ia beralasan sedang sakit, namun hari ini bagaimana?

Alfa akan kembali kuliah senin depan, ia sudah yakin akan melanjutkan pendidikannya, karena masalah keluarganya telah selesai walaupun belum seratus persen.

"Om, Alfanya aku pinjem bentar ya," ucap Elisa menggandeng tangan Alfa.

Farhan menghela nafas panjang, sebenarnya ada yang ingin ia bicarakan dengan Alfa, mengingat banyak sekali permasalah yang gadis itu hadapi, terlebih ada seorang lelaki yang ingin menemuinya. Membuat Farhan bertanya-tanya, dalam rangka apa laki-laki itu menemuinya.

"Hati-hati di jalan ya nak," ucap Farhan kepada putri dan keponaannya. Keduanya mengangguk mengiyakan. "Alhamdulillah abi ga jadi marah," batin Alfa.

###

Alfa kembali kepikiran dengan hal itu, saat ini ia sedang menikmati indahnya mentari yang baru memunculkan diri, dengan alunan indah dari kicauan burung, pemandangan yang menyejukkan hati.

Elisa sengaja membawa adik sepupu yang dianggapnya seperti adik kandungnya ini ke sebuah danau yang dikelilingi oleh hamparan padang rumput hijau, suasana sepi membuat penat dan masalah sebesar apapun seakan lenyap.

"Kak, menurut kakak masalah ini udah selesai?" tanya Alfa lalu menghela nafas.

"Udah dong!" ujarnya sumringah. Ia menatap Alfa yang saat ini juga menatapnya.

"Apa lagi yang kamu pikirin sih dek? udah yaa cukup hari ini kamu pusing dengan masalah keluarga kamu, habis ini pusingin kuliah aja," ucap Elisa lalu terkekeh.

"Maksud aku bukan gitu kak, tapi yaudahlah, terkadang aku bingung sendiri sama jalan hidup aku, ribet, berbelit," ucap Alfa lalu kembali melihat danau.

"Hachim...,"

"Alhamdulillah," ucap Elisa lalu menoleh ke sampingnya.

Ada seekor kucing putih yang baru saja bersin. Sangat menggemaskan menurutnya, ia pun menempatkan kucing itu di pangkuannya.

"Fiks kamu lucuu, aku adopsi ya!" ucap Elisa lalu bangkit dari duduknya.

"Mau balik kak?" Alfa juga ikut berdiri.

"Yuk, kamu mau ke rumah kakak?" tanya Elisa dan diangguki Alfa.

"Eits...tidak semudah itu, masa udah cantik pake baju couple gini mau langsung pulang sih!"

"Aku ngikut aja deh kak," ucap Alfa tidak mau ambil pusing.

Alhasil Elisa membawa Alfa ke studio foto, memang tujuan awalnya mengajak Alfa foto bersama disini, ia juga membawa serta kucing barunya.

###

Malam harinya di kediaman Elisa. Alfa tengah duduk di teras memandangi rembulan yang begitu indah.

"Terus aja melamun, ntar kesambet," Elisa datang dengan kucing dipelukannya.

"Ngga melamun kok, cuma memandangi indahnya bulan," ucap Alfa lalu mengusili kakaknya.

"Ihh Alfaaaa, kucingnya kan jadi lari"

"Ahahaa lagian masa kucing di jadiin anak"

"Awas kamu ya!"

"Udah ah kak, cape larii, jajan yuk"

"Jajan mulu, sana sendiri aja, kakak mager"

Alfa pun keluar sendiri mencari jajan yang ia maksud.

Walaupun malam hari tapi banyak pedagang disini seperti sate, bakpao, aneka jus dan martabak.

"Martabaknya satu pak," ucap seorang gadis.

"Siap, ditunggu neng" ujar penjualnya.

"Hai kak, sini duduk," ucap gadis itu ramah.

Alfa hanya mengangguk dan tersenyum simpul. Sepertinya gadis ini sangat ramah? Padahal mereka tidak saling mengenal kan?

Lalu datang seorang laki-laki sebaya gadis tadi "Masih ngambek lu?" tanyanya pada gadis disampingnya.

"Shil, plis jangan ngambek gitu, jadi mirip kambing tau ga," bukannya membujuk malah semakin dijahili.

"Apasih Raf, sana lu! Awass!" jawab gadis itu menggeser duduknya.

Tidak lama seseorang yang sangat familiar menengahi keduanya.

"Udah gede kenapa masih hobi ngambekan sih dek?" ucap laki-laki itu.

Disusul laki-laki disampingnya juga ikut menimpali.

"Gue doain lu berdua jodoh mampus dah!" ucapnya sambil tertawa keras.

"Ogah!"

Alfa yang menyaksikan itu mendadak galau sendiri, ia jadi teringat dengan almarhumah kakaknya, jika kakaknya masih hidup pasti akan seseru itu. Ia beranjak dari sana bahkan sebelum memesan, sedari tadi ia hanya berdiri seperti patung, hal yang sia-sia.

Dasar Alfa...

###

Suami Arina sudah diperbolehkan pulang, saat ini keluarga besar mereka sedang dirumah Arina. Kemungkinan mereka akan menginap disini malam ini.

Keadaan yang awalnya sedih sudah kembali membaik, semua wajah ceria kembali, bahkan Rafa kembali membuat lelucon yang mau tidak mau semua anggota keluarga menertawakannya.

Namun lelucon itu membuat Shila marah dan kesal dengan Rafa.

"Shil mau kemana woii," panggil Rafa tapi tidak digubris.

Berakhirlah mereka di tempat pegadang martabak.

Selesai membeli martabak, Shila tidak langsung pulang melainkan beradu mulut dengan Rafa sampai akhirnta Alfi dan Alil yang menenangkan keduanya.

Alil melihat Alfa yang sedang berdiri tidak jauh dari sana, ia ingin sekali menyapa gadis itu namun ia masih menahannya.

Bisa saja gadis itu merasa tidak nyaman. Jadi cukup melihatnya saja sudah membuat ia bahagia.

Alfi mengikuti arah pandang Alil, "Bang Alil liatin cewe itu?" batinnya.

"Yok balik," ajak Alfi kepada Alil, Rafa dan Shila.

"Perhatiin apa sih bang dari tadi?" tanya Alfi.

"Ga, bukan hal penting," jawab Alil mengelak.

Alfi memicing curiga "Apa jangan jangan bang Alil suka sama tuh cewe ya?" batinnya lagi.

"Jangan mikir macem-macem Fi," ucap Alil seakan paham isi pikiran lelaki itu.

"Lu suka sama dia kan?" tepat sasaran, Alil jadi panas dingin dibuatnya.

"Bukan urusan lu," jawabnya lalu segera masuk ke rumah.

Alfi menatap langit malam ini yang begitu indah dengan hamparan bintang.

"Besok gue temuin ayahnya," ucapnya.

###

Pagi harinya Alfa sudah disuruh pulang oleh kedua orang tuanya. Berawal dari mampir malah berakhir menginap, begitulah Alfa suka lupa waktu jika berkunjung ke rumah Elisa.

"Sampai jumpa lagi kak, aku pulang dulu," ucap Alfa berpamitan dan diangguki Elisa.

.
.
.
.

To be continue

*Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama*



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UKHTY KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang