Assalamu'alaikum
Selamat membaca.
."Aku masih gandrung dengan sandykala itu dan asa pada dirimu."
_Nurmala Agista Halwa.
.Sejak tadi pagi Bastian menghampiri Ayra di rumah Aiza dan merengek ingin minta ditemani ke kebun binatang. Pasalnya cowok itu belum menyelesaikan tugas penelitian bahasa Indonesia dan berakhir ia yang belum bisa mengambil rapor. Mau tidak mau, karna tidak tega, akhirnya Ayra menyetujui keinginan adik sepupunya itu. Tapi ia juga mengajak Aiza, katanya untuk teman mengobrol saat Bastian mengamati hewan-hewan yang ada disana nanti.
Dan sekarang disinilah mereka. Tempat bernama Zoo and Park itu dijadikan Bastian sebagai penelitian untuk tugas sekolah nya. Ternyata Bastian tak hanya mengajak Ayra dan Aiza saja, tapi ternyata juga mengajak Edwin teman Akara. Selagi Bastian jalan-jalan mengelilingi kebun binatang tersebut, Ayra dan Aiza malah asyik berfoto dengan Edwin yang mendadak menjadi fotografer mereka.
"Ay." Panggil Edwin, baik Ayra maupun Aiza sontak menjawab dengan bersamaan, hal itu membuat Edwin menggaruk tengkuknya yang tidak merasa gatal.
"Eh, Ayra maksudnya." Ucap Edwin.
"Oh aku. Kenapa Bang?"
"Nggak mau istirahat dulu? Nggak capek apa foto terus?" Sepertinya Edwin salah bicara, buktinya Ayra langsung mengerucutkan bibirnya. Menyadari ucapannya salah membuat Edwin kembali berucap. "Maksudnya bukan gitu, Ay, tapi_" belum sempat Edwin menyelesaikan nya, Ayra sudah lebih dulu menyahut
"Kalau ngga niat fotoin bilang aja, Bang. Sini balikin hp aku." Ayra merebut ponselnya dari tangan Edwin dan langsung melangkah pergi meninggalkan Edwin dan Aiza yang masih diam di tempat.
"Kalau Ayra ngadu ke Akara, bisa di pecat kamu Bang." Ucap Aiza yang pandangannya menatap Ayra yang berjalan semakin menjauh darinya.
"Cari kerjaan lain." Edwin menyahut cepat.
"Gampang banget ngomongnya."
"Iya, kerjaan lain. Jadi pacar kamu misalnya."
Jangan lupakan jantung Aiza yang mendadak berdetak cepat, wajahnya berubah menjadi merah. Bisa dipastikan cewek itu tengah menahan rasa salah tingkah. Takut kalau Edwin menyadarinya, Aiza buru-buru melangkah mengejar Ayra. Sedangkan Edwin hanya terkekeh melihatnya. Senyum cowok itu bahkan belum luntur saat Aiza sudah menghilang dari pandangannya.
Akara, cowok itu sengaja datang ke Zoo and Park untuk menyusul Ayra. Tapi saat sampai di tempat tujuan yang dilihatnya hanyalah Edwin yang berdiri diam mematung sembari senyum-senyum sendiri.
"Woy, Win." Panggil Akara dengan jarak yang tak jauh dari Edwin, namun tampaknya cowok bernama Edwin itu tidak mendengar Akara yang memanggilnya.
Plak
Satu pukulan mendarat di lengan Edwin membuat cowok itu terjolak kaget. "Eh, Bang."
"Ngapain lo ngelamun disini? Nungguin kembaran lo?"
Edwin menggelengkan kepalanya. Menunggu kembaran dari mana? Ia saja tidak punya kembaran. "Gue nggak punya kembaran, Bang."
"Terus itu hewan yang suka makan pisang bukan kembaran lo, Win?"
Edwin membulatkan matanya terkejut. Bisa-bisanya ia di sama-samakan dengan hewan satu itu. "Wah, parah lo Bang. Yang lo maksud itu monkey, kan?"
Akara terkekeh. "Itu lo yang bilang ya, bukan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
GENIUS CIRCLE [TAMAT)
Teen FictionHALLO..HALLO.. HAI!!! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! . Bagaimana rasanya terjebak di sekolah dengan berbagai peraturan aneh yang selalu berubah-ubah di setiap tahun ajaran baru? Itu yang dirasakan oleh semua siswa SMA Bakti Bangsa. Selain terjebak di...