PERHATIAN!!!
Sebelumnya saya selaku penulis cerita ini memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan, kesamaan nama tokoh,tempat dan latar. Semua itu diluar kesengajaan saya.
Perlu digaris bawahi,cerita ini hanya karangan yang bersifat fiktif belaka jadi jangan menganggap terlalu serius cerita ini.
Follow akun penulis sebagai bentuk penghargaan karya ini.
Tinggalkan jejak dengan spam komen dan vote kalian.
Terima kasih dan selamat membaca.
Tertanda Penulis : Nurul Syifa***
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Aku membenci hujan
Karena ia selalu mengingatkanku akan luka masa laluku
Namun di lain sisi
Aku berterima kasih pada hujan
Karena selalu menjadi alasan kedekatan di antara kita."
-Aksara & Hujan-***
"Ya Tuhan, Araa...! Lama banget sih pulangnya, Nak? Kamu bikin mama khawatir aja!" seru seb Jiha sembari memeluk erat anaknya yang baru saja tiba di rumah dengan seorang lelaki tampan di sampingnya.
"Maaf ya, Ma. Ara lupa ngabarin mama. Janji deh nggak ngulangin lagi!" ucap Arana sembari membentuk "peace" di tangannya.
Jiha menghela napas,"kebiasaan deh kamu ini. Lupa terus ngasih kabar ke mama kalau mau keluar pulang sekolah." ucap Jiha membuat Aksara menunduk merasa bersalah.
Jiha kemudian mengalihkan pandangannya pada Aksara yang sedari tadi mematung di samping Arana. Jujur saja, jiha mengagumi ketampanan lelaki di samping putrinya ini yang memang memiliki paras rupawan.
"Mamaaa..! Jangan lihatin kak Aksara terus, ntar mama naksir lagi!" gerutu Arana membuat Jiha yang masih fokus memandangi wajah Aksara terlonjak kaget.
"Hush, kamu ini! Nggak mungkin lah mama suka sama temen kamu." ucap Jiha sambil tertawa, membuat Aksara mau tak mau ikut tersenyum tipis.
"Maaf ya, Tante. Gara-gara belajar sama saya, Ara-nya jadi pulang telat." ujar Aksara seraya menunduk.
"Oalah, ternyata belajar bareng toh. Kalau telat gegara belajar mah nggak apa-apa!" seru Jiha dengan senyum lebarnya. Membuat Aksara menatapnya lekat.
"Ayo masuk, masuk, Tante bikinin teh manis hangat dan camilan. Enak nih teh manis hangat dan camilan hujan-hujan begini." ucap Jiha.
"E-enggak usah, Tante. Saya mau langsung pulang kok." ucap Aksara sembari melangkah mundur.
"Eits! Kak Aksa mau ke mana? Ayo mampir dulu! Teh buatan mama enak lho! Kakak wajib cobain!" seru Arana sembari menarik tangan Aksara memasuki rumahnya.
"Eh, Ara-"
"Kalah kakak nggak mau mampir dan tetep keukeuh pulang, Ara nggak bakal kasih hasil lukisan Ara ke kak Aksa!" ancam Arana membuat Aksara akhirnya mengikutiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara & Hujan (TERBIT)
Teen FictionTak pernah mengharapkan kehadiran hujan sejak ia duduk di bangku sekolah dasar, disebabkan hujan selalu mengingatkannya akan luka masa lalu itu. Gadis dengan kedua netra berwarna hazel itu berpikir, bahwa hujanlah penyebab luka sedalam itu pada dir...