PERHATIAN!!!
Sebelumnya saya selaku penulis cerita ini memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan, kesamaan nama tokoh,tempat dan latar. Semua itu diluar kesengajaan saya.
Perlu digaris bawahi,cerita ini hanya karangan yang bersifat fiktif belaka jadi jangan menganggap terlalu serius cerita ini.
Follow akun penulis sebagai bentuk penghargaan karya ini.
Tinggalkan jejak dengan spam komen dan vote kalian.
Terima kasih dan selamat membaca.
Tertanda Penulis : Nurul Syifa***
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
."Tuhan
Bolehkah aku egois
Dengan meminta akhir bahagia
Pada kisah kali ini?"
-Aksara & Hujan-***
"Adira,"
Adira terkesiap begitu mendengar suara yang ia kenal memanggil namanya. Gadis yang baru saja keluar dari ruangan berdinding putih itu menoleh ke belakang, tempat seseorang dengan surai hitam dan netra hitamnya terpaku menatap sosok cantik gadis itu. Gadis yang menjadi cinta pertamanya.
Adira ikut terpaku. Sekelebat kenangan 7 tahun silam bersemayam di kepalanya begitu saja. Tentang seorang anak SD yang malu-malu saat berhadapan dengan anak SMP yang terlihat begitu keren di mataya kala itu. Adira tak menyangka, anak SMP yang saat itu menjadi seseorang yang ia kagumi kembali menatapnya dengan tatapan lembut itu.
"Ee.., apa kabar?" tanya Arkana pelan membuat jantung Adira berdegup dua kali lebih kencang.
"B-baik, Kak Arka."
Akhirnya...
Akhirnya nama itu kembali terucap oleh Adira.
Nama yang sudah sejak lama meninggalkan hidupnya
Nama yang beserta kenangannya telah dibuang jauh-jauh oleh Adira.
Arkana tersenyum. Lelaki itu sama tak menyangkanya dengan Adira bahwa ia dapat bertemu dan berhadapan langsung dengan gadis kecil pemalu yang dulu selalu datang ke rumahnya untuk menemui adiknya. Sosok yang diam-diam membuat Arkana merasa kagum, cinta pertama seorang Arkana Ryano.
"Permisi, Kak. Dira mau ke dapur." pamit Adira sembari menunduk sopan pada Arkana. Lantas tanpa menunggu persetujuan Arkana, gadis itu sudah membalikkan tubuhnya bersiap melangkah menuju dapur.
"Sebentar, Adira." panggil Arkana, membuat langkah Adira terhenti saat itu juga.
"Apa kakak boleh menaruh perasaan padamu untuk yang kedua kalinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara & Hujan (TERBIT)
Teen FictionTak pernah mengharapkan kehadiran hujan sejak ia duduk di bangku sekolah dasar, disebabkan hujan selalu mengingatkannya akan luka masa lalu itu. Gadis dengan kedua netra berwarna hazel itu berpikir, bahwa hujanlah penyebab luka sedalam itu pada dir...