57

1.3K 49 11
                                    


°°°

Waktu terus berputar. Hingga akhirnya bel pulang berbunyi. Setelah keluar dari kelas, Arhan langsung berlari menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran, Arhan langsung menaiki motornya. Arhan sangat tidak sabar untuk menemui adara.

"Arhan!" Teriak Oliv sembari berlari menghampiri arhan.

Arhan langsung menoleh ke arah oliv.

"Han, gue nebeng pulang bareng lo ya." Ucap oliv.

"Emang lo gak bawa mobil sendiri." Ucap arhan ketus.

Oliv menggeleng. "Tadi pagi berangkat sekolahnya gue di anter, terus sekarang belom di jemput, Makanya sekarang gue mau nebeng sama lo, Soalnya kalo nungguin jemputan pasti lama."

"Gue gak bisa." Saut arhan, Arhan pun langsung memakai helm nya.

"Loh, kenapa gak bisa? Jarak rumah kita kan gak terlalu jauh, emang lo mau ke mana?" Rengek oliv.

Arhan tidak menjawab. ia langsung menghidupkan motornya, Setelah itu ia langsung pergi meninggalkan oliv.

"ihhh, kenapa arhan jadi cuek lagi sih." Gumam oliv kesal.

°°°

Sebelum ke rumah adara, Arhan mampir ke mall terlebih dahulu untuk membeli buah, coklat, dan beberapa cemilan yang adara suka. Setelah itu ia menuju ke kasir untuk membayar. Setelah selesai membayar, Arhan pun langsung keluar.

Arhan kembali menaiki motor sembari memakai helm. Setelah itu ia pun langsung pergi menuju rumah adara.

°°°

10 menit kemudian. Arhan sampai di depan pagar rumah adara. ia langsung turun dari motornya. Arhan menekan bel. Tidak lama kemudian pagar terbuka.

"Eh, ada temennya non adara, Mas arhan kan ya?" Ucap pak adi.

Arhan mengangguk sembari tersenyum. "Iya, pak."

"Pasti kesini mau nemuin non adara ya?"

"Tau aja." Saut arhan sembari tersenyum.

"Ya iya dong, Kalo nyariin saya kan gak mungkin, haha."

Arhan hanya terkekeh mendengar candaan dari pak Adi.

"Adara nya ada kan, pak?" Tanya arhan.

"Nah, itu masalahnya, mas. Non adara lagi gak ada di rumah."

Arhan langsung mengerutkan dahinya. "Gak ada di rumah? Emang dia lagi ke mana?"

"Saya juga gak tau, mas. Dari kemaren siang non adara gak di rumah, Den deril sama tuan Wijaya juga gak ada di rumah, Kayaknya mereka lagi pergi deh."

"Pergi ke mana? Emang mereka gak ngasih tau bapak?"

"Enggk, mas." Saut pak Adi.

Arhan langsung terlihat lesu Setelah mengetahui adara tidak ada di rumah. Arhan pun langsung mencoba menghubungi adara, Namun nomornya tetap tidak aktif. Arhan menghela nafas kasar. Adara benar-benar membuat dirinya cemas.

"Yaudah, pak. Kalo gitu aku pamit dulu." Ucap arhan.

"Gak mau mampir dulu, mas?"

"Lain kali aja deh, pak."

Pak adi mengangguk sembari tersenyum. Setelah itu arhan langsung kembali menghampiri motornya. ia menaiki motornya sembari memakai helm. Setelah itu ia pun langsung pergi.

°°°

Di dalam ruangan rumah sakit. Deril terlihat menggenggam tangan adara yang sebelah kanan. Sedangkan tangan adara yang sebelah kiri terlihat sudah terpasang infus. Deril memandangi wajah adiknya yang sedang tidur. Wajah adara terlihat sangat pucat.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang