Episode 01 𐙚 ˚.

19.2K 1.2K 545
                                    

— Apartment Cornelius

Pagi ini suasana diapartment Shea tampak sepi dan senyap karena hanya ada Shea saja didalamnya. Hal itu disebabkan lantaran Sadewa yang lebih dulu pergi ke kampus pukul delapan pagi sementara Shea baru ada kelas pukul sepuluh siang.

Semenjak menjadi ketua DPM kampus Sadewa menjadi lebih jarang berada dirumah dan kalaupun ada pasti Sadewa sibuk dengan laptop atau ponselnya, sekalinya ada waktu luang Sadewa lebih sering menghabiskannya bersama Skydome.

Ting! Suara bel apartment bebunyi nyaring, detik itu juga senyum Shea mengembang. Gadis itu langsung berjalan cepat membukakan pintu apartment.

Di depan pintu tampak seorang gadis cantik dengan rambut yang panjang sebahu berdiri sambil membawa dua paperbag ditangannya.

"Masuk, Ci!" ucap Shea dengan ramah. Gadis itu adalah Ciel.

"Nih, gue bawain kopi sama roti kesukaan lo!" ucap Ciel dengan nada girang, ia memang paling suka menyenangkan hati semua orang.

Keduanya berjalan ke arah ruang makan, Ciel duduk diatas kursi makan sementara Shea sibuk mencari piring dan peralatan makan yang disimpan Sadewa.

Meskipun Shea selalu bilang Sadewa sibuk dengan dunianya namun laki-laki itu tetap menjadi abang yang baik. Sadewa tetap mengerjakan pekerjaan rumah, memasak dan merawat Shea dengan cukup protektif.

"Shey, tetangga samping apartment lo beneran manusia?" tanya Ciel dengan tiba-tiba.

"Hah? Apartment gue sampingnya kakek-kakek," ucap Shea dengan tatapan aneh.

"Bukan apartment 215 tapi apartment 213!" ucap Ciel tegas.

"Memang udah ada penghuninya?" tanya Shea penasaran, karena memang sejak kemarin ia masih melihat apartment itu kosong dan tidak berpenghuni.

"Kayanya udah soalnya tadi gue liat ada orang yang lagi bawa masuk barang-barang ke dalem situ," ucap Ciel yang membuat Shea menaikan sebelah alisnya.

"Terus?" tanya Shea dengan serius.

Ciel menatap Shea dengan tatapan serius. "Barang-barangnya warna hitam senada, semuanya! Gila kali ya orang yang punya tuh apartment."

"Gak waras," ucap Sheana yang tak habis pikir dengan tetangga barunya.

Setelah ia bertetangga dengan kakek-kakek yang selalu bertingkah konyol sekarang ia harus bertetangga dengan seseorang yang bertingkah layaknya psikopat.

***

— Horace University

Pukul dua siang Shea dan Ciel sudah berada di kantin, kelasnya baru saja berakhir setengah jam yang lalu dan keduanya kini tengah mengisi energi dengan cara makan.

Sebenarnya, mereka sudah selesai makan lima menit yang lalu namun belum mau bergerak sedikitpun karena merasa kekenyangan.

Tidak disangka selama tiga puluh menit mereka duduk di kantin ternyata semua itu diperhatikan oleh Jevgar dari pojok kantin.

"Lo di liatin Jevgar terus tuh Shey," ucap Ciel dengan binar mata yang menjelaskan bahwa ia menyukai moment ini.

Ciel memang sangat peka terhadap sekitarnya, terlebih hal-hal yang berkaitan tentang Jevgar. Karena, semenjak kejadian kemarin Ciel sangat mengidolakan Jevgar untuk menjadi pacar sahabatnya yang tak lain adalah Shea.

"Gue sadar kok," ucap Shea sambil asyik bermain ponsel, ia tetap cuek meskipun tahu Jevgar tengah memperhatikannya.

"Lo yakin nggak tertarik sama modelan Jevgar?" tanya Ciel dengan sungguh-sungguh.

Jevgar III : Rainbow After The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang