Uchiha Sasuke POV
Minggu
Aku hampir saja berpikir bahwa aku memiliki dua orang putra. Seiichi dan Hiroshi benar-benar terlihat seperti saudara kandung. Mereka bernyanyi mengikuti lagu sepanjang jalan dan memilih anak anjing dengan selera yang sama. Dan aku menamainya Uchiha Moka, adik tidak biologis Uchiha Jiangyou yang sama-sama berbulu cokelat.
Kami membeli bahan makanan di supermarket dan kembali ke rumah Sakura pada pukul enam belas lebih tiga belas menit. Moka sudah aman di kandang; kami membawanya pulang terlebih dahulu dan Sakura terkejut melihatku membawa kantung kertas.
"Apa kau berusaha mengejekku dengan semua bahan makanan ini?" Sakura menyalak. Aku bisa melihat kilat kemarahan di mata emerald itu. Tanpa sadar aku justru tersenyum.
"Aku yang memasak," jawabku. Melenggang meninggalkan Sakura di pintu depan bersama anak-anak. Namun baru empat langkah aku sudah berbalik. "Bisakah kau menunjukkan padaku di mana dapurmu berada?"
Dan tentu saja Sakura memutar mata. Aku tahu ia mencoba menaikkan jari tengah atau mengumpat seperti biasa. Namun ia tidak bisa melakukannya selama ada Seiichi dan Hiroshi. Lebih baik menjaga uang tetap aman di dompet daripada memberi kekayaan lebih pada anak-anak karena mengumpat.
Sakura berjalan mendahuluiku. Menunjukkan pantry minimalis yang tampak terawat kemudian berbalik menatapku. "Biar aku yang menjadi asistenmu." Ia tersenyum lebar. Seolah asisten koki sungguhan.
Aku terkekeh, sedikit, lalu mengangguk mengiyakan. Seiichi dan Hiroshi sudah sibuk dengan jumper. Mereka baru saja meneriaki Sakura untuk meminta izin. Anak pintar. Bahkan mereka tidak repot-repot untuk meminta bantuan kami.
Sakura mengeluarkan bahan makanan dari dalam kantung selagi aku menginvasi dapurnya. Dan aku terkejut melihat koleksi alat memasak Sakura. Benar-benar lengkap. Kupikir hanya ada penggorengan dan spatula dan panci. Ternyata wanita ini juga terlihat seperti wanita pada umumnya.
Aku berbalik, menatap Sakura yang sibuk dengan daging ayam. "Kita akan memasak Sup Ayam Pedas dan Gratin."
Sakura mendongak, memberi tatapan tidak mengerti selagi aku memisahkan bahan-bahan. Namun beberapa detik kemudian ia segera membantu. Setidaknya ia masih bisa belajar meski telat.
Saat aku mencuci ayam di wastafel, Sakura berujar, "Bagaimana caraku memotong ini?" sembari mengangkat bawang bombay di tangan kiri. Aku tertawa. Wanita ini benar-benar tahu cara menyenangkan orang lain.
Aku mulai mempraktekkan keahlianku. Sebenarnya ini adalah bakat terpendam di antara bakat-bakatku yang lain. Uchiha Sasuke adalah jenius. Jenius adalah Uchiha Sasuke. Dan tidak ada yang tidak mengakui hal ini.
"Selesai. Kau bisa melakukannya?" tanyaku mengamati ekspresi Sakura. Ia terlihat serius sebelum mengangguk mengiyakan. Aku masih menatapnya saat merebut pisau dari tanganku. Berusaha tidak terlihat gugup meski sejujurnya ia benar-benar lucu.
Sakura memegang pisau dengan tangan kaku. Dan hasil potongan bawang bombaynya benar-benar asimetris. Aku menggeleng. Kemudian begitu saja memeluknya dari belakang. Tanganku memegang tangannya. Mengajarkan bagaimana gerakan tangan untuk memotong yang benar.
Seolah benar-benar menikmati, aku bahkan hampir tidak sadar jika tubuh Sakura menegang. Dan kemudian saat harga diri kembali menguasai tubuhku, kami memisahkan diri dengan canggung. Bahkan dehaman kami begitu terasa dipaksakan.
Kurasa aku benar-benar dalam masalah serius.
Senin
Seharusnya aku meminta maaf dengan cara yang benar seperti yang kulakukan minggu lalu. Namun hal ini terasa begitu berbeda karena aku tidak melakukannya. Aku hanya mengundang Sakura untuk datang ke pesta kepindahan rumah sabtu nanti tanpa adanya undangan sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under These Skies (SasuSaku ver.)
FanficHidup mereka tidak sempurna; tentu saja. Satunya seorang dokter yang memiliki seorang putra, satunya lagi seorang yang giat bekerja dan memiliki satu anak pula. Kesamaan mereka ada di cacatnya hubungan sebelumnya. Dan bertemu ketika dua anak mereka...