"KENAPA?! [NAME] SAHABAT KU! UNTUK APA AKU MENJAUHINYA?!"
"diam Owen... semua ini salahmu, kau tidak datang di masa kondisi kritis nya. Ini yang bisa di bilang kau menyukai dirinya?"
"KAU BAHKAN TIDAK MEMBERITAHU DIRIKU AKAN KONDISI NYA DAN LANGSUNG MENGHILANG BEGITU SAJA. MEMANG AKU SELAMA INI KALIAN ANGGAP APA?!"
"kau tidak ingin dia kesakitan bukan... maka jauhi dirinya..."
"semuanya memburuk sejak saat itu ya..."
Owen menatap dirinya di cermin, penampilan yang sudah rapih dan koper yang ada di samping nya. Apakah perpisahan ini akan menjadi ke-asingan dirinya dengan gadis yang selama ini dia incar.
Bahkan dia masih belum menatap matanya untuk hari ini, kemarin, kemarin lagi, kemarin lagi lagi, lagi lagi kemarin. "[name]... jika saja kita masih bisa bertemu... aku ingin kau memakai kalung ku."
"aku sangat ingin menyatakan perasaan mu.."
Koper itu di tarik, keluar rumah. Memasuki mobil, kendaraan roda empat itu berputar dengan cepat. Melaju meninggalkan rumah Shelly untuk menuju bandara. Tatapan sendu serta putus asa terlihat jelas dari sorot matanya. Memandangi pemandangan dari dalam mobil.
"Terimakasih sudah menarik ku... aku sedang melamun hingga tidak melihat kendaraan tadi..."
"tidak apa... yang penting kau selamat."
pertemuan singkat sebelum mereka di pertemuan kembali di Korea. Saat itu Owen sedang ada urusan di Jepang, Korea bukanlah tempat pertama mereka bertemu kembali. Tapi jepang yang mempertemukan mereka.
[name], gadis lugu saat itu sedang mendengarkan musik sambil melamun. Wajahnya terlihat seperti pemuda yang gagal masuk kuliah. Dia menyebrangi jalan tanpa melihat kanan dan kiri, atensi nya hanya kepada sepatu nya saat itu.
teriakan dari banyak orang terdengar, namun tidak dengan dirinya. Tangan yang panjang dan kekar, menarik tubuh [name] di kala itu. Membawanya kedalam pelukan nya hingga terjatuh ke tanah.
"apa itu tadi..." gumam [name] yang sempat melihat truk yang nyaris menabrak nya.
"apa nya yang apa... kau sudah gila?!"
[name] terdiam, baru kali ini ada orang asing mengomeli nya. Dia hanya bisa menggaruk tengkuknya sambil menatap ke arah lain. Di kala itu, Owen memakai masker serta topi yang menutupi identitas nya.
"pftt-.. pasti dia tidak akan ingat jika tahu aku lah yang menyelamatkan dirinya..."
Masih bisa terkikik, berusaha untuk melupakan perpisahan yang akan datang pada dirinya. Menarik kalung yang terkait di leher nya, memandangi itu sambil terus tersenyum.
"Cantik... seperti dirimu... entah, perbuatan baik apa yang telah ku lakukan hingga tuhan menghadirkan dirimu..."
"Semoga setelah ini kita bisa bertemu..."
"[name]...Gadis cantik, sombong, dan menyebalkan itu sangat membuat ku jengkel. Dia cantik! sangat cantik.. tapi dia sombong dengan apa yang dia bisa. Sangat menyebalkan ketika dia menanyakan jawaban ulangan kepadaku. Saat SD kita sering bertengkar... namun pasti akan berbaikan lagi.
aku menyukai nya sejak dulu, tapi aku juga benci ketika aku tidak menyukai nya lagi. Aku menyukai Shelly saat itu, walaupun memang menjadikan nya bahan melupakan [name]. Rasa ini tidak bisa di lupakan, jika saja ingatan mu kembali dan ada dirimu sekarang.
aku akan menyatakan nya saat ini juga.
[name]... berpuluh puluh, Beratus ratus, bahkan berjuta juta aku akan ucapkan terimakasih sudah hadir di dalam hidup ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemanan •𝖂𝖎𝖓𝖉𝖇𝖗𝖊𝖆𝖐𝖊𝖗
Teen FictionKisah pertemanan (love story) [name] dengan teman teman nya ketika di Korea. Windbreaker X reader. cerita tidak sama, dan saya hanya meminjam beberapa scene, meminjam karakter nya juga. karya asli milik Jo Yongseok.