waktu terus berganti, pertandingan semakin dekat. Dan [name] mulai menyeimbangkan tangan nya untuk membantu Shelly, entah harus bagaimana. [name] harus melakukan apa, agar teman teman nya di jepang mau ke Korea membantu nya.
Shelly terus menerus berlatih supaya lebih cepat dan tidak tertinggal dengan yang lain. Berjalan sendiri dan menemukan sosok yang sudah lama tidak ia lihat di ujung jalan.
Tangan orang itu melambai dengan seringai yang menghiasi wajah nya. Dia menghampiri Shelly. "hai, sudah lama tidak bertemu.."
"hmm? kau tidak bilang jika sudah kembali."
"apakah itu penting?" wajah nya mendekat dengan wajah Shelly.
alih alih mereka mengobrol, ada dua orang yang menguping dari ujung. Jahyun dan Noah asih melihat orang sedang ngobrol, Jahyun yang sudah curiga segera menghampiri Shelly dan Owen yang sedang mengobrol.
"menjauh lah dari Shelly." ucap nya ketus dan dingin.
Owen terkekeh rendah, "kau takut aku mengambil nya? tidak akan..."
gubrak!
tiktik.. klontang!
atensi mereka menatap seseorang di ujung sana, orang itu membanting sepeda nya dan mengambil sekaleng kola di vending machine, senyum Owen berkembang, "Aku tidak tertarik dengan barang milik orang, lagi pula kau tahu bagaimana jalan ceritanya."
Owen berjalan menghampiri orang yang ada di ujung sana, meninggalkan Shelly dan Jahyun yang hanya diam saling memandang.
[name] menunduk dengan keringat yang mengguyur tubuh nya, rambut yang basah dan kaus tipis yang hampir nerawang, beruntung nya memang ketika memakai perban untuk dalaman. Nafas nya terdengar tergesa gesa karena memang melelahkan.
Owen berdiri di depan gadis nya yang tengah menunduk dan tidak menyadari keberadaan dirinya. Tangan itu menyentuh poni [name] dan menyisirnya ke belakang untuk menatap langsung gadis di hadapan nya, tidak peduli dengan keringat yang membasahi rambut nya.
"hai-" Owen terkejut bukan main, mata gadis di hadapan nya tertutup merasakan angin sepoy sepoy yang lewat. Tapi bukan itu, "a-apa ini?! ke-kenapa.. pipimu menjadi gembul begini?!"
"hah?..." [name] membuka matanya karena merasa tidak asing dengan suara yang masuk ke telinga nya. "Owen?!"
"iya ini aku! kenapa pipi mu menjadi gembul begini?! wajah mu jadi kaya bakpao!" Bukan nya marah, mata Owen menjadi berbinar dan berjongkok di hadapan [name].
"gadis yang ku kenal karena tirus sekarang menjadi gembul ya.. menggemaskan.." [name] diam dan meraba pipi nya, "aku makan nya seperti biasa..."
Owen terkekeh dan mengangkat tubuh [name] secara tiba tiba dan menggendong nya, "Ayo.. kita jalan jalan.."
"h-hei! tunggu! tubuh ku sedang berkeringat!"
"aku tidak peduli, tubuh mu harum.." Owen mencium pipi [name] gemas hingga matanya sebelah nya tertutup.
[name] mengelap leher dan tangan nya dengan tisu basah, bersandar di kursi pinggir jalan menunggu Owen kembali dengan membawa fixie nya yang tertinggal.
Tidak lama, si pria jangkung itu kembali. Duduk di samping [name] dan menatap [name] tanpa berbicara apapun. "selain pipi mu yang menjadi besar.. kau mengecil ya?"
"apa maksud mu?! aku sedang berusaha membuat nya tinggi lagi!"
"begitu? mau ku berikan susu protein?" tanya Owen sambil mengecupi pipi pasangan nya, gemas. "kenapa kamu begitu menggemaskan... sudah berapa lama seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemanan •𝖂𝖎𝖓𝖉𝖇𝖗𝖊𝖆𝖐𝖊𝖗
Teen FictionKisah pertemanan (love story) [name] dengan teman teman nya ketika di Korea. Windbreaker X reader. cerita tidak sama, dan saya hanya meminjam beberapa scene, meminjam karakter nya juga. karya asli milik Jo Yongseok.