[name] berjalan menghampiri meja Owen. Tapi ada hambatan yang memberhentikan langkah nya.
"hai kawan." sapa Han Nam.
"dih, sksd. sok kenal sok Deket."
Han Nam langsung diam sambil mengacung kan jadi tengah nya. "ih ga sopan, aku bilangin mamah nih." ucap [name].
[name] kembali berjalan dan berhenti di depan meja Owen, menatap nya penuh dengan curiga. Jika dia duduk di sana, tidak akan di grepe- di isengin kan? ya ga tau. "kenapa? sini duduk."
Gadis itu menatap Shelly yang ada di seberang, "tukeran..." lirih nya yang di balas acuh oleh Shelly, "ga, aku maunya dekat dengan jahyun ku!!"
si gadis speechless dan memilih untuk duduk di samping Owen, karena emang gada pilihan lagi. Sebelum duduk, dia menggeser kursi itu untuk sedikit menjauh dari Owen. Owen yang sadar menggesernya kan nya lagi ke tempat awal.
Rossi yang ga sabar berbicara, "cepat duduk! pelajaran sudah mau mulai!"
"dia nya bandel pak, geser geser kursi saya." lengan [name] di tarik paksa oleh Owen, yang membuat tubuh gadis itu tak seimbang dan langsung terduduk dengan tubuh yang menempel dengan Owen.
"tinggal duduk aja susah." ucap Owen sambil terkekeh.
"kita kenal?" tanya [name] menahan malu nya, karena semua murid di sana sedang menatap dirinya. Rossi terkekeh dan mengetuk ngetuk papan tulis, bertujuan untuk membuat para murid tidak memandangi [name] lagi.
"jadi ini kita lanjutkan materi yang kemarin..."
"Kau memakai rok span? kenapa tidak memakai rok rempel?" tanya Owen memerhatikan penampilan [name].
"entah.. Shelly bilang aku harus belajar menjadi anggun sedikit." jawab nya.
"Aku lebih suka kau menjadi dirimu sendiri.. besok ganti rempel saja.." ucap nya sambil membelai surai wolfcut [name].
"Emang iya? kalo rempel memang lebih mudah bergerak.."
"iya, cocok untuk dirimu yang tidak bisa diam.." Owen mengeluarkan buku pelajaran nya dan mulai menulis pelajaran yang ada di papan tulis.
begitu juga dengan [name], dia menyalin catatan Owen yang sudah lama. Padahal Owen juga baru balik, tapi ya bisa nyusul dikit lah pas awal awal. "tulisan mu kaya ceker ayam.." komentar [name].
"ini kan bahasa Korea, beda sayang..."
"begitu? aku bisa, jika bahasa jepang sih.."
"ih gemes deh, jadi pengen kokop." Kesel sendiri Owen.
[name] terus menyalin catatan itu hingga selesai, tapi harus mencatat juga materi yang ada di papan tulis. Semuanya sibuk, tapi cuma Owen yang punya kesibukan yang berbeda.
Dia menulis nya dengan cepat, ketika menunggu yang lain selesai dan menulis materi selanjutnya, dia gunakan waktu itu untuk menjelaskan pelajaran kepada [name].
"ngerti ga?" tanya Owen sambil menyelipkan rambut [name] ke belakang telinga nya. "lumayan.. terimakasih."
"gratis? ga, kecup dulu."
"gamau..." tolak [name] sambil kembali menulis. "yasudah, tidak ku ajarkan lagi."
"Dih, gitu masa.."
"kecup dulu makannya..."
"nanti nanti.."
"bener? kalo boong dua ribu."
"iya, bawel."
jam istirahat.
[name] di ajak Shelly untuk bergaul dengan Miyoung dan Yoonha, mereka berempat di tepi taman sambil berbincang bincang, di sela juga dengan makanan ringan untuk mengisi perut mereka.
"ah! jadi yang di maksud Minwoo itu dirimu?" tanya Miyoung, [name] menganggukkan mengiyakan nya.
"wahh! ternyata memang benar ya, kau terlihat tengil."
"pftt-" Shelly tertawa melihat [name] diam menahan nyeri di dadanya, padahal kan memang nyata.
[name] memperhatikan Yoonha, "Yoonha.. rambut mu keren, paras mu cantik dengan rambut itu."
"benarkah?"
[name] lagi lagi mengangguk, "iya, pantes si kumis suka." ceplos [name], Yoonha tersipu dan berusaha menyembunyikan nya.
"ih malu malu kambing."
semua nya tertawa bahagia, Jahyun memerhatikan keempat perempuan itu. Entah, hatinya memang selalu merasa hangat ketika melihat Shelly yang tertawa. walaupun memang sering, tapi Shelly seperti bertemu dengan dunia nya.
Han Nam yang melihat arah pandang jahyu menyeringai. Dia menyenggol lengan pemuda berkaca mata sambil berbicara, "kau menyukai mereka? is is is.. padahal sudah punya Shelly."
"berisik sekali.. tidak bisa melihat ku bahagia ya?" Jahyun memerhatikan sekitar, tumbenan ia tidak melihat pemuda pirang yang selalu membututi [name].
Setelah dia amati sekitar, Owen sedang mendengarkan musik sendiri di ujung sana. Di bawah pohon rindang, ia menikmati waktu nya sendiri. Pengamatan nya berhenti ketika Shelly datang menghampiri nya.
"Jahyun!"
Jahyun tersenyum kecil dan mengelus Surai pirang Shelly. "sudah berbincang nya?" di balas anggukan, "iya.. sudah. Ayo! ke kelas bersama.."
"jangan.. aku belum makan, temani aku dulu ya."
Mereka berdua berjalan bersama tanpa memikirkan orang yang ada di sebelah mereka tadi. Han Nam memasang wajah seolah olah emot batu, lalu dia geram. "cih, dasar bucin."
"lihat saja jika aku sudah pacaran dengan Yoonha!"
"memang bisa ya?"
cup!
satu kecupan mendarat di pipi kiri Owen. Pria itu yang sebelum nya menutup mata, kini terbuka karena kaget. Melihat siapa yang datang, terkekeh geli dan melepaskan headset nya.
"sudah selesai acara ngobrol nya?" tanya Owen sambil bangun. "Dan kecupan tadi sebagai bayaran kan?"
"bukan... hanya ingin."
Owen menggenggam tangan [name] dan membawa nya untuk jalan bersama. "nanti pulang ada waktu?"
"Aku harus ekskul, sebelum sekolah dini sini aku menyempatkan untuk daftar.."
"Lagi pula kembali sana... masih mau menginap, huh?!""tidak mau.. kalo bisa ayo menikah, agar bisa tinggal bersama, menua bersama, dan bikin ana-"
duag!
"iya iya maaf... lagi pula kan tidak ada salahnya mencoba." Owen menggaruk kepalanya, "ya sayang?"
"G-gak mau! apasih, bahas nya jauh.."
Lagi lagi kekehan terdengar dari bibir di jangkung pirang. "Besok ada waktu? sebenarnya sepulang kamu ekskul juga tidak apa.. aku pulang duluan dan akan ku jemput."
"repot nanti. Tidak usah.."
"Gapapa, apapun kalo untuk dirimu."
"geli ya dengernya.."
"jahat banget ya."
"berjanda ay."
#TBC.
hai, sayang. Berhenti tag ak di vidio bucin ya, nanti kita bikin 🤭🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemanan •𝖂𝖎𝖓𝖉𝖇𝖗𝖊𝖆𝖐𝖊𝖗
Teen FictionKisah pertemanan (love story) [name] dengan teman teman nya ketika di Korea. Windbreaker X reader. cerita tidak sama, dan saya hanya meminjam beberapa scene, meminjam karakter nya juga. karya asli milik Jo Yongseok.