Bab 13

13.7K 1.5K 203
                                    

Halo!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo!!!!

Yang kangen Kamaruna boleh loh spam ombaknya yang buanyaakkk 🌊🌊🌊

Kalau buanyak nanti aku kasih bonus.

Happy reading!

***


Selama hampir tiga puluh menit aku menghabiskan waktuku untuk berbincang dengan Arum. Ya, dia satu-satunya orang yang menjadi tempatku untuk menuangkan keluh kesahku dari dulu hingga saat ini. Bukannya aku tak punya sahabat atau orang lain selain Arum, hanya saja aku memang memilih untuk menjadikan keluarga sebagai orang terdekatku.

Meskipun aku dan Arum kembar, namun perbedaan terlihat sangat jelas antara kami berdua. Arum cenderung pendiam dan sangat sangat introvert. Sedangkan aku berkebalikan dengan Arum, suka menghabiskan waktu di luar dengan teman-teman, seperti liburan bersama atau nongkrong.

Aku hanya tidak terlalu suka sendiri, rasanya bingung kalau aku sendirian dan gak ada orang disampingku. Ya setidaknya aku membutuhkan satu orang untuk aku ajak bicara.

Dulu aku membutuhkan orang lain untuk bisa aku andalkan. Apalagi waktu kuliah dulu gak mungkin aku bisa survive sendirian tanpa bantuan orang lain. Aku pontang panting mencari teman untuk membantuku belajar, mempersiapkan ujian, bahkan mendapatkan bocoran soal. Jadi ya kadang wajar banget kalau temanku banyak, terutama kakak kelas laki-laki.

Haha. Menjadi playgirl adalah salah satu kekuatan untuk bertahan hidup versiku.

Tapi lihat aku sekarang. Sendirian, di negeri orang, gak bisa hangout karena terpentok izin suami. Awalnya aku hanya memikirkan hal yang menyenangkan saat bisa melanjutkan studi di sini. Belajar, dapat ilmu baru, menghirup udara bersih, pokoknya yang keren-keren. Sayangnya setelah beberapa bulan di sini, beradaptasi dengan lingkungan yang sangat sangat berbeda adalah hal yang sulit.

"Susah banget tau Rum materinya. Ini baru awal semester padahal, gue belum ketemu sama dosen pembimbing buat tesis gue," keluhku ke Arum.

Arum menghela napas panjangnya. Meskipun ia pun tak tahu seberapa sulit keadaanku, namun Arum adalah orang yang paling simpatik.

"Pasti struggle banget ya lo. Udah di negara orang, pakai bahasa inggris, culturenya beda, pasti orangnya juga beda-beda."

Aku mengangguk menyetujui ucapannya. "Iya! Lo tahu gak sih, biasanya kalau di indo ada aja yang ngajakin hangout. Orangnya juga seru-seru, nyambung gitu."

"Emang sekarang gak ada? Kan lo orang paling gaul dibanding gue."

"Gak tau ya Rum. Makin ke sini tuh, makin males aja gitu kenalan sama orang baru. Basa-basi, ketawain hal yang gak lucu biar gak canggung, apalagi memahami orang baru."

A Reason to be With You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang