|9| Ponakan Tersayang

109 19 1
                                    

Ayah juga bilang dia telah menyesal memperlakukan saya dengan buruk, menyiksa saya di masa lalu dengan membabi buta termasuk wanita yang kini tertunduk lesu merasa bersalah atas perlakuan di masalalu.

Menyesal telah membanding bandingkan saya dengan orang yang tak ingin disebutkan namanya. Saya yang mencoba menyela dengan sinis mengatakan bahwa hanya karena Hideki melakukan kesalahan besar itu dan telah membuat malu nama keluarga membuat mereka menjadi seperti ini, mulai mengakui saya sebagai anaknya.

Katanya tidak, ayah menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari penuturan saya yang lumayan cukup melukai perasaan nya. Ada seorang pembantu kepercayaan nya yang bekerja disaat saya masih tinggal dirumah itu.

Pembantu atau bawahan kepercayaan ayah yang kemudian bercerita panjang lebar mengenai diri saya yang dulu, sebut saja Mba Retha.

Bagi saya Mba Retha merupakan orang yang baik, dia satu satunya orang mengerti perasaan dan kondisi saya saat itu, dia yang paling mengerti dibandingkan keluarga saya sendiri. Wanita itu bercerita apa adanya mungkin dari pengalaman saya tinggal dirumah besar itu membuat mereka tersadar.

Termasuk saya yang telah mendonorkan darah untung ayah di saat dia mengalami pendarahan pasca kecelakaan tunggal perjalanan pulang dari luar kota menuju ke mansion. Sebagai seorang anak mana mungkin saya tega membiarkan ayah saya dalam keadaan seperti itu, keadaan yang menyedihkan ditambah lagi tidak ada golongan darah yang cocok untuk di donorkan.

Golongan darah yang langka dan hanya saya yang memiliki golongan darah yang cocok untuk disumbangkan.

Tapi bukti lain dimana ketika saya berusaha mati matian membela ketika teman saya itu mengolok ngolok keluarga saya dan mengatakan hal yang tidak tidak. Dikatakan nya bahwa ayah saya seorang Mafia atau orang yang memiliki sikap angkuh meski itu benar, saya tak sungkan sungkan akan menghajar mereka yang berani mengatakan hal buruk tentang keluarga Alfiansh.

Meski saya pada akhirnya menyesal dan merasa tidak ada salahnya mereka dulu mengatakan hal hal tak baik tentang keluarga angkuh ini, keluarga yang menuntut kesempurnaan dan menyingkirkan segala kekurangan dimiliki setiap anggotanya.

Bodohnya saya waktu itu, saya yang masih menganggap bahwa semua perlakuan mereka itu benar, saya yang berada di posisi sebagai Risa dulu. Risa itu adalah penggambaran saya di masalalu menyedihkan.

Dengan cerita ayah dan ibu mencoba untuk meyakinkan saya memaafkan segala perbuatan mereka. Sebagai permintaan maaf yakni Ibu dan Ayah meminta saya untuk pindah dari kontrakan ini dalam kurun waktu lima hari kemudian. Ibu kontrakan mulai bertanya-tanya tentang kepindahan saya yang tiba tiba dengan alasan sedikit tidak masuk akal kemudian saya jawab.

Ibu pemilik kontrakan juga tidak bertanya lebih dalam lagi, dia membiarkan saya pergi dengan barang barang yang telah di kemasi berada diatas mobil pick up, barang yang tergolong sangat sedikit itu dibawa menggunakan mobil dari jasa pemindahan barang.

Ayah dan ibu mengajak saya untuk pindah ke sebuah apartemen milik mereka, apartemen yang tentunya bukan bersebelahan dengan tempat tinggal kakak saya itu. Si brengsek Hideki yang memiliki apartemen pribadi sedangkan saya mungkin untuk sementara tinggal didalam apartemen mereka.

Hanya untuk sementara, saya juga tidak mau dianggap sebagai orang yang berhutang budi pada mereka berdua. Saya tidak mau, saya tidak mau. Masih ada aura kebencian yang terpancar pada diri saya dengan mereka.

Saya tinggal di apartemen mewah ini tidak akan berlangsung lama.

Ibu bercerita tentang jalang itu.

Memang kasar saya berkata seperti tadi, menyebut anak orang dengan sebutan jalang bukanlah hal yang pantas untuk disebutkan tapi apakah bukan jalang namanya jika gadis itu hamil diluar nikah, sebaik-baiknya seorang gadis pasti bisa menjaga dirinya dari lelaki bejat yang hendak menodai tubuhnya. Dan lihatlah dia, dia telah berbadan dua dari hubungan gelapnya.

RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang