|6|

113 19 1
                                    

.

Risa ditemukan pingsan. Posisinya tengkurap jatuh dari bangku taman, seorang pria tanpa nama itu membawa gadis malang tersebut menuju rumah sakit.

Hujan mengguyur deras taman besar ini dan seluruhnya, pria itu mengorbankan dirinya dan terpaksa dia harus merasa kehujanan saat menggendongnya dan memasukan nya kedalam mobil.

“Tidak apa-apa, sekali berbuat baik pun tidak apa-apa” gumamnya sembari menatap Risa yang masih dalam kondisi tidak sadarkan diri. “Sebetulnya siapa gadis ini, kenapa dia bisa pingsan sendirian?”

Kemudian menancapkan gasnya untuk pergi dari lokasi. Jalanan yang licin untuk dilalui, pelan-pelan agar selamat sampai tujuan untuk membawanya kerumah sakit.

Pria tanpa nama itu sesekali melihat gadis yang ditolonginya, alisnya mengernyit ketika melihat rentetan luka di wajahnya hingga bagian dagu terdapat luka lebam yang lumayan cukup lebar.

Kedua bola matanya terkejut ketika melihat gadis itu yang dipenuhi luka. Apakah dia mendapatkan siksaan dari orang tuanya maupun anggota keluarganya yang lain dan di bully di sekolah mendapatkan siksaan fisik atau habis terjatuh? Ada luka baru dan juga luka yang membekas lama di kulit.

“Gadis yang malang” lirihnya.

Perjalanan menuju rumah sakit membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam. Rumah sakit Harapan Kita tempat gadis itu akan di rawat sekarang. Dia pria yang merasa iba dan tidak tegaan itu kemudian memarkirkan mobilnya di parkiran berlokasi bawah gedung Pavilliun Rumah Sakit.

Mobil yang terparkir disana. Dia keluar dan menggendong gadis mungil ini, dia menggendong ala bridal style dan memastikan dengan jari telunjuk mengarahkan ke hidung, “masih hidup”

Ia sedikit berlari sembari membawa gadis itu menuju ruang UGD. Suara lengguhan keluar dari bibir manisnya, dia sedikit terkejut dan mencoba untuk menenangkan nya dengan pelan. Wajahnya yang sedikit agak familliar dan sepertinya dia mirip seperti anggota keluarganya. Tapi siapa?

Dan teringat sesuatu terlintas dibenaknya, wajah ini mengingat seperti keponakan nya. Tapi siapa, barulah dirinya tersadar ketika keponakan tersayangnya itu persis seperti gadis ini. Wajahnya dan postur tubuhnya yang sama, hanya saja bedanya gadis itu terdapat rentetan luka bagian pinggir wajah dan leher.

Pria itu ingin tahu, apakah dia mendapatkan siksaan dari keluarganya atau bagaimana. Dia menatapi gadis ini dengan iba, sudah berapa lama siksaan yang didapatkan nya? Kejam sekali.

Gadis itu kemudian dibawa keruang UGD dan menjalani pemeriksaan disana. Dokter pun kemudian turut memeriksa kondisi Risa termasuk luka-luka yang dialaminya. Dan tahu, setelah dokter itu keluar dari dalam ruangan dan dibuntuti oleh suster.

Penuturan jelas dari dokter membuat pria itu terkejut seakan jantungnya merosot ke dalam perut.

“Anak yang ditemukan oleh Anda mengalami penyakit Miningitis”

Miningitis. Mungkin banyak yang membuat orang tidak percaya atau mungkin tidak tahu tapi tidak dengan pria ini. Dia tahu yang dimaksud penyakit dibilang dokter tadi.

Penyakit dibilang dokter adalah Penyakit yang terjadi karena ada peradangan atau inflamasi pada selaput otak yang bernama miningen. Selaput ini merupakan lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.

Penyebabnya dari yang ia tahu adalah karena akibat benturan, apa mungkin kepala gadis itu sering dibentur benturkan hingga penyebab terjadinya penyakit Miningitis adalah itu.

Dokter memperbolehkan dia masuk, masuk kedalam ruangan dimana gadis yang divonis penyakit mematikan itu hatinya terasa pilu. Beberapa infus dan selang yang apapun itu entah apa namanya, anak itu tertidur bak seorang putri. Cantik sekali, putri kecil malang dia masih belum siuman dari pingsan nya, padahal saat itu dia sempat mendengar suara kecil dari bibirnya.

RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang