Pria itu tampak menyayangi anaknya yang berada di dalam kandungan Emmily tapi tidak begitu dia lahir.
Hideki brengsek menganggap bahwa anaknya lah yang telah membuat istri tercintanya meninggal, tepat saat itu dia mengutuk anaknya sendiri dan tidak akan pernah mau menerimanya.
Saya hadir di rumah sakit itu, melihat pria itu marah marah dan seolah menyalahkan takdir atas semua yang menimpa nya.
Hal yang tidak terduga terjadi ketika pria itu hendak menyakiti anaknya. Dia hampir membantingnya ke lantai sebelum saya dan kedua orang tua saya segera menghentikan aksi gila nya itu.
Pria tegar nan kuat itu kemudian menangis pelan dan menyalahkan semua takdir yang terjadi pada anak nya baru saja lahir. Saya mencoba untuk membuatnya mengerti dan saya juga bersedia akan merawat anak yang hendak di bunuh olehnya.
Tapi tidak, pria itu menolak. Dia yang akan mengurus anaknya sendiri. Saya tidak yakin, bukankah sebegitu bencinya ia pada anaknya sendiri dan sekarang ia bersedia untuk mengurusnya.
Ibu dan ayah padahal sudah menawarinya dan biarkan mereka mengurusnya tapi dia menolak dan memilih untuk dirinya yang mengurusi anak itu.
Saya tidak yakin, saya tidak yakin jika pria itu bisa mengurus anak. Saya merasakan firasat buruk ketika anak itu berada di pihak asuhnya, bagaimana pun saya harus turun tangan dalam mengasuh anaknya yang baru saja lahir.
Nama Risa itu diberikan oleh saya. Risa Alfiansh menggunakan marga dari sang ayah dan memiliki banyak kemiripan menurun dari sang ayah, mulai dari rambut, kulit, menurun dari pria itu dalam versi perempuan.
Hal yang tidak terduga duga pun terjadi, hal yang membuat pria itu semakin menyalahkan anaknya sendiri adalah ketika kami berdua mengetahui jika Ibu dan Ayah meninggal dunia.
Mereka mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju kediaman Hideki, padahal sehari sebelumnya mereka sempat berbincang bincang hingga suatu takdir terjadi pada mereka secara tiba tiba yang pada akhirnya Ibu dan Ayah meninggal dunia.
Mendengar kabar itu membuat saya terkejut dan syok setengah mati dan juga Hideki, dia berusaha untuk tetap tegar selama proses pemakaman kedua orang tua kami. Ibadah penutupan peti dia masih bisa menyanyi dan berdoa hingga sampai upacara pengkuburan peti itu selesai disaat semua orang telah meninggal.
Semua orang orang hadir di pemakaman itu, mulai dari reekan bisnis ayah dan ibunya, pihak keluarga termasuk Ibu dari Emmily yang ikut datang dalam upacara pemakaman tersebut, ucapan mereka tentang turut berduka cita atas kepergian kedua orang tua kami dan sedikit kalimat penghiburan.
Mereka menepuk kedua pundak kami berdua dan kalimat penghiburan itu lebih mengarahkan pada Hideki. Dia hanya diam mematung lalu berjongkok menatap dua gundukan tanah dengan nisan yang tertera nama Ibu dan Ayah.
Di balik kedua bola matanya yang kosong terdapat kesedihan yang tertera disana, betapa terpukulnya ia setelah kehilangan istri tercintanya lalu disambung dengan kedua orang tua kami yang meninggal setelah beberapa hari.
Bodohnya pria itu langsung menyalahkan anaknya yang tidak tahu apa-apa. Seakan anak ini merupakan anak yang menjadikan sebab kematian orang tercinta nya, istilahnya anak pembawa malapetaka, anak pembawa sial.
Bagaimana perasaan saya ketika mereka berdua meninggal? Apakah saya sedih dan juga tentang kakak ipar yang meninggal apakah saya sedih juga?
Tentu saja, saya juga tidak sejahat itu. Bagaimana pun mereka adalah kedua orang tua saya, saya memang sedikit menyesal ketika mengingat saya kabur meninggalkan rumah itu dan hampir saja mengusir mereka ketika datang ke kontrakan, saya sempat meragukan permintaan maaf mereka dan kini ketika kepergian Ibu dan Ayah apakah saya masih menyimpan dendam dari setiap perlakuan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risa
RandomSebuah harapan kecil yang dimiliki oleh gadis itu. Sembari menitikkan air mata, kedua netranya memandang langit mendung. Duduk di bangku taman sendirian tanpa ditemani oleh seorang teman pun, sendirian tidak ada siapa-siapa terkecuali dirinya. Terl...