Maafkan Papa, Papa menyesal. Apakah kamu mau memaafkan Papa nak?
Haris? Apa kamu mau memaafkan kakak atas semua yang kakak perbuat dengan mu, kakak ini benar benar berengsek.
Buku itu, buku itu yang sudah menyadarkan saya akan perbuatan saya selama ini, saya telah menyiksa Risa putri yang dulu saya harapkan hadir di dunia ini namun ketika ia lahir saya membenci nya.
Apakah senang jika anak pembawa sial itu pergi dari rumah ini? Saya bisa merasa lega dan orang yang saya benci itu bisa pergi dari sini, untuk masalah pekerjaan rumah bisa saya mencari pembantu baru atau memanggil pembantu lama yang pernah bekerja di rumah ini.
Saya menyesal. Begitu bodoh saya, gadis itu pergi tanpa meninggalkan jejak sama sekali, hilang begitu saja seolah di telan oleh bumi. Kejadian nya mungkin pada saat pulang sekolah.
Ada dua kemungkinan terjadi di saat Risa kabur. Adik saya yang bernama Haris itu berusaha untuk membawa Risa kabur, meski usahanya gagal namun ia pantang menyerah dan terus akan mengambil Risa hingga dia tidak memikirkan ada cara lain untuk bisa membawa gadis kecil itu kabur.
Yang saya tahu dia orang yang super sibuk dengan pekerjaan nya saat ini, saya tidak akan menduga kalau Haris bisa membawanya kabur disaat hari hari kerja. Pulang sekolah adalah pilihan yang tepat dan rencana nya pasti akan berhasil mengingat saya bekerja dan pikirnya saya juga tidak akan peduli.
Kemungkinan yang kedua harus saya buang jauh jauh adalah putri saya yang diculik oleh orang yang tidak dikenal. Zaman sekarang memang sedang rawan yang namanya penculikan anak di bawah umur termasuk Risa. Risa yang selalu berangkat pulang sendirian tanpa teman itu membuat saya takut sekarang jika itu memang benar, saya bisa gila saat ini.
Alasan saya mencegah Risa pergi dan selalu berakhir dengan pertengkaran ketika Haris mengunjungi kediaman saya. Dua sebab alasan saya tetap mempertahankan Risa dirumah ini yang pertama adalah saya masih memegang janji Ibu, ayah, dan Emmily untuk menjaga Risa dengan baik meski saya tidak menjaganya dengan baik, kedua adalah tentu saya tidak mau di laporkan ke pihak berwajib atas penyiksaan yang dilakukan oleh saya pada anak di bawah umur.
Semua orang men cap saya sebagai ayah yang buruk, kabar itu bisa membuat Perusahaan yang di kelola itu bankrut seketika. Orang orang yang saya kenali mulai menjauh dan menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara.
Tapi, jika benar Haris melaporkan saya untuk masuk ke penjara atas penganiayaan anak. Saya? Tanpa pilihan lain saya bersedia menerima nya dan masuk ke dalam penjara, saya bersama dengan Narapidana lainnya hingga semua itu berbalik saya menerima siksaan dari mereka seperti saya menyiksa anak sendiri.
Jika itu benar-benar terjadi saya hanya akan pasrah menerimanya. Apakah anak itu mau memaafkan saya? Apa dia mau? Saya tidak yakin, bagaimana pun orang juga memiliki logika dan perasaan. Ketika saya menyiksanya bertahun-tahun lalu tiba-tiba saja meminta maaf dengan gampangnya.
Walau saya lihat dia merupakan gadis baik baik saja tapi saya tidak yakin jika dia akan memaafkan saya dengan begitu mudahnya, saya tidak yakin sama sekali. Berkat saya gadis kecil yang tidak bersalah itu menumbuhkan trauma berkepanjangan.
Alasan saya membenci Risa adalah alasan utamanya yaitu kematian istri saya dan juga kedua orang tua saya berikutnya. Mati secara berurutan dan saya langsung berpikir bahwa anak itulah yang menyebabkan musibah menimpa kami.
Kematian mereka membuat saya begitu sangat terpukul, hati saya sakit setiap mengingatnya akan kematian mereka berdua. Saya terpuruk, jiwa seakan hancur dan tidak semangat untuk melakukan sesuatu, mereka yang hadir di upacara pemakaman dan mencoba untuk menghibur dan membuat saya kembali tegar. Saya yang saat itu sudah sangat muak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risa
RandomSebuah harapan kecil yang dimiliki oleh gadis itu. Sembari menitikkan air mata, kedua netranya memandang langit mendung. Duduk di bangku taman sendirian tanpa ditemani oleh seorang teman pun, sendirian tidak ada siapa-siapa terkecuali dirinya. Terl...