"Kau tidak akan mendengarkanku bukan, Bianca?" Ujar Gemma seraya duduk di balik kemudi mobil, Bianca yang duduk di sebelahnya menatap keluar jendela. Gemma memarkir mobilnya di pinggiran sebuah taman, letaknya tidak jauh dari hotel tempat Bianca menginap.
Gadis itu diam beberapa saat untuk kemudian menghela napas pelan, "Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja Gemma," ucapnya yang membuat Gemma tertegun.
"Apa kau lupa tujuanmu datang ke Indonesia?" Tatapnya, jemari gadis itu bertautan.
"Aku tidak menyangka bahwa usahaku menemuimu menjadi jalan untukku bertemu dengan Elang, seperti takdir. Takdir yang tidak bisa ku abaikan." Terang Bianca yang kini balas menatapnya, sementara Gemma menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
"Takdir? Orang yang kau anggap takdir bahkan sudah memiliki seseorang dalam hidupnya."
"Tapi Elang tidak mengingatnya."
"Bianca?!" Gemma tidak habis pikir, bagaimana gadis itu bisa menjadi seperti ini?
"Gemma, jika delapan tahun lalu Elang tidak kehilangan ingatannya mungkin saat ini kita tidak akan bersama. Kau hanya akan mengenalku sebagai istrinya." Kata Bianca yang membuat Gemma terdiam, kehilangan kata-kata. Pria itu memejamkan mata, meremas rambutnya dengan rahang yang mengeras. Menahan gejolak dalam dadanya.
"Ini gila, aku tidak percaya mendengar semuanya darimu seperti ini." Gemma menatap miris, setiap ucapan yang keluar dari mulut gadis itu layaknya pisau tajam yang menghujam jantungnya. Menyayat perasaannya tanpa ampun.
"Jadi, kau akan meninggalkanku?" Ucap Gemma. Terdapat kilatan dalam mata Bianca, namun gadis itu diam dan mengalihkan pandangan. Membuat Gemma mencelos, tersenyum pahit.
"Semudah itu? Kau membuangku semudah itu Bianca?" Tatap Gemma, sementara Bianca tidak berani balas menatapnya.
"Maafkan aku Gemma," ucap Bianca, namun Gemma menggeleng-geleng.
"Aku bahkan tidak yakin kau benar-benar mencintainya," tandas Gemma tiba-tiba yang membuat Bianca kembali balas menatapnya.
Pria itu menopang kedua tangannya di setir, lalu menatap Bianca dengan tatapan lurus.
"Aku akan melihatnya, apakah benar cintamu seserius itu? Apa Elang juga akan meninggalkan tunangannya dan berlari kepadamu? Kembali ke masa delapan tahun lalu yang sepertinya sepenting itu bagimu. Aku akan melihatnya Bianca." Ujar Gemma. Gadis itu terperangah, namun kemudian mengendalikan raut wajahnya seraya meraih tas dan melepas seat belt.
"Selamat tinggal Gemma, I'm sorry."
"Sampai bertemu lagi, mantan kekasihku." Balasnya, lalu tersenyum samar menatap Bianca yang tergesa keluar dari mobil dan melangkah menjauh meninggalkannya.
Gemma tidak beranjak, menatap bayangan gadis itu sampai menghilang dari pandangan. Untuk kemudian memejamkan mata seraya menyandarkan punggung, semuanya berantakan.
🌻
Cora mengerjap, menatap sosok yang berada di luar unit apartemennya.
"Gemma?" Gadis itu menoleh menatap jam dinding, jam sembilan malam. Ada apa Gemma menemuinya malam-malam dan tidak menghubunginya terlebih dahulu?
"Ada apa Gem?" Cora membuka pintu dan pria itu melangkah masuk begitu saja sambil melambai-lambai tidak jelas. Detik itu Cora tertegun, menyadari sesuatu. Gemma bau alkohol, menyengat sekali.
"Kau mabuk?" Tanya Cora yang bahkan belum menutup pintu dan belum beranjak dari pintu, menatap Gemma yang melangkah sempoyongan lalu duduk di karpet ruang tengah seraya bersandar ke kaki sofa.
![](https://img.wattpad.com/cover/361616894-288-k678670.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lost Memories
Romance"Aku tidak tau cintanya atau cintaku yang lebih dalam kepadamu, begitupun aku tidak tau mana yang lebih besar antara cintamu untuknya, atau cintamu untukku." Hari pernikahan Elang dan Cora hanya tinggal menghitung waktu, semuanya sempurna dan bahagi...