Elang masih berdiri membeku mendengar ucapan Cora tentangnya yang membelikan begitu banyak buku hanya untuk tunangannya, apa Elang yang semakin tua adalah pria gila?
"Kau tetap membelinya sekalipun aku menolak, bahkan tadinya kau mau membangun satu perpustakaan kecil tepat di halaman depan untukku. Kau bilang pasti akan lucu, seperti sangkar burung." Ujar Cora, dan gadis itu mengatakan semuanya dengan raut datar. Membuat Elang mematung, katakan kalau gadis itu tengah mengada-ada. Apa ia harus membela diri? Atas ucapan gadis itu yang tidak ada dalam memorinya? Ia merasa tengah di permalukan atas tingkah yang Ia sendiri tidak ingat.
"Su-sungguh?" Elang tersenyum kaku, dan Cora hanya mengangguk ringan.
"Ya, jadi aku membujukmu untuk memanfaatkan ruangan lantai dua ini. Kau juga bisa menyimpan video game di ruangan yang sama, kukatakan kalau ini jauh lebih romantis. Dan kau menurut, inilah hasilnya." Lanjut Cora, lalu kembali berbalik menghadap rak buku. Sementara Elang masih tertampar realita. Apa selama ini Ia tumbuh menjadi pria tidak waras? Bukan sebagai pria gagah berjiwa kesatria? Kehidupan macam apa yang Ia jalani?
"Aku sudah selesai," gadis itu kembali menatapnya, terdapat buku yang tidak lebih dari sepuluh di tangannya.
"Hanya itu? Kau boleh membawa lebih, lagipula bukankah... ini semua untukmu?" Tatap Elang, gadis itu balas menatapnya lekat lalu menghela napas.
"Kenapa kau bisa seyakin itu? Bagaimana kalau ternyata aku tengah membohongimu?" Cora mengeluarkan sebuah kotak besar dari tas yang di bawanya dan beralih memasukan buku-buku kedalam tas. Elang diam, lalu mengangkat bahu.
"Entahlah, aku memang tidak begitu tertarik dengan buku. Tapi aku memang menyukai video game, jadi aku tidak merasa ada yang salah sekalipun kau mau membawa banyak buku dari sini." Elang berkata ringan. Cora tersenyum kecil, lalu mengulurkan kotak besar di tangannya.
"Apa ini?" Tanyanya, pria itu berniat membukanya tapi jemari Cora menahannya.
"Hanya barang milikmu, terserah mau kau apakan. Awalnya ini penting sekali, tapi sekarang sudah tidak akan terpakai. Bukan barang berharga, tidak perlu kau buka sekarang." Ucap Cora sambil merenungi satu tangannya yang ada di atas kotak, untuk kemudian menarik tangannya lagi.
Elang diam, namun setelahnya mengangguk.
"Aku akan meletakkannya di kamar," pria itu melangkah memasuki kamar yang pintunya sudah terbuka di lantai dua, dan meletakkan kotak itu di atas tempat tidur.
Tatapan Cora mengikuti Elang, sekilas menatap ruangan kamar dari balik pintu yang terbuka.
"Kau tidur di atas?" Tanya Cora.
"Ya, Mama Papa dan Ezath menempati kamar di bawah. Mereka menyuruhku tidur di sini." Jawab Elang.
"Kau juga tau kalau ini akan menjadi kamar pengantin?" Tanya Cora yang membuat Elang terpaku, menatap Cora dengan mata melebar. Ah, pria itu tidak tau. Tanpa sadar Cora terkekeh kecil, ekspresi kaget Elang sama sekali tidak berubah. Dan itu selalu mampu memancing tawanya.
Cora berdeham, berusaha untuk tidak tertawa.
"Tutup pintunya sebelum turun," kata Cora lalu melangkah menuruni tangga.
"B-baik sweet..." Elang tertegun, apa yang hampir ia katakan? Dan itu juga sampai ke telinga Cora, gadis yang sudah menjejak tangga itu menoleh kearahnya.
"Apa yang tadi mau kau ucapkan?" Tatap Cora, entah mengapa ada harap yang begitu saja muncul dalam hatinya. Tidak bisa di cegah, membuncah tanpa kendali. Elang mengerjap, lalu menggeleng.
"Entahlah... aku tidak tau kenapa aku hampir mengucapkannya?" Elang menatap sungguh-sungguh, Cora menelan ludah. Itu hanya refleks dari kebiasaan Elang selama ini, apa yang Ia pikirkan? Gadis itu menggigit bibir, lalu mengangguk dan kembali menuruni tangga. Menyisakan Elang yang entah mengapa merasa bersalah, seakan ia tidak suka melihat gadis itu kecewa.
![](https://img.wattpad.com/cover/361616894-288-k678670.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lost Memories
Romance"Aku tidak tau cintanya atau cintaku yang lebih dalam kepadamu, begitupun aku tidak tau mana yang lebih besar antara cintamu untuknya, atau cintamu untukku." Hari pernikahan Elang dan Cora hanya tinggal menghitung waktu, semuanya sempurna dan bahagi...