"Jika kau masih tidak bisa mengeluarkan kekuatanmu ...."
Hali mendorong tubuh Fang ke samping dengan cepat karena merasa terhalang ketika akan memasuki area taman.
"Artinya jam itu tidak mendeteksi adanya sesuatu yang sedang mengincar pemiliknya."
Fang tertawa mendengar ucapan Hali barusan. "Pede sekali. Yakin hanya kau yang diincar?" tanya Fang menyindir Hali yang berucap demikian.
Fang tidak percaya kalimat asal bunyi dari Hali itu.
Melihat Fang yang penuh akan keraguan membuat Hali membuang nafasnya malas.
"Seharusnya mereka sekarang ingin mengigitmu jika memang tertarik padamu," balas Hali menunjukkan pergelangan tangannya yang sudah dikelilingi oleh beberapa virus kecil.
"A-aneh sekali. Apa tidak bahaya?"
Hali tidak membalas. Ia seketika memegang beberapa virus itu dan langsung menghancurkannya hanya dengan satu tangan, membuat Fang terpukau melihat kemampuannya.
Hali pun menunjukkan tangan berbekas darahnya itu sebelum berkata, "Tidak bisa dipastikan seberapa berbahaya virus ini bagi manusia. Hanya saja ...."
Hali terhenti.
Sebelum Fang dapat menanyakan alasan dibalik kalimat yang terhenti itu, Hali tiba-tiba saja memusnahkan tiap virus yang berani menampakkan diri padanya dengan listrik merah yang menusuk-nusuk.
Mata Fang melebar memandangi betapa cepatnya Hali dalam membunuh semua virus berbentuk bola yang muncul ke hadapannya dalam jumlah yang tidak sedikit itu.
Jumlah yang masif ini sepertinya akan sulit dibunuh hanya dengan senjata saja. Perlu ketelitian dalam melakukan gerakan apapun jika harus berhadapan dengan musuh sebanyak ini.
Belum lagi, virus yang bisa saja tidak akan keluar dari persembunyian.
Mereka harus mengkhawatirkan itu juga.
"Fang."
Fang sontak menggelengkan wajahnya, lalu memandang pada Hali yang tengah menatapnya dari kejauhan. "Kau mau cari mati?"
Mendengar pertanyaan tajam itu seketika membuat Fang menyadari kalau ia sedari tadi tengah memikirkan berbagai hal.
"Mana ada!" tolak Fang mengeluarkan pistolnya dan menembak pada beberapa virus yang berusaha mendekatinya tanpa ia sadari tadi.
Hali terkesima melihatnya.
Meskipun Fang belum bisa menggunakan kekuatan alaminya, Hali tetap merasa Fang cukup kompeten. Namun, tidak bisa dipungkiri kalau ia juga risih dengan tingkah Fang dari tadi.
Ketika Hali menyadari sudah tidak ada virus di sekelilingnya, ia pun berhenti menggunakan kekuatan maupun pedangnya untuk menyimpan tenaga.
Hali lalu berjalan menuju Fang yang tengah berdiri sembari mengecek pistol miliknya yang sedikit macet.
"Oi, kita bisa pul--" Hali seketika berhenti dari menyelesaikan kalimatnya ketika mendapati pistol itu tiba-tiba diarahkan tepat ke dahinya.
"Apa ini?" Hali memandang Fang tajam tanpa bergeser atau melakukan apapun. Hali hanya berusaha mendapat jawaban.
Hali ingin tau alasan dibalik Fang yang tanpa aba-aba seperti berusaha menembaknya.
Fang tertawa melihat maupun mendengar pertanyaan Hali yang tidak membuatnya takut. "Apa ya?" Fang perlahan menjatuhkan tangan yang memegang pistol itu. "Aku juga tidak tau."
Hali tidak mengerti.
Ia hanya menghelakan nafas kala mendengar jawaban darinya. Hali tak mau ambil peduli akan pola pikir Fang yang begitu aneh sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Unread Messages
FanfictionKesulitan mengetahui keadaan yang jauh di sana hingga tidak ada kabar melebihi rencana membuat rasa khawatir bergejolak. Padahal, sudah ada harapan besar untuk berjumpa lagi dengannya. Data yang anonim dan informasi dari kemungkinan terburuk pun sek...