8

207 31 0
                                    

"Tidak bisa dihubungi."

"Kurasa ... Hali mengambil cuti tahunan deh," ucap Yaya memberi tanggapan. Mengetahui Hali yang tidak pernah memanfaatkan cuti miliknya jelas membuat Yaya berpikir demikian.

"Kabur Hali tuh!" seru Gopal turut menjawab. "Lagian kan perusahaan suka telat kasih gaj--aw!"

Ying lantas memukul kepala Gopal karena seringkali asal bunyi saja. "Ngasal! Kau kan malas ke kantor, gimana gak telat. Konsekuensinya ya itu."

"Masih baik pimpinan kasih gaji. Tau kau gak kompeten gitu harusnya udah dipotong. Disuruh resign pun ada," ucap Yaya geleng-geleng kepala.

Gopal menatap tak enak hati.  "Jadi, di mana Hali?" tanya Gopal menunjukkan reaksi heran. Semuanya langsung menggeleng. 

"Mungkin sudah kembali ke rumahnya, bukan penginapan lagi," jawab Fang membuat seruangan hening.

Tidak ada di antara mereka yang mendengar kabar tentangnya tepat setelah hari itu. Fang bahkan tidak tau lagi keadaan Hali selepasnya.

Sudah ratusan pesan yang ia kirim tidak pernah dibalas oleh Hali. Ia memang tau Hali ingin pergi dari perusahaan, tetapi Hali belum juga mengirim surat pengunduran diri.

Kontraknya dengan perusahaan belum usai tanpa surat itu.

Fang tidak bisa begitu saja melapor pada pimpinan tentang kepergian Hali. Data tidak akan valid jika tidak ada surat pengunduran diri dari pihak terkait langsung.

Semua karyawan tau itu.

"Kalau dia memang kembali ke rumah,  seharusnya dia bisa dihubungi."

"Bisa saja dia menjual ponselnya." YIng memberikan pernyataan yang terasa sulit dipercaya. 

Yaya bersandar pada dinding di belakangnya. Ia pun merasa kebingungan. Tidak biasanya Hali tidak menjawab satupun pesan dan keluar dari tanggung jawabnya.

Biasanya, paling tidak ia akan membalas dengan 'Y' saja. Itu ciri khas Hali yang hampir semua orang tau.

Itulah kenapa, Hali yang tidak ada kabar membuat mereka keheranan. Ini tidak seperti Hali yang mereka kenal.

"Apa kau tau di mana rumah mereka sekarang? Yang katanya di pemukiman mana itu," tanya Gopal pada ketiganya. Raut mereka menunjukkan ketidaktahuan.

"Aku bisa saja melacak keberadaannya." Ying menghidupkan komputer yang ada di sebelahnya. Namun, ketika ia mencoba memeriksa, ponsel maupun jam tangan Hali tidak menunjukkan signal sama sekali. 

"Kok?"

"Ia mematikan keduanya," balas Ying yang seketika membuat mereka bingung harus melakukan apa lagi.

Benar-benar tidak ada yang mengetahui tempat tinggal Hali. Untuk menemukan keberadaan nya pun tidak bisa dilacak dengan alat apapun.

Yaya lantas menoleh pada jam tangan pink miliknya dan menyadari suatu kejanggalan. Ia melihat jarum yang tidak bergerak. "Kalian, lihat jam tangan masing-masing."

Mau di tangan siapapun, jam kuasa tiap dari mereka sudah mati total. Entah apa yang terjadi sehingga jam tangan mereka dinonaktifkan paksa dari sistem.

"Aku tidak bisa buat makanan lagi dong?!" Gopal berteriak kecewa. Padahal ia sangat senang ketika terkadang ia bisa memakai kekuatannya untuk membuat makanan dari apapun.

Tingkat konsumsi terpenuhi.

Gopal memojokkan dirinya di lantai. Ia seperti kehilangan harapan. Ia kesal mengetahui apa yang harus ia lewati setelah ini.

"Di mana ochobot tinggal?"

Semuanya menggeleng. "Sudah lama sekali tidak bertemu. Bagaimana kami bisa tau?" jawab Yaya pada Fang yang melontarkan pertanyaan. "Ying?"

My Unread MessagesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang