12

184 35 2
                                    

Di belakang, tepatnya di dalam gudang kosong yang terpisah dari rumah para elemental, Solar tampak terduduk di lantai dengan air mata yang kembali bercucuran. Tangannya sudah basah semenjak mereka masuk ke gudang itu.

Solar tak berani membalas pandangan sinis dari Hali yang terlanjur kesal dengannya. 

Fang berada di sebelah Hali dengan tatapan ragu. Fang seperti ingin menenangkan, tetapi ia tau pasti betapa kemarahan Hali tidak akan bisa dibendung tanpa kemauan dari dirinya sendiri.

"Jawab aku, Solar!" teriak Hali dengan paksaan.

"A-aku tidak bisa tenang mengetahui kau tidak pernah kembali. Kau juga t-tidak pernah membaca pesanku," jawab Solar terbata-bata. "Aku kira kau benar-benar pergi."

"Ha ... Gila." Hali menutup sebelah matanya dengan rasa frustasi yang semakin meningkat.

Setelah mengetahui selama setahun ini Solar memutus hubungan padahal berada di rumah yang sama membuat Hali merasa sangat bersalah. Ia bertanya-tanya alasan dibalik tindakan nekat itu. 

Ia bisa melihat bagaimana Solar melepas diri dari para elemental dengan begitu enteng karena depresi akan keberadaannya yang tak dapat digapai.

"Kau seharusnya membenciku." Suara samar Hali keluarkan. Mereka tidak bisa mendengarnya, hanya merasa seperti Hali mengucapkan sesuatu. 

Hali merasa terganggu mengetahui akibat yang ia hasilkan. Seharusnya hanya Hali yang terlepas dari tali merah itu, bukan Solar juga. Hali tidak pernah merasa seburuk ini.

"Apa yang kau dapatkan?" tanya Hali ingin tau, mencoba membuang amarah yang tertanam di bahunya.

Solar mengusap air matanya dengan cepat. "Setidaknya eksperimen ku selesai semua dan reputasiku di labor meningkat pesat. Aku tidak harus berhadapan langsung dengan mereka! Hubunganku dengan para ilmuwan sangat baik dan itu lebih dari cukup!" tegas Solar berbicara panjang lebar yang seketika membuat keduanya tak bisa berkata-kata. 

Hali menoleh pada Fang yang disambut dengan geleng-geleng kepala. "Apa kau bahkan kenal dengannya?" tanya Hali dengan wajah malas membuat Fang tertawa mendengarnya.

"Mereka pasti iri saja, terlebih si bocah hijau itu! Kalau terbawa keluar kan aku mendapat panggilan si ilmuwan jenius. Bukankah itu sangat bagus untuk menambah kualitas reputasi?" Mata Solar tampak bersinar. "Wah, jika aku semakin terkenal dan semua mata tertuju ... coba bayangkan betapa kayanya aku!"

Keduanya terdiam mendengarkaan tiap ucapan kesenangan Solar yang beragam dan di luar jangkauan. 

Fang memandang jijik pada pola pikir Solar yang tiada habisnya. Padahal ia ingat betul beberapa waktu lalu dia menangis di hadapan mereka seperti seorang loser, tetapi sekarang malah membayangkan banyak hal baik. Setidaknya Solar sudah tidak terlihat sedih lagi.

Solar memandang mereka dengan senyuman tipis. Sudah tidak ada air mata. Wajahnya cerah seperti namanya. Kehadiran Hali memang hal yang paling ia tunggu dan itu telah tercapai setelah menunggu setahun pesan tak terbaca. 

Fang puas melihatnya, tetapi Hali di sisi lain masih merasakan gejolak mengetahui kondisi pecah di rumah. Ia berpikir keras harus melakukan apa demi bisa membuat semuanya kembali normal. 

Hali sebenarnya merasa seperti tidak ada lagi hak untuk hadir di hadapan para elemental. Ia merasa harus pergi jauh-jauh dan membiarkan mereka bahagia dengan cara mereka sendiri. Namun, melihat Solar yang ternyata membutuhkannya sedikit membuat Hali tidak ingin menyerah begitu saja.

Ketika tiap pemikiran itu ada, seketika suasana menjadi begitu hening.

Mereka tidak mengatakan apapun. Mereka tidak ada melakukan apapun, tetapi suara desiran terdengar jelas melewati telinga mereka.

My Unread MessagesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang