04. Rupa Indah Miliknya

694 77 5
                                    

Alejandro sedang menikmati kudapan pada meja perpustakaannya ketika Valerian kembali datang dengan raut wajah datar.

Ini masih terbilang cukup pagi, matahari bahkan baru tinggi beberapa derajat. Namun hal yang mengganggu pikiran sang pangeran sejak semalam membuatnya tak sabar untuk menemui sang professor di singgasananya.

"Ada apa gerangan hingga datang kemari pagi sekali?" Alejandro melontarkan pertanyaan ketika Valerian telah duduk di sebuah kursi yang ia letakkan tepat di hadapannya.

Valerian melirik sebentar ke arah meja Alejandro. Terdapat banyak sekali kertas yang tidak ia tau untuk apa. Juga pena bulu dan stampel di sana.

"Aku sudah mengetahui semua tentang Asa Calder, Sir."

Alejandro membulatkan matanya. Merasa terkejut bukan main dengan kemampuan sang anak raja yang bisa menemukan informasi barang sehari.

"Sejauh mana kau mengetahuinya?" Tanya Alejandro setelah kembali menunjukkan raut tenang miliknya.

"Kehidupannya sebagai seorang omega male, dan dia yang dibawa ke istana untuk melahirkan anak raja."

Hening di antara keduanya, hanya terdengar suara detik jam antiknyang terletak di sisi jendela perpustakaan. Alejandro bingung mau berkata apa. Lantaran hal yang mereka bahas kini berkaitan dengan rahasia kerajaan.

Ia bukanlah sang raja, pun anggota keluarga kerajaan yang berhak mengatakan pada sang pangeran. Namun Valerian di hadapannya seperti menuntut untuk lebih.

"Apakah dia yang melahirkanku?" Tanya sang muda dengan suara pelan.

Valerian sudah tau dengan jelas jawabannya, namun ia hanya menuntut validasi dari yang tua.

Alejandro menelan salivanya sendiri untuk menelan kegugupan, sebelum melontarkan balasan yang sekiranya akan tetap membuat posisinya aman.

"Mengapa engkau tidak bertanya pada Yang Mulia? Saya pikir beliau lebih tau jawaban yang tepat atas pertanyaanmu."

"Aku sudah tau jawabannya, Alejandro. Aku hanya ingin memastikan iya atau tidak. Kau tidak perlu takut jika Yang Mulia mengetahuinya."

Sudut bibir sang pria bersurai blonde naik sedikit. Seperti yang ia harapkan, Valerian tidak akan mudah begitu saja.

Mata tajam itu memindai setiap pergerakan Alejandro ketika pria baya itu berdiri dari singgasananya. Punggungnya yang kokoh terus menjauh dan menghilang dari bilik lemari yang penuh akan buku.

Valerian pun turut berdiri hendak menyusul, namun seruan sang tuan rumah menahan kakinya agar tetap di tempat.

Yang muda menurut, kembali duduk dan menunggu. Hingga tak seberapa lama, Alejandro kembali dengan membawa dua lembar kanvas yang digulung, yang diulurkan padanya dengan tanpa ragu.

"Apa ini?" Vale bertanya ketika gulungan kanvas telah tersimpan pada tangannya.

"Sesuatu yang mungkin membuatmu tersentuh ketika melihatnya."

Valerian meletakkan satu kanvas di atas meja ketika satu kanvas yang lain mulai ia buka gulungannya. Pada awalnya Vale mengira kanvas itu berisi tulisan dengan banyak alinea, namun gambar sepasang mata milik seseorang yang ia lihat di detik awal ketika membuka gulungan, sudah membuat sang pangeran mengerti bahwa itu adalah lukisan seseorang.

Vale tertegun dalam benaknya. Jantungnya entah mengapa terasa berdendang begitu cepat kala kedua manik kelamnya menatap sosok yang terlukis di atas kanvas.

 Jantungnya entah mengapa terasa berdendang begitu cepat kala kedua manik kelamnya menatap sosok yang terlukis di atas kanvas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little Lily (Heejay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang