15. Cedarwood dan Lavender

693 53 7
                                    

Ketika musik masih berdendang di luar sana. Kembang api pun ditembakkan di antara langit berbintang. Lentera juga masih tersimpan pada balkon istana, belum siap untuk dilepaskan sebagai penanda berakhirnya pesta.

Namun tirai di dalam kamar sudah dilepaskan. Tergerai indah seperti rambut seorang dewi kecantikan yang mengiringi suara lenguhan pelan yang terjadi di atas ranjang.

Di dalam kamar milik sang omega. Di gelapnya menara tempatnya menghabiskan sebagian besar waktunya. Asa melenguh pelan ketika bahu telanjangnya diberi kecupan.

Pakaian mahal yang ia kenakan entah kemana. Tak ada balutan untuk menutupi tubuh indahnya yang merona di bawah sinar bulan.

Ethan rasakan dirinya menggila. Lucuti pakaiannya sendiri dengan tak sabar dengan mata tak lepas dari punggung sang omega di bawahnya.

"Eungh," satu lenguhan kembali terdengar ketika Ethan menindihnya dari belakang.

Kecupan demi kecupan kembali mampir di bahu juga leher kecilnya. Asa terpejam dengan dahi mengernyit ketika merasakan kedua tangan Ethan merayap ke depan, menyentuh dadanya dengan pelan. Tubuhnya tersentak, ketika kedua putingnya tersentuh. Dimainkan dengan jemari lihai sang alpha.

Sensasinya berbeda. Asa dapat merasakan kenikmatan dari setiap sentuhan yang diberikan Ethan padanya. Tidak seperti persetubuhan yang pertama kali mereka lakukan.

Ethan terus membubuhkan kecupan, memberi stimulasi menyenangkan pada tubuhnya. Asa pun tak tahan. Gelenyar aneh dari kedua dadanya yang terus dimainkan mengirimkan sengatan aneh pada bagian bawahnya. Membuat sesuatu mengalir keluar, membasahi sprei putih yang sudah tidak terbentuk rupanya.

"Ahh alpha.." Asa mendesah mendayu-dayu dengan tangan yang meremat pelan rambut hitam sang alpha yang terus menciumi lehernya.

Ethan menggeram di sana. Mencium, merasakan dengan lidahnya setiap inchi dari kulit porselen sang omega. Menghirup dalam-dalam aroma lavender memabukkan yang membuat gairahnya memuncak.

"Apa kau menyukainya?" Ethan bertanya dengan suara berat di samping telinga. Bibirnya mengecup cuping telinga Asa yang memerah selagi tangannya tak berhenti untuk menjamah dada yang lebih muda.

"Jawab bila alphamu bertanya."

"Ahh..iya.." Asa menjawab kepayahan. Ethan tersenyum dari balik punggungnya.

Untuk sejenak Asa dapat bernafas lega ketika dadanya berhenti dimainkan. Ethan pun semakin menempel hingga Asa dapat merasakan detak jantung sang alpha pada punggungnya.

Tak henti sampai di situ, Asa juga dapat merasakan penis Ethan yang menyusup di antara belahan pantatnya. Omega itu melenguh tak nyaman. Lubang kelaminnya telah mengeluarkan banyak slick namun tak juga segera dijamah.

Ethan mengerti keinginan Asa, namun alpha itu sengaja berlama-lama. Satu tangannya naik untuk mencengkram leher Asa, dan yang lain menjalankan tugasnya di bawah sana.

"Uh alpha.." Asa tersentak ketika akhirnya kelaminnya diberi perhatian. Gelenyar nikmat merambat ke seluruh tubuh ketika jari tengah Ethan yang besar dan panjang menggesek belahan lubangnya hingga tanpa sengaja menyenggol benjolan kecil yang membuatnya bak tersengat listrik.

Nafasnya makin memburu, pun cengkraman Ethan pada lehernya semakin menguat. Namun Asa tak keberatan. Sensasi sesak juga gairah bercampur di kepalanya yang kini tergolek lemah di atas bantal.

"Basah sekali, seperti seorang omega yang melacur untuk banyak orang," Ethan berbicara merendahkan selagi tangannya yang di bawah sana semakin gencar memainkan sang submisif dengan gerakan naik turun.

Little Lily (Heejay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang