Kereta kuda dengan yang telah membawa ia pergi dari rumah terasa bergejolak beberapa kali ketika melewati tiga gundukan. Asa terantuk dan terjaga dari tidurnya yang tidak disengaja. Perutnya merongrong kelaparan ketika sang omega berusaha untuk bangun meski tetap tak ada hal yang bisa ia lihat.
Entah sudah berapa lama ia berada di dalam kereta ini. Asa juga masih belum mengerti siapa yang membawanya, dan kemana ia akan dibawa.
Heat-nya pun belum membaik. Asa bahkan bisa merasakan celana coklat yang ia kenakan basah di bagian tengah karena slick yang terus keluar.
Tangan yang dibelenggu saling meremat untuk menahan sakit serta hasrat tertahan. Erangan pelan meluncur dari belah bibirnya yang memucat.
Asa menyandarkan punggungnya pada dinding kereta yang terbuat dari kayu. Menekuk kedua kakinya dan terus berharap seseorang setidaknya memberikan minum untuknya.
Satu gundukan lagi terlewati dan Asa bisa mendengar suara berderit yang nyaring, seperti suara gerbang besar yang dibuka. Dan setelahnya, Asa mendengar banyak sekali suara bersahut-sahutan.
Tubuhnya reflek meringkuk, seolah sedang membangun benteng diri ketika Asa bisa mencium bau-bau feromon alpha yang mencuri masuk melalui celah kecil di antara pintu kereta yang tertutup.
Banyak sekali. Banyak sekali alpha di luar sana berlalu-lalang, bersahutan pula dengan suara tapak kaki kuda, juga suara putaran roda kereta.
Namun tak berselang lama, Asa kembali mendengar suara gerbang terbuka. Lalu suara-suara ramai seketika senyap seperti dibawa angin. Hanya menyisakan suara roda kereta tempatnya berada, juga beberapa langkah kaki kuda.
Asa kembali terantuk ke depan kala merasakan kereta berhenti. Sebuah sinyal penuh curiga diberikan sang omega pada Asa ketika ia tak lagi dapat mendengar suara apapun dari luar sana.
Sunyi. Bahkan tak ada ia dengar suara seseorang berbisik, atau hanya sekadar suara langkah kaki.
Di mana mereka? Apa yang terjadi?
Asa menoleh kesana kemari meski percuma. Ia berlutut, merangkak mendekati sisi pintu kereta dan meraba-raba di sana seolah ia bisa membuka.Krek
Asa tersentak ketika pintu yang dirabanya terbuka secara tiba-tiba. Seberkas cahaya menyilaukan ditangkap oleh matanya meski tertutupi oleh karung.
Asa ingin bertanya, namun belum sempat sepatah kata dikata, Asa memekik panik kala tangannya ditarik.
Tubuhnya limbung ke depan, kakinya masih diikat pun kedua tangannya, namun orang yang menariknya memilih untuk abai dan sedikit menyeretnya secara tidak manusiawi.
Asa terjatuh lagi, namun ditarik lagi, terjatuh lagi, dan ditarik lagi hingga tangannya terasa seperti akan patah. Kakinya tak dibiarkan bebas meski mereka memaksanya berjalan. Rasa menyiksa sudah tak terkira.
Dalam usaha terakhir, Asa berusaha menahan tangan besar pria yang hendak menariknya lagi.
"Tunggu!" Ucapnya dengan parau. Dahinya mengerut, matanya panas menahan tangis.
Tubuh yang bergetar hebat menjadi tanda ketakutan pada dirinya yang begitu besar. Hingga satu tetes air mata mengalir di pipinya, tanpa diketahui oleh mereka.
"Biarkan dia jalan dengan kedua kakinya," ucap seseorang.
Asa mengenali suara ini. Suara pria berpakaian mewah yang menjadi dalang dari semua ini.
Tak lama titah diturunkan, Asa bisa merasakan tali dilepaskan dari kedua kakinya yang sudah lama terbelenggu.
Rasa perih pada bekas ikatan tak membuatnya merasa lebih baik, namun setidaknya Asa bisa menjaga keseimbangan tubuhnya kala kedua tangannya kembali ditarik dan ia dipaksa berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Lily (Heejay)
FanfictionIni adalah kisah tentang seorang raja dan seorang pemuda yang akan memberinya pewaris tahta. Asa Calder adalah seorang omega male, omega yang sangat jarang ditemukan keberadaannya. Suatu hari, Asa harus menerima takdirnya ketika ia dibawa paksa men...