11. Hidup Dalam Sangkar

543 55 4
                                    

Berita kehilangan Asa telah sampai di telinga sang raja hingga membuat alpha dominan itu marah dan memecah beberapa guci keramik yang berada di ruangannya.

"Dia hanya omega lemah! Mengapa kalian tidak gunakan mata kalian untuk mengawasinya dengan baik?!" Ethan murka hingga wajahnya merah padam. "Terence! Panggil dia kemari!"

Beberapa pengawal segera memenuhi perintah sang raja untuk membawa masuk satu-satunya tersangka yang bisa disalahkan atas hilangnya Asa.

Terence diseret masuk oleh dua orang, kakinya ditendang hingga ia jatuh berlutut ketika Ethan berjalan menghampirinya.

Mereka yang ada di aula hanya diam ketika suara pukulan menggema begitu keras. Terence bergetar ketakutan usai mendapat pukulan pada wajahnya oleh sang raja. Kakinya reflek merangkak mundur ketika Ethan kembali hendak melayangkan pukulannya.

"Ampun Yang Mulia!" Terence menangis ketika dua pengawal tadi kembali membuatnya berlutut untuk siap menerima hukuman.

"Pikirkan ribuan kali untuk melepaskan omega itu jika kau mengharap ampun dariku!"

Ethan kembali melayangkan pukulan pada wajah Terence. Tak hanya itu, ia pun menendang berkali-kali tubuh remaja itu yang sudah merintih kesakitan dihajar berkali-kali.

Jika saja sebuah suara tidak memanggilnya, mungkin saja Ethan sudah menghabisi Terence detik itu juga.

"Yang Mulia Raja!"

Ethan mengusap dahinya yang sedikit berkeringat, kemudian menoleh pada sosok pria yang baru saja memasuki aulanya dengan kedua tangan tersimpan di saku celana.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Ethan bertanya dengan suara datar. Menatap kedatangan sepupunya yang begitu ia benci.

"Apa saya perlu alasan untuk datang ke istana milik mendiang pamanku?" Solomon berjalan mendekat dan pandangannya pun jatuh pada sosok Terence yang sudah tergeletak tidak berdaya di atas lantai keramik aula istana yang dingin.

"Kau menggangguku," Ethan berujar dengan marah.

"Apa yang ia perbuat hingga kau nyaris membuatnya mati?" Alih-alih menimpali, Solomon justru mengajukan pertanyaan pada sang sepupu.

"Bukan urusanmu, menyingkir dari hadapanku sekarang Solomon!"

Solomon tersenyum tipis dan menatap Leopold yang sejak tadi juga berdiri tak jauh dari mereka.

"Keberatan jika kau memberitahuku mengapa sepupuku ini memukuli anak malang ini, Tuan Gordon?"

Leopold sejenak melirik pada sang raja untuk meminta persetujuan, namun Ethan hanya mendengus kesal dan berbalik kembali menuju singgasananya.

"Dia ditugaskan untuk menjaga omega milik raja yang baru saja kabur pagi tadi."

"Omega milik raja?" Solomon bertanya pada dirinya sendiri. "Raja memiliki omega lain?"

"Omega male, Tuan. Omega yang ditugaskan untuk mengandung penerus tahta."

Dalam sepersekian detik ekspresi di wajah Solomon berubah, namun dengan cepat lelaki itu kembali mengatur wajahnya seperti biasa, seolah ia tidak peduli dengan informasi yang baru saja ia terima dari Leopold.

"Kemana perginya omega itu?"

"Jika aku mengetahuinya aku tidak akan memukuli bocah itu, fuck you stupid Solomon!"

Solomon tidak tersinggung sama sekali, justru ia tertawa hingga suaranya menggema di aula yang luas itu.

"Aku tidak mau tau, cari omega sialan itu sampai ketemu! Jika ia tidak segera kembali kemari, aku akan menghabisi bocah ini dengan tanganku sendiri."

Little Lily (Heejay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang