Semua mata memandang James, tadi Marko yang melontarkan kebingungan kini James, ada apa ini?.
"Jadi maksudnya anak-anak kami di dalam situ?" tanya Faindra yang merasa kebingungan.
James menganggukkan kepalanya.
"Itu tidak mungkin" bantah Zinnia
James memandang Profesor Darmoga, James menatap Profesor seolah-olah dia memberikan sebuah isyarat.
Profesor Darmoga mengerti, Profesor Darmoga tau pasti Marys yang memberikan petunjuk itu.
"Kita harus menyelamatkan mereka" ucap Profesor Darmoga.
"Kita akan masuk ke dalam buku itu" ucap nya lagi.
•••
Danica membaringkan tubuh Lydia di sesuatu tempat yang gelap, dia bersembunyi dari Alesha dan semoga Alesha tidak menemukan dirinya dan juga Lydia.
Danica terus mencari cara untuk menyadarkan Lydia namun Lydia tak juga kunjung sadar dari pingsan nya.
Danica meraih satu tangan Lydia dan dia menggosok-gosok telapak tangan Lydia dengan telapak tangan nya berharap Lydia segera sadar.
Namun nihil, Lydia tak juga kunjung sadar.
"Lydia ku mohon sadarlah" lirih Danica.
Tanpa sadar Danica meneteskan air mata nya.
Danica bingung dengan cara apa dia harus menyadarkan saudara nya itu dan pada saat dia kebingungan tiba-tiba saja dia mengingat sesuatu.
Danica membungkukkan kepalanya dia mendekatkan bibir nya dengan bibir Lydia.
Danica akan memberikan nafas bantuan.
"Uhukkk uhukkkk!!!"
"Lydia???"
Lydia akhirnya tersadar setelah mendapatkan nafas bantuan itu, dia terbatuk-batuk dan kemudian dia perlahan membuka kedua matanya.
Hal pertama yang ia lihat saat membuka mata adalah kakak perempuan nya yang sedang meneteskan air mata.
Lydia tersenyum kecil.
"Aku pingsan bukan mati" ucap Lydia bercanda.
"Ihh Lydia....." rengek Danica kesal bisa-bisanya dalam keadaan baru sadar Lydia sempat-sempatnya bercanda.
GREP
Lydia dan Danica mereka berpelukan dan beberapa detik kemudian mereka saling melepaskan pelukan mereka.
Danica memegang kedua pipi Lydia.
"Aku tidak tau lagi harus apa, aku lega akhirnya kau sadar juga aku sudah takut" ucap Danica yang betul-betul memperlihatkan wajah kekhwatiran nya.
Lydia menghapus air mata Danica dan tersenyum.
"Aku tidak akan pernah meninggalkan mu kita akan terus bersama-sama bukan" ucap Lydia.
Danica menganggukkan kepalanya lalu dia merapatkan wajah nya ke Lydia.
CUP