Mereka semua duduk di tanah.
Zion
Evelina
Eislyn
Faindra
Zinnia
Flora
Chandra
James
Profesor Darmoga.Mereka duduk di tanah dengan buku itu dibuka dan di letakkan di tengah.
Sedangkan Profesor Dukic, Profesor Amorda dan yang lainnya mereka semua berdiri.
Profesor Darmoga memutuskan mereka akan masuk kedalam buku itu.
"Ini petunjuk nya" ucap James.
Profesor Darmoga menarik nafas.
"Bacakan James" perintah nya.
Zinnia dan Flora mereka memegang erat tangan suami mereka sedangkan Eislyn dan Evelina juga saling berpegangan tangan.
Zion melirik kecil kearah Evelina, Zion duduk di sebelah Evelina namun kehadiran nya seolah-seolah tak di anggap oleh istri nya itu.
Namun Zion tak harus fokus memperdulikan itu yang harus dia fokuskan adalah anak nya, dua anak nya sedang dalam bahaya.
Namun dalam pikiran Zion hanya Lydia, cuma LYDIA.
"tunggu ayah Lydia, ayah akan menyelamatkan mu" ucap Zion dalam hati.
•••
"Ayah....." itu yang terkeluar dari bibir Lydia yang merasa ketakutan.
"Lepaskan kami, kenapa kau menyerang kami apa salah kami??" tanya Frynklin yang masih tidak tau apapun.
"Kenapa? kau ingin tau? kenapa kau tidak tanyakan pada mereka berdua itu" ucap Alehsa.
Frynklin menoleh ke Lydia dan Danica namun Lydia dan Danica mereka tak menoleh ke Frynklin melainkan mereka berdua masih menatap Alesha.
"Beritahukan padaku apa yang sebenarnya terjadi? kenapa perempuan itu mengincar kita?" tanya Frynklin.
Danica dan Lydia tak menjawab mereka berdua masih menatap Alesha.
"Jawab!" kesal Frynklin.
"Kebohongan, hanya ada kebohongan Frynklin" ucap Danica tanpa melihat Frynklin karena padangan nya masih ke Alesha.
"KEBOHONGAN APA??" teriak Alesha bertanya.
"KAU PIKIR IBU KALIAN BEREMPAT YANG MEMBUNUH SAUDARAKU ITU KEBOHONGAN? ITU FAKTA!!!" teriak Alesha tak terima.
Mendengar itu Frynklin seketika kaget bahkan dia sangat syok mendengar itu, Ibu mereka membunuh? itu tidak mungkin.
"A-apa maksud mu tidak mungkin ibu kami melakukan hal itu" ucap Frynklin yang juga yakin ibu mereka tak sejahat itu.
"KALIAN MASIH KECIL KALIAN TAU APA, FAKTA NYA ADALAH IBU KALIAN PEMBUNUH YANG TAK MEMILIKI HATI!" teriak Alesha penuh emosi.
Setiap kali membahas tentang pembunuh saudara nya air mata nya akan mengalir karena merindukan sosok laki-laki yang sangat ia sayangi dan rindui selama dia masih kecil.
"Sekarang......"
Alesa menyeka air mata nya agar tak terlihat terus menangis karena lemah.
Alesha mengukir senyuman nya lalu menunjuk mereka dengan jari
"Aku akan menghabisi nyawa kalian" ucap Alesha dengan penuh dendam dalam dirinya.
Danica memberontak namun tetap saja dia kesulitan untuk lepas dari ikatan Alesha.
"HYAAAKKKK!!!"
ZUBBBB
"AARHGGGHG!!!" teriak Danica kesakitan.