usai?

911 37 2
                                    

Di pagi yang cerah ini,gadis bernama sabina Joaquin sedang bersiap siap untuk berangkat sekolah

Setelah bersiap siap,Sabina pun berjalan langsung keluar rumah tanpa mengunjungi dapur terlebih dahulu
Betul,Hari ini dia sengaja melewatkan sarapanya,dia sangat tidak nafsu makan akhir akhir ini.dia tau fisiknya memang tidak sekuat orang lain,tetapi dia tidak peduli.toh orang tuanya Sedang pergi ke luar kota jadi sabina tidak perlu takut dimarahi

Sabina pun berangkat menuju sekolah menggunakan angkutan umum,ntah lah dia sedang malas untuk membawa kendaraan sendiri

Sesampainya di sekolah,dia pun langsung berjalan menuju kelas. Terlihat kelas sudah sangat ramai dan mereka juga terlihat sedang bersiap siap menuju lapangan untuk upacara

"Eh bina baru dateng kamu" ucap lana teman sekelas bina

"Iya lan,mau ke lapangan sekarang?" Jawab bina

"Iya bin mau barengan yuk?" Ajak lama

"Tunggu sebentar aku taruh tas dulu" sabina pun berjalan menuju tempat duduknya dan meletakan tas di atas meja

"Ayo" ajak Sabina setelah menaruh tas nya

Mereka pun berjalan beriringan menuju lapangan,sudah terlihat banyak siswa dan siswi yang sudah berkumpul di lapangan

"Bina,Kita di belakang aja yuk! Panas" ajak lana

"Okey" bina pun menuruti ajakan Lana

Mereka pun mengikuti upacara seperti biasanya tanpa kendala apapun sampai pada pertengahan upacara,bina merasakan kepalanya yang sangat pusing luar biasa. Dia merasa buminya Sedang berputar dan tak lama pandanganya pun gelap. Sabina pingsan

Bruk

"BINA" triak lana yang berada di samping sabina

Semua yang ada di lapangan seketika menoleh ke arah lana yang sedang terduduk dan memeluk Sabina yang pingsan

Dengan segera anggota PMR pun mengecek kondisi Sabina dan langsung membawanya ke uks

Rafael pov

"Rafa,kenapa kamu melamun terus? Ragamu disini tapi kemana fikiranmu?" Ucap ivar yang berada di samping rafael,cowo itu sangat jengah melihat sahabatnya benar benar seperti orang linglung

"Kenapa? Aku ngga ngelamun" jawab Rafael Sekenanya

Bruk
"BINA" seketika mereka berdua pun saling adu pandang

"Bina? bina kenapa var?" Ucap rafael dengan nada yang sangat panik

"Sepertinya bina pingsan" Jawab ivar

"Aku harus kesana " ucap rafael bersiap untuk pergi dari barisan tetapi di cegah oleh ivar

"Kau mau kemana? disini aja,tenang udah ada pmr.kamu bisa menemui bina nanti setelah upacara selesai" ucap ivar

Walaupun rafael sempat jengkel diapun tetap menuruti ucapan ivar,apa salahnya dia menunggu sebentar toh upacaranya sebentar lagi selesai. Semoga gadisnya baik baik Saja

Setelah upacara selesai,rafaelpun langsung menuju uks untuk menemui sabina.tidak lupa iapun menitipkan surat izin kepada ivar

Rafael berlari untuk sampai di uks
Sesampainya di uks,dia tidak melihat adanya orang yang biasanya bertugas menjaga uks. Sepi..

Itu tidak penting,dia langsung membuka pintu uks dan menemukan sabina yang terbaring di atas brankar dengan wajah pucat tetapi terlihat matanya sangat sembab,sepertinya dia habis menangis batin rafael

Rafael yang melihat itupun langsung berjalan menghampiri kekasihnya,benar kan kekasihnya? rafael belum memutus hubungan mereka

"Mana yang sakit?" Tanya rafael lembut ketika sudah berada di hadapan sabina

Sabina yang mendengar itupun lantas menoleh sekilas dan menjawab "ngga ada" ucapnya sangat lemah

"Kamu ngga sarapan ya?" Tanya rafael lagi

Sabina pun menunduk dan menganggukan kepalanya sebagai jawaban

Rafael yang mengetahui itupun lantas lngsung mengusap wajahnya frustasi,mengapa dia meninggalkan sarapan? Mengapa dia sengaja menyakiti dirinya? Padahal dia tau dia tidak sama seperti orang orang yang lain

"Lain kali jangan kaya gini ya cantik" meskipun dia sangat jengkel,tetapi dia tetap berusaha menahan amarahnya. Gadisnya sedang sakit,dia tidak mau menambah kesakitan lagi

Bina hanya membalas dengan anggukan kepala

"Kamu ngga ikut pelajaran?" Tanya bina

"Masa pacar aku sakit ngga di temenin" jawab rafael

"Emang kita masih pacaran?" Pertanyaan bina membuat rafael yang mendengarnya reflek melotot tidak percaya

"Memangnya kapan kita putus?" Jawab Rafael berusaha tenang

"Emangnya kamu mau punya hubungan sama 2 orang?"
"Itu pasti lebih menyakitkan el,kita harus berbagi hati. aku gamau,aku gabisa "
"Sebaiknya aku aja yang mundur" ucap bina sedikit panjang

"aku gamau Putus dari kamu bina,aku ga cinta sama dia" jawab Rafael dengan wajah sedihnya

"Trus kenapa kamu nerima perjodohan itu?" Tanya sabina membuat rafael seketika menjadi gugup

"Bina,aku gamungkin bantah orang tua.aku gamau ngecewain mereka" Jawab Rafael

Sabina terkekeh mendengar alasan rafael
"Nah kamu sudah tau kan siapa prioritas kamu? Prioritas kamu itu ibu kamu"
"Gimana bisa kamu menerima gadis pilihan ibumu tetapi kamu mau gadisnya itu Aku,gabisa rafael " ini lucu pikir sabina,tetapi tetap saja setelah mengucapkan itu dadanya kembali terasa sakit

"Sabina,ayo kita perbaiki hubungan ini.aku janji bakal berusaha buat batalin perjodohan itu" ucap rafael meyakinkan

"Ngga perlu rafael,sekarang tugas kamu adalah membahagiakan orang tua kamu dan buat mereka bangga"
"Jangan kecewain mereka,kamu harapan satu satunya"

Rafael hanya menunduk sambil terus memainkan jari jari sabina,sedari tadi memang dia menggenggam tangan sabina yang terasa sangat panas

"Rafael, trimakasih ya buat semuanya.kamu adalah orang terbaik yang pernah aku temui.trimakasih trimakasih,ayo kita akhiri hubungan ini" akhirnya sabina mengucapkan kalimat ini,tanpa terasa air mata pun mengalir di pipinya

"Ngga bina,aku gamau putus sama kamu"

Sabina pun lantas tersenyum sangat manis,bisa dilihat dari tatapanya bina masih sangat sangat mencintai rafael

"Rafael, keputusan aku udah bulat. Kita akhiri hubungan ini dan kamu bisa memulai hubungan dengan gadis yang di jodohkan denganmu"
"Tapi bolehkan klo aku minta ketemu Sama calon kamu?"ucap sabina dengan senyuman dan air mata yang berjatuhan dengan deras,pemandangan itu membuat dada rafael sangat sakit. Gadisnya kesakitan,dan itu karna dirinya

"Bin-" rafael belum sempat menyelesaikan ucapanya,sabina sudah berucap lagi

"Udah ya rafael,kita udah selesai.sekarang aku minta kamu pergi dari sini" ucap sabina tegas

"Ngga,gimana aku bisa ninggalin kamu dengan keadaan seperti ini?" Elak rafael

"Pergi sekarang atau kita gabakal ketemu lagi selamanya" ucapan Sabina membuat rafael skakmat,mau tidak mau diapun pergi dari ruangan itu. Tetapi sebelumnya diapun menyempatkan untuk mengecup tangan sabina dan berjalan keluar ruangan setelahnya

Sungguh,ini benar benar bukan yang sabina inginkan,dia masih sangat mencintai rafael nya. Tetapi apa boleh buat,dia juga tidak bisa menjamin kalau rafael akan bahagia denganya selamanya

Sabina pun hanya bisa menangis melihat hubunganya yang telah usai

Dia harus menerima kenyataan jika mereka benar benar telah usai,usai.























Wihiiii aku update lagii
Maaf ya kalau critanya kurang ngefeel,tpi aku bakal berusaha biar bikin crita ini sebagus mungkin

Trimakasih yang udah baca,jangan lupa vote nya yaa

Byeeee

Glimpse of us || rafael struick × ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang