sakit

540 25 3
                                    

<-- Rafael Struick

[Sabina?]

[Aku kangen]

Sabina tidak berniat untuk membalas pesan rafael,bahkan dia hanya membacanya lewat notifikasi

Ting!

Tiba tiba ponselnya kembali berbunyi tanda ada pesan masuk

<-- Rafael Struick

[Aku tau kamu udah baca]

[Kamu ngga kangen Aku?]

[Kamu dimana?]

Stop! Seharusnya rafael berhenti saja,sabina tidak ingin membuatnya susah.dia harus menjauh

Dan,kenapa? Seharusnya rafael sudah benci dengan sabina karna sabina pergi tanpa memberi tahu rafael terlebih dahulu.apakah ini masih kurang? Mengapa rafael malah mencarinya?

Akhirnya sabina memutuskan untuk membalas pesan rafael tadi

[Kenapa cari aku?]





Rafael pov

Ting!
Mendengar itu rafael segera membuka ponselnya dan benar saja,ternyata sabina sudah membalas pesanya

"Kenapa dia bilang begitu?"gumam rafael ketika melihat balasan sabina

[Kamu pergi ga ngasih tau Aku,gimana aku ngga nyariin?]

[Emang harus aku ngasih tau kamu?]

[Kita udah selesai]

Melihat balasan sabina itupun membuat dada rafael seperti di tusuk tusuk,ini sangat menyakitkan tolong

[Aku masih butuh kamu]

Rafael membalas pesan itu dengan tangan gemetar,apakah sudah sejauh ini dia dengan sabina? Dia tidak pernah menyangka kisah cintanya akan berakhir seperti ini

"Apa kamu udah punya pengganti aku bin?"

Sabina pov

"Hiks"

"Rafael maafin aku"

"Tapi aku ngelakuin ini demi kebaikan kamu"

"Aku gatau hidup aku sampai kapan, walaupun kamu sama aku.aku gabisa ngejamin kebahagiaan kamu" ucap sabina di sela sela tangisanya

"Aku juga kangen kamu"

"Kangennn banget" ucap sabina lalu setelahnya dia menangis lagi





























☆☆☆☆☆

"Bina"panggil zia dari luar kamar sabina

"Bina? Kamu udah bangun belum dek?" Panggil zia lagi

Karna tidak kunjung mendapat jawaban,zia memutuskan untuk masuk ke kamar sabina.kebetulan pintunya tidak di kunci



"Ya Allah sabina" Ucap zia khawatir melihat kondisi sabina

Sabina sedang tertidur dengan mata yang sembab dan suhu tubuh yang sangat panas

"Sabina kamu demam" ucap zia yang kemudian langsung berlari keluar kamar memanggil suaminya

"Kita kerumah sakit" ucap arhan sesampainya di kamar sabina

Akhirnya mereka pun membawa sabina ke rumah sakit dalam keadaan sabina masih setengah sadar

Sesampainya dirumah sakit sabina langsung di tangani oleh dokter yang biasa menanganinya




























"Keadaan pasien sekarang sedang memburuk,takanan darahnya tidak normal dan di sertai demam" jelas dokter yang menangani sabina

"Sebelumnya apakah pasien sedang mempunyai masalah?" Tanya dokter tiba tiba

"Saya kurang tau dok,tapi mungkin ada.karna tadi ketika saya menemukan dia di kamarnya,dia terlihat habis menangis.matanya sembab" jelas zia kepada sang dokter

Dokter pun hanya mengangguk dan setelahnya berucap

"Sebaiknya pasien jangan terlalu banyak fikiran,karna ini akan berndampak kepada kesehatanya" jelas dokter kepada zia

"Baik dok"

"Sementara ini pasien harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk beberapa hari kedepan,dan nanti pasien akan rawat jalan setelah kondisinya mulai stabil" jelas dokter lagi

Zia hanya mengangguk sebagai jawaban

"Baik hanya itu yang ingin saya sampaikan, trimakasih " ucap dokter

"Trimakasih kembali dok,kalau begitu saya permisi" pamit zia






















"Gimana?" Tanya arhan setelah melihat zia keluar dari ruang dokter

"Katanya jangan terlalu banyak fikiran" jelas zia

"Emng sabina mikirin apa? Dia ada masalah yang?" Tanya arhan

"Akusi ngga tau jelas ya,tpi ini pasti ada sangkutanya sama rafael" ucap zia

"Coba yang kamu bantuin,bilang ke rafael tolong jangan hubungin sabina dulu" pinta zia kepada arhan

"Oke oke ntar aku bakal sampein"











Setelah itu merekapun memasuki ruang rawat sabina

Zia duduk di bangku sebelah brankar sedangkan arhan duduk di sofa yang di sediakan di ruangan itu

"Cepet sembuh ya sayang" ucap zia sembari mengelus surai sabina,tanpa sadar diapun menitikan air mata



















Mumpung tanggal merah nih,dirumah aja jadinya aku bisa update hihi

Hope you like it guysss❤️

Glimpse of us || rafael struick × ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang