hujan

430 32 11
                                    

"sabina" panggil seseorang dari balik pintu

Tidak mendengar jawaban,seketika seseorang itupun masuk kedalam kamar sabina dengan wajah khawatir

"Sabina kamu kenapa?" Ucapnya ketika melihat sabina sedang terduduk di lantai dengan punggung yang ia senderkan ke ranjang

Sabina tersenyum melihat seseorang yang ada di depanya

"Ael" ucap sabina masih dengan senyuman


Orang itu lantas menggeleng, sabina sepertinya sedang tidak baik baik Saja

"Ayo kita kerumah sakit" ucap rafael

Sabina yang mendengar itupun lantas menggeleng ribut

"Gamau,aku mau sama kamu aja disini" ucap sabina dengan wajah kesalnya

"Aku mau peluk kamu" ucap sabina sambil memeluk rafael

























































































"Sabina"

"Hiks"

"Sabina,ini aku"

"Sabina" panggil seseorang sambil menangis

Sabina hanya membalas dengan deheman

"Sabina ini aku Lana"

"Aku lana bukan rafael bin sadar" ucap lana masih menangis,bahkan dia menangis lebih keras sekarang

Sabina sedang demam,suhu badanya sangat tinggi.oleh karena itu dia berhalusinasi,dan itu membuat lana takut

"Bin" panggil lana lagi

Karna sejak tadi sabina hanya diam sambil memeluknya,sabina mengira lana adalah rafael

Sangat menyedihkan,bahkan di saat seperti ini yang berada dalam fikiran Sabina adalah rafael






Akhirnya lana memutuskan untuk membawa sabina ke rumah sakit,sebisa mungkin dia memapah Sabina menuju mobil dan mengendarai mobilnya menuju rumah sakit dengan perlahan lahan









Sesampainya di rumah sakit,sabina langsung di tangani oleh dokter.lana pun menunggu Sabina di luar ruang pemeriksaan

Lana berharap harap cemas akan keadaan sahabatnya itu,semoga sabina baik baik saja

Tidak lama dokterpun keluar dari ruang pemeriksaan,lana pun langsung menghampiri dokter tersebut

"Sabina kenapa dok" ucap lana

"Sabina demam,sebaiknya sabina jangan terlalu banyak fikiran dulu.dia tidak boleh banyak fikiran karna kondisinya belum stabil dan sewaktu waktu bisa drop, seperti sekarang contohnya" jelas sang dokter kepada Lana

Lana lantas mengangguk mengerti

"Saya boleh jenguk ke dalam dok?" Izin Lana

"Boleh silahkan,tetapi sebisa mungkin jangan membuat suara terlalu banyak" ucap dokter mengingatkan

"Baik dok"






















"Sabina" ucap lana sambil mengelus tangan sahabatnya yang terpasang selang infus

Tidak ada jawaban dari sabina,tetapi detik selanjutnya sabina pun membuka matanya

Ntah apa yang di fikiran sabina,tetapi begitu Sabina membuka mata.dia justru menangis

Glimpse of us || rafael struick × ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang