02

2.4K 199 2
                                    

heeseung bersiap untuk pergi bekerja karena sekarang adalah shiftnya. meski akhir pekan, heeseung masih tetap bekerja, sebab ia hanya libur di hari jum'at dan selasa.

ia memakai topi supaya kepalanya tidak terasa panas saat diluar ruangan. rupanya kegiatan itu diperhatikan oleh seseorang yang duduk diatas kasur, memandang heeseung bingung.

"hee...seung manah...?"

ia menoleh dan tersenyum. "gua mau kerja, hoon."

sudah hampir 3 hari manusia kucing itu tinggal di rumah heeseung bersamanya juga ni-ki. selama itulah baik heeseung dan adiknya mengajari ia untuk dapat berbicara layaknya manusia. heeseung pun memberikan nama pada manusia kucing itu, sunghoon.

"ker...jaa? apaah... itu...?" tanya sunghoon sambil memiringkan kepalanya ke kanan.

meski masih terbata dalam bicara, sunghoon termasuk kucing pintar yang cepat sekali belajar. kini ia sudah pandai makan di piring, mandi sendiri, juga memakai pakaian.

"kerja itu ngelakuin sebuah kegiatan untuk ngehasilin uang hoon. jadi, gua pergi kerja untuk dapat uang supaya kita bisa makan dan beliin lo jajanan," jelas heeseung sambil menjawil hidung sunghoon.

si empunya hidung tersenyum senang  ia pikir sedang diajak bermain.

ketika sudah siap heeseung pergi keluar kamar untuk berangkat bekerja. "dek, aa berangkat ya itu tadi udah masak telor balado sama nasi kalo mau beli lauk lain beli aja, uangnya aa taruh diatas kulkas."

"iya," balas ni-ki singkat.

setelah mendengar jawaban adiknya, heeseung bergegas pergi. rupanya sunghoon mengikuti heeseung hingga ke depan pintu, tentu saja ia panik takut terlihat oleh tetangga. "hoon ngapain ngikutin gua?"

"hee...seung..."

"iya gua kerja dulu lo tunggu dirumah sama ni-ki, main sama dia, ya?"

"hee...seung.."

ia menghela nafas, sunghoon ternyata tidak mengerti. "dek!" panggil heeseung.

ni-ki berlari kecil menghampiri dua sejoli yang sedang berhadapan di depan pintu. "lho aa belum berangkat?"

"dia mau ikutin aa tolong jagain, ya."

"oke," ni-ki merangkul sunghoon untuk diajak ke dalam, tapi rupanya sunghoon bersikeras untuk mengikuti heeseung.

"sunghoon.. dengerin gua, lo gabisa ikut gua kerja gua bakal pulang nanti sore, ya? lo dirumah dulu sama ni-ki ok? sunghoon kan anak pintar," ucap heeseung memberi pengertian.

sebenarnya sunghoon masih tidak paham apa yang di ucapkan heeseung, tapi mendengar kata 'anak pintar' tandanya ia harus menjadi penurut.

"udah hoon lo dirumah aja sama gua, nanti gua ajarin main kartu uno, ok? biarin aa heeseung kerja, ya." ucap ni-ki.

sunghoon pun mengangguk lalu melepaskan genggamannya dari tangan heeseung. untuk saat ini ia bernafas lega, tanpa bicara lagi heeseung betulan pergi meninggalkan sunghoon yang rupanya sedikit terisak.

***

cafe saat ini sedang ramai-ramainya. beberapa kali heeseung mengusap peluh disekitaran dahinya. meski cafe ini ruangan ber-ac heeseung tetap merasa kegerahan karena cuaca memang sedang terik-teriknya.

"seung tolong anterin ini ke meja nomor 5 ya," ucap yeonjun selaku barista.

"ok kak."

dengan segera ia mengantarkan 3 minuman itu ke meja yang dimaksud. "silakan dinikmati."

heeseung berbalik setelah menyajikan minuman itu, namun matanya tiba-tiba saja tertuju pada dua sejoli di pojok ruangan sedang saling berpelukan. dari samping wajahnya terasa familiar bagi heeseung, niat hati ingin menghampiri tapi panggilan dari yeonjun mengurungkan niatnya.

"seung!"

"iya kak!"

bergegas ia hampiri yeonjun dan melupakan apa yang terjadi barusan.

dilain tempat ada seorang pria manis yang sedang mengetuk pintu, ditangannya ada sebuah rantang panjang berisi makanan yang ia masak sendiri.

"kemana sih orang-orang? harusnya kan ada si ni-ki," gumamnya.

sekali lagi ia ketuk pintu itu dengan tenaga kuat, tak lama knop bergerak dan pintu terbuka. pria itu tersenyum manis pada si pemilik rumah tapi tak lama senyumnya hilang.

"kamu siapa? kok ada di rumah kak heeseung?!" tanyanya heran.

"hee...seung..." ternyata sunghoon lah yang membuka pintu tersebut.

ia menatap si tamu dengan wajah datar, sunghoon tak kenal siapa orang asing ini.

"ni-ki mana? kamu siapa, sih?"

"kamar... mandi... byurr... ni-ki byurr..." balas sunghoon.

"hah?"

"kak sunoo!"

keduanya menoleh, disana ni-ki terlihat dengan rambut basahnya berlari menghampiri. "kakak kenapa kesini? aa heeseung lagi kerja," ucapnya.

pria bernama sunoo itu berkedip lalu dengan linglung menatap rantang yang ia bawa, "oh.. iya aku tau kok. ini aku mau kasih makanan buat kak heeseung sama kamu. btw, ki dia siapa? kok ada di rumah kalian?"

ni-ki gugup tidak tahu mau menjawab apa. masa iya katakan sejujurnya bahwa sunghoon adalah kucing yang berubah menjadi manusia? itu tidak mungkin.

"ee... dia ini sepupu jauh kak, hehe iya sepupu jauh," balasnya.

"hm? bukannya sepupu kamu di yogyakarta semua? terus ini sepupu yang di mana?" tanya sunoo heran.

"hah? eh iya kak ini sepupu jauh jauh jauh banget, pokoknya kakak ga kenal hehe."

sunoo mengangguk saja lalu memberikan rantang itu pada ni-ki. "oh iya makasih ya kak padahal gausah repot-repot."

"engga repot kok, aku seneng masakin kalian soalnya hari ini ibu banyak pesenan jadi aku sisihin buat kalian," balas sunoo dengan senyum manisnya.

sunghoon dapat mencium wangi lezat dari dalam rantang tersebut insting kucingnya bergerak cepat, ia endus-endusi rantang itu.

"la..par... makan... ni-ki... lapar..." gumamnya.

sontak saja keduanya terkejut dengan perilaku sunghoon. dengan cepat ni-ki hentikan, ia tersenyum canggung pada sunoo yang shock.

"ah.. hahaha maaf ya kak, kalo gitu makasih makanannya kami masuk dulu."

tak lama pintu di tutup dengan kencang meninggalkan sunoo yang terbengong. "...aneh"
























































































hii gimana hari kalian??
kasih komentar dongg buat chapter kali ini dan jangan lupa bintangnya yaa terima kasihh 🫶🏻🫶🏻🫶🏻

hoon si meow ajaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang