03

4K 332 19
                                        

heeseung berjalan pulang dengan lesu cafe yang ramai membuat energinya terkuras habis. bekerja sebagai waitress cukup membuatnya pegal sebadan-badan saat pulang, untung ia selalu siap sedia koyo di kamarnya dengan koyo semua rasa pegalnya hilang. malah iklan

"aa pulang," sapanya setelah membuka pintu kontrakan.

tiba-tiba saja seseorang menubruk tubuhnya mendusal ke dadanya. "aaargh... hoon pelan-pelan, sakit tau."

sunghoon tak mendengarkan ia masih asik mendusal ke badan heeseung, sang tuan. "manja kali dia ges," celetuk ni-ki sambil mengunyah kacang goreng.

heeseung terkekeh melihat kelakuan gemas kucing ini, akhirnya ia usap saja kepala sunghoon. tentu saja perlakuan itu membuatnya senang makin-makin ia mendusal ke heeseung.

"gemes banget sih, meng?"

"hmm... rindu... pulang... hee...seung" mata heeseung terbelalak lalu menatap ni-ki.

"adek yang ajarin. abis dia dari pagi nanya terus aa kapan pulang, ya walaupun dia ga bilang secara gamblang sih. yaudah adek ajarin kalo begitu tandanya meng hoon kangen aa," jelas ni-ki.

sunghoon mengangguk lalu mendongak menatap heeseung. yang di tatap gelagapan karena sunghoon benar-benar cantik, matanya bulat bening memancarkan cahaya, juga pipinya yang terasa kenyal seperti mochi.

"ekhem.." heeseung berdehem untuk mengalihkan salah tingkahnya.

"gan...teng hee...seung, hihi."

"duh, hoon jangan gitu lah iman gua tipis kayak kembang tahu," gumam heeseung.

kelakuan sunghoon selanjutnya membuat kakak beradik itu kontan melotot. "hihi hee...seung," kikik sunghoon disertai senyum manis.

bagaimana tidak sunghoon tiba-tiba saja mengecup pipi heeseung cepat. "i-itu bukan adek yang ngajarin, a."

heeseung menghela nafas, mencoba waras kembali setelah terkejut. "lo belajar darimana cium-cium begitu, hm?"

ia pikir sunghoon akan bilang ni-ki yang mengajarinya, ternyata ia menunjuk kearah televisi yang menayangkan drama romantis dimana kedua tokoh saling membagi kasih lewat ciuman. buru-buru ni-ki raih remot dan televisi dimatikan.

sunghoon rupanya marah ia hampiri ni-ki dan berusaha untuk mencakarnya. "e-eh gaboleh gitu sama ni-ki dia kan temen lo hoon, harus baik. gaboleh cakar-cakar, ya?" ucap heeseung seraya menahan tubuh sunghoon yang berusaha meraih ni-ki untuk dicakar.

"ja...hatt, ni-ki..."

"bukan jahat ni-ki baik kok, dia gamau lo nonton film yang ada adegan ga boleh ditirunya. sunghoon gaboleh cium-cium orang sembarangan itu artinya ga sopan, harus izin dulu."

"izin...?" tanya sunghoon.

"iya ni-ki udah ajarin kan, kalo mau ngelakuin sesuatu harus izin."

"hee...seung cium... boleh...?"

heeseung yang ditanyai gelagapan, pelan ia mengangguk. "iya kayak gitu iz—"

belum selesai omongannya, sunghoon sudah mengecup kembali pipinya sebanyak dua kali. si pelaku hanya tertawa sedangkan korban terdiam membeku.

"hadeuh... pindah kontrakan aja apa ya gua..."

poor ni-ki

🐱🐱🐱

"aa kalo senin adek kan sekolah, terus aa kerja nanti sunghoon sama siapa?" ni-ki membuka pembicaraan saat mereka sedang menyantap makan malam.

benar juga heeseung tak berpikir sampai sana. masa iya dia bawa sunghoon ke tempat kerja, takutnya malah mengacau. "duh.. aa juga bingung dek..."

hening melanda dua kakak beradik itu, sedangkan satu orang lainnya asik menikmati makanan didepannya. postur tubuh sunghoon memang layaknya orang dewasa tapi pikiran dan perilakunya selayak anak usia 5 tahun yang masih belum mengerti banyak hal.

"apa kita–" ucapan ni-ki terpotong saat pintu kontrakan diketuk.

heeseung bergegas membukakan pintu untuk si tamu dan munculah pria manis dibaliknya. "kak heeseung udah pulang?"

"eh, iya sunoo gua tadi sore baru balik. ada apa, ya? bulan ini gua udah bayar kontrakan, kan? oh iya sampe lupa, makanannya makasih ya salamin ke ibu juga."

sunoo pria manis yang memberi ni-ki makanan tadi siang itu adalah anak dari pemilik kontrakan heeseung tinggal. tak sekali dua kali ia bertamu pada heeseung terkadang ia menginap disana dengan dalih ingin mengajari ni-ki pelajaran sekolah.

"iya sama-sama kak. aku kesini bukan mau nagih uang kontrakan kok," ucap si manis.

dahi heeseung berkerut ssolah menunggu jawaban lain. "eum... aku mau nanya kak heeseung disini lagi ada sepupunya?"

sepupu? sepupu siap–

mati.

batin heeseung. ia tahu siapa yang sunoo maksud. "ah... hahaha iya sepupu gua lagi nginep disini buat beberapa bulan, hehe."

sunoo mengangguk walau sedikit merasa janggal. "sepupu yang darimana?"

saking dekatnya interaksi mereka, sunoo bahkan tahu seluk beluk kehidupan heeseung, termasuk kisah cintanya.

"oh sepupu jauh, lo ga kenal yang ini, iya ga kenal," kilah heeseung sambil menggaruk tengkuk.

"ouh... yaudah aku cuma mau tanya itu aja sih. kalo gitu aku pamit pulang, ya." pamitnya sambil melambai.

tiba-tiba saja heeseung terpikirkan sesuatu, saat sunoo sudah pergi lima langkah ia memanggil, "sunoo gua boleh minta tolong ga?"
































kira kira aa heessung mau minta tolong apa ya ke sunoo??

gimana guys chapter 3? boleh dong kalo suka sama ceritanya di vote yaaa

thank youu 🫶🏻🫶🏻🫶🏻

hoon si meow ajaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang