jake menatap anak-anak yang sedang asik bermain bola melihat mereka bermain sedikit membuat mood jake naik. seharian ini jay pacarnya sulit sekali dihubungi, padahal hari ini ia sedang libur tidak ada kuliah. akhirnya karena ga ada kerjaan, jake main ke komplek heeseung.
sebenarnya niat awal jake adalah minta maaf pada sahabatnya itu, tapi ia masih gengsi untuk menemuinya secara langsung. jadilah jake mampir ke lapangan komplek kontrakan heeseung saja.
saat asyik menikmati jajan yang ia bawa, jake dibuat salfok oleh pria dewasa, mungkin seumuran dengannya menangis karena di ejek anak-anak itu.
"kakak gabisa main sama kita, ini buat anak kecil bukan buat anak gede," kata anak bernama ryo.
"iyaa mendingan kakak pulang aja sana jangan kesini lagi, kami gamau main sama kakak!" sahut anak bernama yujin.
"huhu jahat..."
"dasar cengeng! udah gede masih nangis."
merasa kasihan melihat lelaki seumurannya menangis tersedu-sedu jake hampiri sekumpulan bocah kematian yang terlihat sedang membully itu. "lho, kenapa kakaknya dibikin nangis?"
jake terkejut melihat lelaki yang menangis itu, 'ini kan sepupunya heeseung.'
"kita ga bikin nangis kok, kakak ini aja yang cengeng udah gede masih nangis hahaha,"
"iyanya, kata mama aku kalo udah gede masih nangis tandanya banci!"
"eh, kok kalian ngomongnya gitu sih? ga boleh ya," tegur jake.
"biarin. jangan-jangan kakak juga cengeng, ya? HAHAHA."
"udah yuk gusyy, kita pulang aja main di depan rumahnya sakuya aja," kata junghwan.
setelahnya rombongan bokem itu pergi dari taman komplek. jake menghela nafas, anak jaman sekarang kenapa mulutnya jahat sekali?
disampingnya, lelaki yang ia kenal sebagai sepupu heeseung itu masih terisak sambil mengusap air matanya. "cup cup jangan nangis, ya? kamu yang sepupunya heeseung itu, kan?"
"heeseung huhuhu..."
"iya udah jangan sedih, ya? kamu main sama aku aja, ya?"
tak menyangka sunghoon mengangguk lalu menggandeng jake, sontak yang dugandeng terkekeh. lucu sekali lelaki ini, pikir jake.
akhirnya jake mengajak sunghoon untuk duduk di atas rumput yang penuh makanan ringan. "kamu laper ga? mau cookies?" tawar jake.
tangan sunghoon bergerak ambil bungkus ciki lalu ia sodorkan ke jake, "mau ini?"
hanya anggukan yang jake dapat lalu dengan senyuman jake bukakan bungkus ciki itu untuk sunghoon lalu memberikannya. sunghoon tersenyum lalu menikmatinya dengan lahap.
jake hanya memperhatikan sunghoon yang makan seperti anak usia 5 tahun, lucu sekali. "oh iya, aku lupa tanya nama. kamu namanya siapa?"
"eumm... sunghoon heeseung bilang," jawabnya.
"ok sunghoon, salam kenal ya aku jake."
"jek?"
"jeike, jake."
"jek!"
okelah suka-suka sunghoon saja.
🐱🐱🐱
ni-ki terbangun di siang hari dan mendapati rumah kosong, ia tak melihat eksistensi sunghoon. akhirnya dengan wajah bantal dan rambut acak-acakan ni-ki bergegas keluar, mana sandalnya selang seling saking paniknya.
"ni-ki!!"
sunghoon berlari menghampiri ni-ki yang terlihat linglung lalu memeluknya. "hoon, kalo mau keluar bilang-bilang sama gua jangan main nyelonong aja nanti ilang gua yang repot."
"maaf..." ucap sunghoon lirih sambil menautkan jarinya.
ni-ki hanya menghela nafas lalu menatap seseorang yang ada dibelakang sunghoon, "kak jake ngapain kesini?" tanyanya judes.
jake adalah teman heeseung yang paling akrab dengannya, bahkan ni-ki sudah menganggap jake seperti kakak kandung. namun, sejak insiden hari itu pandangannya jadi sedikit berubah pada jake.
"gua cuma anterin sunghoon, tadi dia digangguin sama anak komplek."
"lo digangguin? sapa yang nakalin? gengnya si junghwan, ya?" cecar ni-ki.
"nda tau..."
"makanya kalo mau main tuh bilang sama gua atau ga sama aa biar nanti ditemenin. lo gua tinggal tidur bentar udah kelayapan aja," omel ni-ki.
"kalian ngapain rame-rame?"
mereka langsung menoleh pada seseorang yang baru saja datang.
"jake?"
🐱🐱🐱
ruang tv yang biasanya terasa hangat kini terasa dingin dan mencekam. dua sejoli saling duduk berhadapan tanpa bicara. heeseung duduk sambil memainkan ponselnya tanpa menghiraukan sosok yang sedari tadi menatapnya gusar.
di suasana sunyi itu mereka bisa dengar teriakan tantrum sunghoom dari dalam kamar ni-ki, "dedek! sunghoonnya jangan dijailin," ucap heeseung.
"SUNGHOON DULUAN AA GIGIT BAHU DEDEK, AWW SAKIT WOI!"
si aa hanya menghela nafas, ni-ki dan sunghoon dua-duanya jahil tapi giliran dibalas malah ngamuk.
"heeseung," panggil jake pelan.
yang dipanggil hanya menatap tanpa menyahuti. "gua... mau minta maaf."
"gua tau kemaren itu keterlaluan gua nampar lo didepan adek dan juga sepupu lo, gua kalut. gua cuma ga suka kalo ada yang ngomong tapi tanpa bukti," jelas jake.
heeseung terkekeh kecil, "jake, gua ga marah kok lo nampar gua. tapi, dari ucapan terakhir lo kayanya lo emang udah ga percaya ya sama gua?"
"ga gitu seung. kita sahabatan udah dari lama jelas gua percaya sama lo, gua cuma pengen lo bilang ke gua dengan bukti konkret bukan cuma omongan semata."
heeseung terdiam. yang jake katakan memang benar, tapi ia sendiri tidak membual. ia benar-benar melihat jay mencium kening pria manis yang ia ketahui adalah orang yang sama secara tiba-tiba mengendusnya saat memesan di cafe. heeseung nelihat semuanya dengan jelas.
"gua ga marah jake. kalo gitu gua mau istirahat lo bisa pulang."
setelahnya heeseung pergi ke kamar meninggalkan jake dengan air mata yang mengalir.
waduhh gimana ya ini, semoga masalahnya cepet kelar ya a.
seperti biasaa jangan lupa vote yaa 🫶🏻🫶🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
hoon si meow ajaib
Fiksi Penggemarditengah kelabunya perasaan heeseung saat mengetahui pujaan hatinya jake telah berpacaran dengan temannya, jay. heeseung menemukan seekor kucing putih di dekat tempat sampah rumahnya dan keesokan harinya kucing itu tiba-tiba saja berubah menjadi ma...