semua penghuni kastil sedang sibuk menyiapkan pernikahan sekaligus ritual yang akan dilaksanakan kurang dari dua hari. madam sejak tadi menitah seluruh pelayannya untuk ke sana ke mari agar mempersiapkan acara dengan matang.
"hei alexa kenapa bunga untuk ritual ini layu? cepat kamu cari bunga yang segar, leluhur akan menolak kalau bunganya layu."
"baik madam," pelayan bernama alexa itu segera pergi untuk mencari bunga ritual yang segar.
"madam ada beberapa kiriman seserahan dari raja simon," seorang pelayan pria masuk dan memberikan sebuah informasi.
madam tersenyum senang, "bagus. ambil semuanya kevin lalu taruh di kamar saya. steve pasti senang menerima semua hadiah menarik dari raja simon."
"baik madam, saya akan menyuruh nicolas dan erwin menaruhnya di sana," kevina pun pamit undur diri.
"ini adalah ritual terakhir, jika ritual ini berjalan lancar maka saya akan abadi selamanya dengan begitu saya bisa menguasai dua dunia," gumam madam sambil memainkan bunga hiasan pernikahan dengan senyuman liciknya.
🐱🐱🐱
cw // kissing
heeseung membuka matanya perlahan sinar mentari berusaha membangunkannya dari tidur tak nyenyak. ia berusaha untuk menggerakan leher dan punggung yang terasa kaku, sebab tidur dengan posisi duduk menyandar di tembok.
kini pahanya pun terasa berat karena sunghoon tidur di sana. ia pandangi wajah damai terlelap itu sambil mengusap surainya lembut. semua bagai mimpi tapi nyata, ia jatuh cinta pada seekor kucing yang pernah diselamatkannya lalu berpetualang masuk ke dalam kastil penyihir untuk menyelamatkan adiknya.
mata heeseung membulat, ia hampur lupa bahwa tujuannya ke mari adalah untuk menyelamatkan ni-ki, "hoon ... bangun udah pagi." heeseung menepuk pelan pipi selembut kapas guna membangunkan sunghoon.
perlahan tidur sunghoon terganggu dan kelopak matanya terbuka, "heeseung..."
ia segera bangun dari tiduran diatas paha itu dan mereka saling tatap, "maaf bangunin lo tapi kita harus pergi hoon, nanti ketauan."
sunghoon berdiri lalu ia mengintip dibalik tembok mengecek apakah ada penjaga di sana. ternyata penjaga semalam masih setia menjaga sambil mondar mandir. sunghoon berbalik lalu duduk menghadap heeseung.
"tidak ada cara lain, kita harus menyamar menjadi penjaga di sini."
dahi heeseung berkerut, "nyamar gimana?"
"heeseung saat ini aku tidak bisa menggunakan sihir ku, karena madam pasti akan bisa merasakan energinya. jadi, apa kamu bisa bertarung?" tanya sunghoon .
"bertarung? maksud lo bogem-bogeman?"
sunghoon mengangguk, "...bisa kayaknya, tapi gua ga yakin badan mereka lebih gede dari gua walaupun ada yang cungkring."
"aku bisa membantumu," ucap sunghoon.
"bantu? bantu gim–"
kepala heeseung ditarik oleh sunghoon lalu ia mencium bibirnya. ciuman yang awal hanya saling menempel itu kita menjadi lumatan ringan, mata heeseung awalnya melotot terkejut kini memejam khidmat menikmati betapa lembutnya bibir sunghoon yang menjamah bibirnya.
hampir 10 menit keduanya saling menyesap satu sama lain. sunghoon melepas ciumannya sampai berbunyi 'cup' terlihat wajah heeseung yang kecewa. sunghoon menyembunyikan rona merah pada pipinya ia malu.
"h-hoon ..."
"maaf heeseung, hanya itu yang bisa aku lakukan. aku mencoba menyalurkan sedikit energi sihir lewat ciuman agar tidak terdeteksi," jelasnya.
heeseung diam membeku hatinya membuncah, jantungnya berdegup seolah akan meledak. buru-buru ia membelakangi sunghoon hanya untuk berteriak tanpa suara, salting brutal.
"ekhem," ia berdehem sambil kembali berbalik menatap sunghoon. "makasih ya hoon, gua yakin banget bisa berantem 1000 lawan 1," ucapnya sombong.
sunghoon hanya tertawa kecil, namun tawanya berhenti tak lama setelah seseorang memergoki mereka, "pangeran steve sejak kapan anda di sini?"
🐱🐱🐱
zudith menatap orang-orang kastil dari jendela kamar yang berlalu lalang mempersiapkan acara ritual dan pernikahan. entah mengapa ini pertama kalinya ia tidak senang dengan adanya acara ini, hatinya gelisah sangat.
sedangkan ni-ki duduk diranjang sambil menyandar pada kepala ranjang, "won di sini ga ada makan apa? gua laper banget belum makan dari kemaren."
"kami tidak pernah makan," balas zudith.
"yang bener ajaa terus gimana dong gua laper banget sumpah," keluh ni-ki sambil mengusap perutnya yang agak sedikit sakit.
"tunggu sebentar aku akan coba tanya pelayan apakah di sini ada sesuatu yang bisa di makan."
zudith pun bergerak pergi keluar kamar untuk mencari bahan makanan.
ni-ki merebahkan diri atas kasur milik zudith. bau khas si pria manis itu menyeruak ke dalam hidungnya begitu manis dan lembut, "anjir si jungwon wangi banget dah," gumamnya.
zudith keluar dari kamar dan berpapasan dengan pelayan yang sangat ia kenali, "oh, hai zudith sedang apa berdiri di sana?"
zudith tersenyum simpul dan menjawab, "hai juga alea, saya ingin mencari makanan."
pelayan bernama alea itu mengeryitkan dahi, "makanan? kamu lupa bahwa semua penghuni kastil tidak pernah makan? penghuni kastil tidak merasakan lapar zudith," jelasnya.
zudith mengatupkan bibir, lalu ia beringsut mendekat pada alea. "bukan untuk saya, tapi untuk seseorang yang akan menjadi persembahan leluhur," bisiknya.
mata alea membulat, "apa kali ini 'bentuk'nya adalah manusia?"
zudith berdehem sambil mengangguk, "biasanya madam menyiapkan persembahan untuk leluhur hanya seekor rusa, tapi kali ini...?"
"tolong carikan sesuatu yang bisa di makan manusia, lalu antarkan ke kamar saya."
"baik, kalau begitu saya pamit pergi mencari."
setelahnya alea pergi dengan nampan berisi bunga-bunga segar nan wangi.
tenang guys aku bakalan update malem ini sampai selesai.
bentar lagi keknya bakalan ending
how your's day guys??
jangan lupa vote yaaa 🥰🫶🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
hoon si meow ajaib
Fanfictionditengah kelabunya perasaan heeseung saat mengetahui pujaan hatinya jake telah berpacaran dengan temannya, jay. heeseung menemukan seekor kucing putih di dekat tempat sampah rumahnya dan keesokan harinya kucing itu tiba-tiba saja berubah menjadi ma...