Rhea's pov
Hari pernikahan putra mahkota hanya tinggal tiga hari lagi, karena jarak dari kastil ini menuju istana lumayan jauh, aku dan Arthur memutuskan untuk berangkat hari ini agar tidak terlambat datang ke acara.
Saat ini, aku dan Arthur sedang duduk di kereta kuda, kami bersebelahan tahu. Duduk disebelah pria tampan memang enak ya, aku bisa melihat wajah tampannya dari dekat. Terhitung sudah 5 jam aku duduk di kereta ini, huhu pinggangku sangat sakit sekali. Yang lebih parah adalah rasa kantuk yang mulai menyerang ku, aku memutuskan untuk menutup mataku.
Aku terbangun saat hari sudah malam, apakah kalian tahu? Aku tidur di bahu Arthur!! sangat mengesankan sekali pria itu mau aku tidur di bahunya.
"Kau tidur seperti kerbau, bahuku menjadi bau karena terkena air liurmu, oh jangan lupakan kau juga mendengkur sangat keras," ejek Arthur saat melihatku bangun. Hal pertama yang menyambut ku saat bangun adalah suara ejekan dari orang di sebelahku.
Aku segera memperbaiki posisi tidurku, ejekan dari Arthur tidak membuatku malu, karena aku memang mendengkur saat tidur. Aku menguap dan meregangkan ototku.
"Apakah kau tidak pernah mandi? badanmu sangat bau," ujar Arthur sembari mengibaskan tangannya.
Tunggu dulu, apa katanya? Aku tidak pernah mandi? Apakah dia adalah seorang cenayang?
"Kau diam lah, aku masih sangat mengantuk asal kau tahu," ujarku.
Aku kembali menutup mataku hendak melanjutkan mimpi indahku yang tertunda, tapi guncangan di kereta membuat kepalaku terbentur kereta.
"Duke, di hutan sana banyak sekali hewan liar, akan sangat berbahaya jika kita melewatinya pada malam hari," kata pak kusir.
Arthur mengangguk. "Baiklah kita bermalam disini saja," titahnya. Aku hanya berangkat bertiga, aku, Arthur dan si kusir itu. Kami tidak membawa pengawal sama sekali, karena mereka sudah sampai lebih dulu. Apakah Arthur ingin berdua denganku saja dan membiarkan para pengawal serta pelayan pribadiku untuk sampai lebih dulu? Mak aku salting!!!
"Arthur, apakah kita akan tidur di kereta kuda ini?" tanyaku padanya.
"Iya, atau kau ingin tidur di luar? tidak apa jika kau ingin tidur di luar silahkan saja, aku tidak melarang kok."
Hei! bukan ini maksudku, pria di sebelahku ini sangat menyebalkan, sungguh!
"Tidak perlu, aku tidur disini saja." Daripada tidur di luar yang beresiko dimakan serigala, aku lebih baik tidur disini meskipun membuat pinggangku pegal.
Arthur tersenyum. "Tidak apa, jika kau mati dimakan harimau itu sangat menguntungkan bagiku. Setidaknya bebanku berkurang."
"Apa katamu? Ya sudah aku akan pergi berjalan kaki sendiri."
Aku keluar dari kereta kuda lalu berjalan sendirian melewati pepohonan rimbun. Sungguh! Aku hanya berbohong, berharap Arthur mengejarku dan meminta agar aku kembali ke kereta kuda. Aku menoleh kebelakang, harapanku sirna sudah pria itu malah melambaikan tangannya padaku.
Aku menyesal, harusnya aku tidak keluar dari kereta. Mau kembali ke kereta pun akan sangat memalukan. Udaranya sangat dingin, aku menggosok-gosokan ke dua tanganku berharap hal ini membuatku menjadi hangat. Semakin lama, hutan yang ku lalui semakin rimbun, cahaya bulan yang menerangi jalanku semakin hilang karena lebatnya daun-daun pohon ini.
Gelap. Satu kata yang mendeskripsikan hutan ini. Sebuah suara hewan yang menggeram membuat bulu kudukku berdiri, aku sangat takut. Seekor serigala keluar dari semak semak, aku salah ini bukan hanya seekor, tapi kanan, kiri, depan bahkan belakangku juga ada.
Apakah aku akan mati karena diterkam serigala? Konyol sekali. Serigala-serigala ini terlihat seperti sedang berancang-ancang, aku menutup mataku, keringat di dahiku bercucuran.
Ayo kita menghitung bersama!
1.. 2.. 3..
Tidak, aku masih hidup, tubuhku seperti melayang, aku memberanikan diri untuk membuka mataku. Seorang pria di depanku dengan wajah yang ditutupi oleh topeng berwarna hitam, kita seperti sedang terbang. Ia memeluk pinggangku mesra, andai aku bisa melihat wajahnya, pasti sangat tampan!
pria itu membawaku melesat entah kemana tujuannya. Ia menurunkan aku di pemukiman warga, ketika aku hendak mengucapkan kata terima kasih, pria itu lebih dulu menutup mataku menggunakan tangannya seketika kepalaku mendadak pusing, dan aku kehilangan kesadaranku!
***
Aku terbangun di sebuah kamar sederhana. Apakah aku ber-transmigrasi lagi? Pikiranku sudah melayang kemana-mana. Ada seorang gadis menghampiriku.
"Apakah kau sudah bangun?" tanya gadis itu. Pertanyaan yang sangat basi, apakah dia buta?
Aku tersenyum dan menjawab, "sudah lady, dan dimana ini?"
"Ini rumahku, tepatnya di desa Rire, dan kau siapa nona?"
"Aku Bi-" Tidak! jangan Bianca, lebih baik menggunakan nama asliku saja.
"Namaku Rhea," jawabku.
"Senang bertemu denganmu Rhea, namaku Serena, dan kau berasal dari mana, Rhea?"
Aku bingung harus menjawab apa. "Aku adalah istri seorang baron, tapi setelah ia mendapatkan pengganti yang lebih cantik dariku, ia malah mencampakkan aku," bohongku padanya aku juga memasang wajah sedih, apakah aku sudah bisa menjadi aktris di Indosiar? aktingku sangat bagus!
Serena terlihat kasihan denganku. "Rhea, apakah kau mau menjadi temanku? kau bisa tinggal disini bersamaku!" Tawarannya sangat menggiurkan, aku juga tidak mengenal desa ini.
"Terima kasih sudah mau menerima ku, Serena." aku memasang wajah terharu. Serena tiba-tiba memeluk tubuhku, dengan terpaksa aku juga memeluk tubuhnya.
Setelah mendengar seluruh ceritanya, aku tahu bahwa Serena adalah anak dari seorang baron, ibunya sudah meninggal saat melahirkannya. Ayahnya bernama Fredrin, Baron Fredrin sangat menyayangi anaknya.
'When ya punya bapak,' batinku.
Gadis didepannya ini juga sangat baperan, aku hanya menceritakan kisah hidup yang ku buat buat agar se-sedih mungkin, tapi Serena bahkan menangis dan berkata, "malang sekali hidupmu, Rhea. Aku akan bilang pada ayahku untuk mengangkatmu menjadi anaknya."
Sepertinya tidak buruk jika aku menjadi saudari Serena. Aku hanya menolak tawarannya untuk ber basa basi yang akhirnya akan ku terima. Aku tahu, aku tahu, aku memang sangat pintar.
Bersambung...
4 April 2024
Alurnya berantakan bgt ya?
Huhuhu maafin aku ya, aku masih belajar
KAMU SEDANG MEMBACA
Melintasi Garis Waktu (On Going)
FantasyFOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA! Rhea Dhaneswari gadis pengangguran yang hobinya rebahan. Tiba-tiba masuk ke dalam novel yang dibacanya semalam? Bahkan Rhea masuk ke dalam tubuh istri dari pahlawan perang, yang ditakdirkan akan mati dengan tr...