Bab 25. Di ambang kehancuran

3.6K 182 3
                                    

Happy Reading!
janlup tinggalin jejak😘

***

Aku bisa merasakan jantungku berdetak begitu keras hingga seakan akan keluar dari dadaku. Keringat dingin membasahi telapak tanganku, dan napasku terasa pendek dan terengah-engah.

Entah apa yang pria itu lakukan padaku, namun cengkraman tangannya pada kepalaku mengendur.

“Bukankah dia yang ditakdirkan? Aih kita tidak boleh membunuhnya.” Hanya kalimat itu yang bisa ku dengar. Saat aku membuka mataku, aku sudah berada di kastil penculik itu lagi.

Tangan dan kakiku sudah terikat rantai, membuat setiap gerakan terasa menyakitkan dan terbatas. Suara rantai yang berderak menambah kecemasan yang menghantui pikiranku.

"Aaaa! Gue mau balik!" Aku berteriak sangat keras, suaraku menggema di seluruh ruangan. Tak lama kemudian, pelayan yang biasa mengantarkan makananku bergegas masuk ke kamar ini, wajahnya penuh kekhawatiran.

“Ada apa nona?” tanya pelayan itu.

“Mau balik ke rumah, mama aku mau pulang!”  Aku menangis histeris, ketakutan yang mencekam merasuk ke setiap sudut pikiranku. Aku ingin pulang ke duniaku, tempat yang kukenal dan kurasa aman. Di sini terlalu menyeramkan.

“Jangan berteriak, nona, atau tuan nanti akan marah pada Anda,” ujar pelayan itu dengan nada tenang, namun matanya menyiratkan kekhawatiran.

Tak lama kemudian, aku terdiam. Pelayan itu mulai bernafas lega melihatku tenang.

"Keluar!" teriakku padanya.

Pelayan itu menuruti perintahku tanpa sepatah kata pun. Aku memeluk lututku sendiri, menenggelamkan kepalaku di antara lipatan tangan. Isakan tangis keluar dari mulutku, menggema dalam kesunyian yang mencekam.

***

Di sisi lain, kerajaan Lysdor berada di ambang kehancuran. Raja kerajaan Terranova menggunakan siasat licik; ia hanya mengirim beberapa ksatria ke medan perang, sementara pasukan utamanya mengepung ibu kota Lysdor. Keadaan semakin genting, dan harapan semakin pudar bagi rakyat Lysdor yang tak siap menghadapi serangan mendadak ini.

Sisa-sisa ksatria yang tidak ikut pergi ke medan perang dikerahkan untuk melawan pasukan Terranova. Mereka berjuang mati-matian, berusaha mempertahankan ibu kota dari serangan yang tak terduga ini.

Arthur beserta ksatria lainnya sedang dalam perjalanan pulang. Mereka bergerak cepat, dengan harapan bisa tiba tepat waktu untuk menyelamatkan ibu kota Lysdor dari kepungan musuh.

Terranova menjatuhkan benda mirip bom ke atas rumah-rumah warga, mengakibatkan sebagian besar dari mereka hancur. Beberapa warga tewas dalam serangan ini, sementara yang lain mengalami luka-luka parah.

Bom ini, serupa dengan yang menghancurkan kediaman Count Beaumont dalam sekejap.

Kerajaan Dorvalle mengirimkan bantuan berupa beberapa persediaan obat herbal kepada Lysdor. Kerajaan Dorvalle juga mengirim beberapa ksatria untuk membantu mempertahankan kerajaan Lysdor.

Raja Henri benar-benar frustasi. Bersama beberapa bangsawan lainnya, ia dijadikan sandera oleh Terranova. Entah dendam apa yang membuat Terranova bersikap demikian pada Lysdor.

***

Di perjalanan pulang, Arthur dan ksatria lainnya harus melewati hutan terlarang untuk mencapai Lysdor dengan cepat.

Hutan terlarang adalah wilayah yang dipercayai penuh dengan kegelapan dan misteri. Pohon-pohonnya menjulang tinggi dengan daun yang lebat, menciptakan lindungan alami yang menutupi langit di atas mereka.

Legenda mengatakan bahwa hutan ini dihuni oleh makhluk-makhluk gaib dan hewan-hewan buas yang tidak ditemui di tempat lain.

Namun, untuk menyelamatkan Lysdor, Arthur dan ksatria lainnya tak punya pilihan selain mengambil risiko melintasi hutan ini, berharap mereka bisa mencapai tujuan mereka tanpa terhalang oleh bahaya yang mengintai di dalamnya.

Benar saja, semakin mereka memasuki area hutan, semakin lebat pohon-pohon di sekeliling mereka. Cabang-cabang yang tebal dan daun-daun yang rapat membuat langit terasa semakin gelap.

Di tengah perjalanan, mereka melihat seorang gadis sedang dicengkeram rambutnya oleh seorang pria. Arthur dan ksatria lainnya memilih untuk mengawasinya dari semak semak terlebih dahulu, khawatir mereka adalah penduduk asli hutan yang memang memiliki masalah internal.

Namun, setelah memeriksa wajah gadis itu lebih dekat, Arthur menyadari bahwa itu adalah istrinya.

Tiba-tiba, seorang pria berjubah hitam muncul dan dengan cepat menendang tangan pria bernetra hijau yang sebelumnya mencengkeram rambut Rhea.

Pertarungan tak bisa dihindari, meski kalah jumlah, pria berjubah hitam berhasil memenangkan pertarungan. Dengan cepat, dia menggendong Rhea dan lalu berlari melesat memasuki area hutan lebih dalam.

Arthur ingat, pria berjubah hitam itu mirip dengan orang yang diam-diam masuk ke kamar istrinya pada malam hari.

Akhirnya, Arthur memutuskan untuk mencari istrinya di dalam hutan, sementara yang lain diperintahkan untuk melawan Terranova.

Note: Ribuan ksatria itu dibagi menjadi beberapa kelompok agar saat melintasi area hutan tidak menimbulkan keributan. Dan kebetulan rombongan Arthur berada paling belakang.

Arthur menarik kekang kudanya dan melintasi jalur yang baru saja dilalui oleh pria berjubah hitam. Pria bernetra hijau yang sebelumnya dikalahkan telah menghilang dari tempat itu.

Hanya dengan mengandalkan jalur setapak, Arthur tiba di sebuah kastil kecil yang ia yakin sebagai tempat istrinya diculik.

Sambutan pertama saat Arthur melangkah satu langkah menuju pintu kastil adalah pria berjubah hitam itu sendiri.

"Kembalikan istriku," ujar Arthur tegas kepada pria berjubah hitam itu.

Pria berjubah hitam itu mendekat, lalu mulai menyerang Arthur. Meskipun sempat kewalahan, akhirnya Arthur yang keluar sebagai pemenang. Dengan cepat, Arthur menarik tudung yang menutupi wajah pria itu.

“Kau?!”

Bersambung...

30/06/2024

Nata up yeayy

And see you next chapter 👋

Next?

Melintasi Garis Waktu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang