satu

4.2K 65 0
                                    

"Bagaimana apa kamu sudah mempunyai calon istri" tanya pria paruh baya di depan Angga

"Apa saya harus menikah dulu baru bisa mendapatkan perusahaan kakek" ucap Angga di depan sang kakek

Persyaratan yang di berikan sang kakek membuat Angga pusing. Dia sama sekali tidak pernah berdekatan dengan wanita. Hidupnya hanya untuk bekerja.

"Mudah kan syarat dari kakek. Kamu selalu menolak jika kakek jodohkan dengan cucu teman kakek" ucap sang kakek

"Bukan menolak, tapi saya tidak ada waktu untuk bersenang-senang" ucap Angga sambil memakan sarapannya

"Apa kamu mau bujang seumur hidup" ucap sang kakek

"Kenapa tidak" ucap Angga enteng

"Dasar cucu tidak punya perasaan" sang kakek mulai jengkel

"Saya sudah selesai, saya kekantor dulu" pamit Angga

"Ingat kata-kata kakek, tidak ada calon istri kamu tidak dapat perusahaan" teriak sang kakek

Telinga Angga seakan sudah tebal mendengar oceh sang kakek.

"Tuan muda sangat keras kepala" ucap bibi Lina membersihkan meja makan

"Dia mirip sekali dengan ayahnya" ucap kakek Angga

Angga duduk di belakang mobil sambil mengecek pekerjaan kantornya.

"Tuan hari ini anda ada meeting dengan direktur Graha Grup" ucap Tomi asisten Angga

"Suruh Bella menyiapkan untuk meeting nanti" ucap Angga

"Baik tuan"

"Mampir ke cafe biasanya" pinta Angga

"Baik tuan"

Sesampai cafe Tomi hendak keluar untuk membeli kopi namun di tahan Angga.

"Saya beli sendiri" Angga turun sendiri masuk ke cafe

Angga masuk ke dalam cafe ternyata masih sepi.

"Mau pesan apa" tanya kasir cafe

"Americano 2" Angga mengeluarkan kartu

"Silakan tunggu dulu" pinta sang kasir

Angga menunggu sambil bersandar di pinggi meja kasir.

Klinting

Suara pintu cafe terbuka sosok perempuan berpakaian casual berdiri tepat di sebelah Angga.

"Mau pesan apa" tanya kasir

"Americano" ucap Nisa

"Silakan tunggu sebentar" ucap kasir

Tak berselang lama pesanan Angga selesai.

"Americano 2" kasir memberikan ke Angga. Tanpa mengucapkan terima kasih Angga langsung pergi.

"Dasar sombong" gumam Nisa

Telinga Angga sangat jeli apa yang di katakan Nisa. Angga memutar balik badan dan berjalan ke arah Nisa. Nisa kaget ada laki-laki di hadapannya dengan wajah seram.

"Apa yang baru saja anda katakan" tanya Angga

"Apa maksud anda" Nisa tak mau kalah

"Anda baru saja mengatai saya sombong" ucap Angga

"Si-siapa yang bilang gitu. Itu bukan buat anda" elak Nisa

"Memangnya ada orang lain selain kita" Angga mendekat kembali ke arah Nisa. Nisa mundur satu langkah

"Americano satu" ucap kasir

Nisa langsung mengambil minumnya dan berterima kasih.

"Terima kasih" Nisa langsung meninggalkan Angga

"Dasar laki-laki gila" Nisa menatap Angga

Angga masuk ke dalam mobilnya.

"Buat kamu" Angga memberikan kopi ke Tomi

"Terima kasih tuan" Tomi menatap Angga ada yang berbeda

"Tuan apa ada yang salah, wajah tuan kenapa" tanya Tomi

"Habis ketemu mak lampir" ucap Angga sambil menyeruput kopinya

"Mak lampir " ( ucap Tomi dalam hati )

--------

Hari ini Nisa sudah siap untuk panggilan interview di perusahaan ternama.

"Bu ... Nisa berangkat dulu ya" Nisa berpamitan ke ibunya

"Ibu doakan kamu di terima di perusahaan itu" ucap sang ibu memberi semangat Nisa

Di halte bus Nisa menunggu bus datang. Tak berselang lama bus datang juga. Ini adalah panggilan pertama Nisa di melamar pekerjaan. Setelah lulus kuliah Nisa banyak sekali melamar ke beberapa perusahaan namun belum ada yang berhasil. Dia berharap panggilan ini bisa mengubah nasibnya.

Sesampai perusahaan itu, Nisa langsung menuju ruangan tes interview. Ternyata banyak sekali yang mengikuti tes interview.

"Boleh saya duduk di sini" tanya Nisa ke salah satu peserta tes

"Silakan. Nama kamu siapa"

"Saya Nisa"

"Saya Marisa"

"Ternyata banyak ya yang ikut tes" ucap Nisa melihat beberapa orang

"Iya juga, sedikit gugup lihat orang banyak kayak gini" ucap Marisa

"Kita harus semangat biar lolos interview ini" ucap Nisa

"Selanjutnya Marisa dan Nisa" nama mereka di panggil panitia

Nisa dan Marisa masuk kedalam ruangan. Tepat di depan mereka sudah ada 4 orang. Salah dari mereka adalah Angga. Angga selalu terjun langsung memilih karyawan kantor. Dia tidak mau di kantornya ada karyawan yang tidak berguna.

Angga melihat dua wanita di hadapannya. Dan tatapan melihat sosok wanita yang bertemu di cafe minggu lalu. Mangsa Angga sudah di depan mata. Siapa suruh mengejek Angga.

"Nisa Putri Wardani" panggil Angga

"Saya pak"

"Ternyata dia lupa denganku" ( batin Angga )

"Kenapa anda melamar di perusahaan ini" tanya Angga

"Saya melamar di perusahaan ini karena saya melihat perusaan ini maju dengan pesat. Dan saya ingin belajar di perusahaan ini "

"Apa anda siap di tempatkan kerja dimana saja" tanya Angga

"Saya siap"

"Anda akan di tempatkan di cabang America" ucap Angga

Semua yang ada di dalam ruangan langsung menatap Angga begitupun Nisa.

"Apa-apaan ini" ( batin Nisa )

"Saya hanya bercanda" ucap Angga

Semua yang di dalam ruangan bernafas lega.

"Anda di terima di perusahaan ini sebagai asisten pribadi saya" ucap Angga berdiri meninggalkan ruangan

"Suruh dia masuk kerja besok" ucap Angga ke HRD

"Ba-baik tuan" ucap HRD

Tbc

Istri Kontrak Direktur ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang