Angga menunggu Nisa yang sedang di periksa Dinda. Dinda adalah sepupu Angga yang berprofesi sebagai dokter.
"Sudah berapa lama kamu seperti ini?" tanya Dinda
"Baru tadi" jawab Nisa
"Apa dia sakit parah" tanya Angga dengan wajah cemas
"Astaga Angga ucapanmu lho" ucap Dinda tidak percaya jika saudaranya bisa ngomong gitu
"Apa kamu telat haid" tanya Dinda ( Nisa mengingat tanggal datang bulan )
"Kelihatannya begitu" ucap Nisa
"Angga belikan aku test pack" pinta Dinda
"Test pack" Angga bingung
"Udah beli sana" perintah Dinda
Angga langsung melesat pergi membeli test pack. Tak berselang lama Angga kembali dengan 5 test pack.
"Astaga Angga kenapa beli sebanyak gini" Dinda menggelengkan kepala
"Kamu aja nggak bilang belinya berapa" ucap Angga tidak mau kalah ( Dinda hanya menggeleng kepala )
"Nisa pakai ini" pinta Dinda
Nisa ke kamar mandi untuk pakain test pack. Orang-orang menunggu Nisa dengan gusar. Apalagi Angga dia sudah mondar mandir menunggu Nisa. Pintu kamar mandi terbuka. Angga berhenti dari mondar mandirnya. Nisa menatap semua orang yang tengah menunggunya. Dinda mendekat dan bertanya ke Nisa.
"Bagaimana hasilnya" Nisa memberikan ke Dinda. Dan Dinda tersenyum melihatnya
"Angga selamat kamu akan punya baby" ucap Dinda
Angga masih tertegun mendengar ucapan Dinda. Nisa sudah menatapnya dengan air mata yang sudah menetes. Angga langsung memeluk Nisa dan mencium seluruh wajahnya.
"Makasih sayang" ucap Angga bahagia
Sedangkan di sudut lain orang tua Nisa sekalian merangkap mertua Angga sangat bahagia bahwa mereka akan mempunyai cucu.
"Yah, ibu dapat cucu" ucap ibu Nisa memeluk suaminya
"Besok pergilah ke dokter kandungan" ucap Dinda membereskan peralannya
"Besok kita pasti ke dokter" ucap Angga
"Saya permisi dulu" pamit Dinda
Setelah kepulangan Dinda Angga meminta ijin untuk membawa Nisa pulang.
Di jalan Angga tidak melepas tangan Nisa sesekali dia mencium tangan Nisa. Nisa sebagai punya tangan sudah bosan melihat tingkah sang suami dari tadi.
"Sayang lepasin" pinta Nisa
"Nggak aku lepasin" ucap Angga fokus ke jalan
"Ckkk" Nisa cemberut
Sesampai di rumah Angga tidak memperbolehkan Nisa keluar dari mobil.
"Tunggu dulu" ucap Angga
Angga keluar mobil dan membuka pintu Nisa. Nisa bingung apa mau Angga. Ternyata dia menggendong Nisa.
"Yang turunin" pinta Nisa
"Nanti kamu pusing lagi yang" ucap Angga
"Aku udah nggak pusing" ucap Nisa
"Udah diem" ucap Angga penuh penekanan
Nisa langsung terdiam. Angga langsung masuk ke kamar dan membaringkan Nisa.
"Kamu istirahat saja" ucap Angga
"Aku sudah tidak apa-apa" ucap Nisa
Sifat protektif Angga seketika muncul. Tanpa meminta ijin dia langsung mempekerjkan asisten rumah tangga. Di tidak mau istrinya melakukan hal-hal yang membuatnya capek.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Waktu terus berlalu kehamilan Nisa masuk ke 4 bulan. Masa mual, pusing sudah di lewatknya. Kehamilan ini tidak sama sekali membuat Nisa nyidam. Angga sampai heran dengan kehamilan istrinya.
Angga dan Nisa tengah duduk santai di ruang tengah. Mereka menonton tv sambil menyemil buah.
"Sayang" panggil Angga
"Hem" jawab Nisa masih fokus ke layar tv sambil mengunyah buah
Angga geram tak mendapat respon tatapan dari Nisa. Sangking gemasnya Angga menangkup pipi Nisa sampai menoleh ke hadapannya.
"Kalau di panggil suami itu harus natap wajahnya sayang" ucap Angga mengulel pipi tembem Nisa
"Ada apa sih yang" tanya Nisa
"Kamu nggak pingin nyidam apa-apa gitu?" tanya Angga
Nisa mengerutkan kening suami aneh kalau dia tidak nyidam.
"Ckkk" Nisa menyingkirkan tangan suaminya
"Kan malah enak kalau aku tidak nyidam" ucap Nisa
"Ya kan aku mau ngerasain nurutin permintaan bayi kita" Angga mengusap perut buncit Nisa
"Harusnya kamu bersyukur aku tidak nyidam. Coba kalau aku nyidam aneh-aneh pasti ribet" ucap Nisa
"Asal nyidanya tidak makan manusia saja" ucap Angga
"Sttttt, omongannya lho. Nanti dedek bayi denger" Nisa menepuk bibir Nisa pelan
"Maafin papa ya sayang" Angga mencium perut Nisa
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kontrak Direktur ( Tamat )
RomanceUntuk mendapatkan perusahaannya Angga harus menikah dulu. Persyaratan sang kakek memang nggak main-main. Pertemuannya dengan Nisa sangatlah tidak baik. Namun di antara mereka akan ada perjanjian.