sembilan

1.4K 36 0
                                    

"Aku masuk kamar dulu" ucap Nisa gugup

"Emmm" angguk Angga

Angga tersenyum melihat Nisa masuk kamar. Dirinya tidak habis pikir melakukan hal yang menurutnya tidak bisa lakukan.

Nisa bersandar di balik pintu kamar dengan memebang dadanya. Jantungnya masih belum kembali normal.

"Apa ini, kenapa dia melakukannya" Nisa memegang bibirnya

Rasa malu membuat pipi Nisa bersemu merah. Nisa melempar badannya di ranjang sambil menutup wajahnya karena malu.

*******

Mejelang malam Nisa baru keluar dari kamarnya. Dia sengaja tidak keluar dari kamar hanya untuk menghindari Angga.
Dengan jalan gontai Nisa berjalan ke arah dapur tenggorokannya sangat kering. Lampu dapur tidak dia nyalakan. Selagi dia minum suara berat mengagetkan Nisa. Dia langsung balik badan menemukan Angga sudah berdiri di belakang.

"Kenapa baru keluar" tanya Angga mendekatkan badannya

"A-aku haus" jawab Nisa gelagapan

"Em" Angga membuka kulkas

Nisa bisa bernafas lega setelah Angga tidak di depannya lagi.

"Hem buat kamu"

"Auwww" pipi Nisa terasa dingin karena ulah Angga. Angga tersenyum geli melihat Nisa

Angga menarik kursi di meja makan dan duduk. Nisa pun mengikuti Angga.

"Sini" Angga membukaan minuman kaleng Nisa

"Makasih" ucap Nisa

Mereka saling mengguk minuman masing-masing. Mereka saling diam di pemikiran masing-masing.

"Ehem" suara Angga membuat Nisa mendongak

"Maaf atas kejadian tadi" ucap Angga.

"Tidak usah kamu pikirkan" ucap Nisa sambil menutar keleng minumnya

Mereka kembali diam lagi.

"Aku kekamar dulu" Nisa kembali kekamarnya

"Ckkkk, harusnya kamu ajak bicara Angga biar tidak canggung lagi" Angga mengusap wajahnya kasar

******

Angga sudah rapi dan keluar dari kamarnya. Di dapur sudah ada Nisa yang memasak. Angga mengamati Nisa dan baru sadar kalau tali celemek lepas. Nisa terkejut merasakan ada tangan di pingganya.

"Astaga" Nisa terkejut

"Fokuslah masak, aku hanya memperbaiki tali ini" wajah Nisa bersemu merah

Sarapan sudah tertata rapi. Angga sangat cocok dengan masakan Nisa.

"Apa yang akan kamu lakukan hari ini" tanya Angga

"Emmm aku mau bersih-bersih rumah" ucap Nisa

"Kenapa kita tidak panggil pembersih rumah saja" ucap Angga

"Aku bisa kok" ucap Nisa

"Ya sudah terserah kamu"

Angga telah selesai sarapannya. Nisa mengikuti Angga yang mau berangkat ke kantor.

"Aku berangkat dulu" pamit Angga yang hendak mencium kening Nisa

Nisa mengerjapkan matanya. Angga mengurungkan niatnya langsung keluar rumah.

"Apa dia mau menciumku" ucap Nisa sambil tersenyum

Di kantor Angga tidak bisa fokus kerja. Dia selalu mengamati foto pernikahannya diatas meja kerjanya.

"Siang tuan" Tomi masuk untuk memberi tau jika metting akan di mulai

"Sekarang" Angga berdiri memakai jas nya

Nisa duduk santai setelah membersihkan rumah. Terdengar bel pintu rumah.

"Siapa yang datang" gumam Nisa

Nisa membuka pintu ternyata kakek Angga datang.

"Cucu mantu kakek" kakek memeluk Nisa

"Bagaiman kabar kamu" tanya kakek

"Baik kek, kenapa kakek tidak memberi tau kalau mau kesini. Nisa bisa masak dulu kek" ucap Nisa

"Kamu bisa masakan kakek tiap hari kok" ucap kakek. Nisa mengerutkan dahinya

"Kakek mau nginap 1 minggu disini" ucap kakek. Nisa melotot bingung. Berarti dia harus tidur satu kamar dengan Angga. Kalau tidak dia akan ketahuan jika mereka cuma nikah kontrak

"Hehehe" senyum hambar

Rumah mereka hanya ada 2 dan itu di gunakan Angga dan Nisa. Terpaksa kakek menempati kamar Angga dan untungnya kakek tidak curiga.

"Kakek saya buatkan teh ya" ucap Nisa

"Boleh" kakek duduk di ruang tamu

Selagi membuat teh Nisa mencoba menelfon Angga. Namun ponsel Angga tertinggal di ruangannya.

"Aduh kenapa sih nggak diangkat. Ayolah Angga angkat telfonnya ini darurat. Ckkkk" Nisa pun putus asa

"Ini kek" Nisa memberikan teh

"Hemmm" kakek tersenyum setelah minum teh

"Bagaimana pernikahan kamu nak" tanya kakek

"Kita baik-baik saja kek" ucap Nisa

"Sudah ada tanda-tanda kamu isi" tanya kakek. Nisaa bingung harus gimana

"Belum kek" Nisa menunduk. Kakek menepuk pundak Nisa

"Pasti tuhan akan memberi kalian keturunan" ucap kakek

"Gimana mau punya anak, kita nggak nikah beneran" batin Nisa

********

Selesai metting Angga kembali ke ruangannya. Dia memeriksa ponselnya ternyata ada panggilan tidak terjawab dari Nisa sampai 10 kali. Angga panik dan langsung pulang.

"Tom handel pekerjanku" pinta Angga

"Baik tuan" ucap Tomi

Angga langsung tancap gas mobil menuju rumahnya. Sesampai di rumah Angga berlari membuka pintu rumah berteriak mencari Nisa.

"Nisa .... NISAAAAA" teriak Angga

Nisa yang baru saja keluar dari kamar terkejut melihat tampilan Angga yang tidak serapi biasanya.

"Angga"

"Nisa kamu nggak papa kan, apa terjadi sesuatu denganmu" Angga memegang lengan Nisa dan mengamati tubuh Nisa

"Angga tenang dulu, lihat aku nggak kenapa napa" ucap Nisa sedikit meninggi

Angga menatap Nisa langsung memeluknya. Rasa kuatir melanda Angga. Dia takut jika terjadi sesuatu pada Nisa. Nisa membalas pelukan dan mengusap punggu Angga.

"Aku baik-baik saja" ucap Nisa

"Terus kenap kamu telfon sampai 10 kali" tanya Angga masih di posisi memeluk Nisa

"Ah itu .... aku mau memberitaumu jika..." ucapan Nisa berhenti karena mendengar suara kakek

"Kalau mau bermesraan di kamar kalian saja" ucap kakek baru saja keluar kamar

"Kakek" Angga terkejut melihat kakek di rumahnya

"Itu yang aku mau bilang tadi. Kakek di rumah kita" bisik Nisa

"Terus kapan kakek pulang" tanya Angga. Nisa melongo mendengar Angga dengan lugunya mengeluarkan pertamyaan nggak jelas

"Dasar cucu tidak tau diri" sang kakek langsung masuk kamar

Tbc

Istri Kontrak Direktur ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang