empat belas

1.4K 26 0
                                    

Kelahiran Nisa tinggal menghitung hari. Kian hari Nisa tidak bisa diam. Mulai membersihkan kamar, menata kamar untuk calon anaknya. Kamar baby yang dominan berwarna pink. Pasti kalian tau kan jenis kelamin anak Nisa.

"Sayang sudah" Angga sudah cemas melihat sang istri mondar mandir

"Ih ... apaan sih mas" Nisa geram melihat Angga mengikutinya mondar mandir

"Nanti kamu capek sayang, biar bi ana saja" ucap Angga

"Aku mau sendiri yang beresinnya mas"

Angga tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa memantau istrinya dari belakang.

"Akhhh" Nisa merintih

"Ada apa....kenapa....mana yang sakit" tanya Angga panik

"Perut aku sakit mas" Nisa memegangi perutnya keringat sudah membasahi dahinya

"Apa kamu mau lahiran tapikan jadwalnya masih minggu depan" ucap Angga panik

"Udah jangan banyak ngomong, bawa aku ke rumah sakit" Nisa membentak suaminya

"Oh ya" sangking paniknya Angga lupa hal utama harus ke rumah sakit

Dengan sigap Angga membopong Nisa keluar kamar. Para asisten rumah tangga panik melihat nyonyanya.

"Aduh nyonya kenapa tuan"  tanya bi ana

"Sepertinya mau lahiran. Tolong bilang ke pak andri antar ke rumah sakit" pinta Angga

"Baik tuan" bi ana lari sekencangnya memberi tau pak andri segera mengeluatkan mobil

Mobil sudah siap dan pintu sudah terbuka. Angga membantu Nisa duduk di jok belakang.

"Bi tolong nanti bawakan tas yang ada di sofa kamar saya ke rumah sakit"

"Siap tuan"

Di perjaalanan Nisa menahan sakit perutnya. Tangannya sudah meremas tangan Angga. Keringan sudah bercucuran. Angga memberi kabar semua keluarga jika Nisa mengalami kontraksi.

"Sabar sayang sebentar lagi kita sampai" Angga mencium kening Nisa

"Sakit mas" rintih Nisa

Angga tidak tega melihat Nisa kesakitan seperti ini. Tapi dia tau kalai Nisa berjuang untuk melahirkan anak mereka.

Setiba di rumah sakit, Nisa langsung di tangani oleh dokter kandungannya. Angga masih belum boleh masuk. Dokter masih memeriksa keadaan Nisa yang maju dari tanggal melahirkan.

"Angga"

Angga mendengar suaranya di panggil. Ternyata itu mertuanya. Raut cemas terlihat di mata ibu mertunnya.

"Bagaimana Nisa" tanya ibu mertunya

"Masih di periksa di dalam bu" Angga tak kala gelisa

"Tenang nak, Nisa pasti kuat" sang ayah mertua menepuk punggu Angga

"Kamu sudah mengabari kakek kamu" tanya ibu mertua

"Sudah bu, kemungkinan sudah di perjalanan" ucap Angga

Tak berselang Angga di panggil seorang suster untuk masuk ke dalam.

"Pak Angga, bu Nisa akan melahirkan sekarang. Saya meminta anda untuk berada di sampingnya memberi semangat" ucap dokter

"Baik dok"

Angga sudah berganti pakaian biru indentik baju operasi. Saat dia masuk, pandangannya ke istri yang sudah menahan sakit. Angga langgung memegang tangan sang istri.

"Massss sakit" rintih Nisa sambil menetaskan air mata

"Kamu yang kuat sayang demi anak kita" Angga memberi semangat agar istrinya kuat

"Mas ada di sini buat kamu" ucap Angga matanya menahan air mata

"Baik bu, sekarang saatnya untuk lahiran" ucap dokter

Nisa menuruti aba-aba sang dokter. Mengambil nafas panjang dan membuang dengan menekan. Tangan Angga menggenggam tangan Nisa agar mendapat kekuatan untuk mendorong.

"Ayo sayang kamu bisa" ucap Angga memberi semangat

"Bagus, dorong lagi. Kepalanya sudah terlihat. Ambil nafas dorong" ucap dokter

Dengan sekali dorongan terakhir, suara tangis bayi menggema di ruang persalinan.

"Dia lahir sayang" Angga sudah tak kuasa meneteskan air mata dan mencium seluruh wajah Nisa

"Anak kita mas" dengan nada pelan

"Iya anak kita. Kamu jangan banyak bicara dulu ya" ucap Angga

"Selamat bu, anak perempuan cantik lahir dengan selamat" ucap suster memberikan bayi mungil ke pelukan sang ibunya.

"Cantik ya mas" ucap Nisa meneteskan air mantanya

"Cantik seperti ibunya" ucap Angga

Angga di persilakan menunggu di luar. Nisa harus menjalani tahap persalinan. Angga keluar langsung memeluk sang mertua.

"Aku jadi seorang papa bu" Angga memeluk mertuanya

"Selamat nak"

"Kek" Angga beralih memeluk sang kakek

"Anak hebat" ucap sang kakek

Nisa sudah di pindahkan di kamar pasien. Sambil menunggu baby Angga menyuapkan makanan ke Nisa. Nisa sangat lapar pasca melahirkan.

"Udah mas" Nisa menolak suapan terakhir

"Tinggal satu sayang" ucap Angga

Mau tidak mau Nisa menerima suapan terakhir

"Good girl" Angga mengusap kepala Nisa

Suara ketukan pintu membuat mereka melihat siapa yang datang. Ternyata si bayi mungil yang tertidur.

Suster memberika bayi itu ke gendongan Nisa. Tidurnya terusik kala pipi gembulnya di pegang Nisa.

Suster mengarahkan bayi itu agar meminum asi sang mama. Baru pertama kalinya menyusu Nisa meringis kesakitan.

"Itu terjadi pada ibu baru" setelah memberi bimbingan suster itu berpamitan

"Yasmine" Angga menoel pipi bayi perempuanya

"Yasmine?" ucap Nisa

"Fara Yasmine Chandra nama anak kita" ucap Angga

"Yasmine cantik" panggil sang mama

"Yasmine cantik" panggil sang mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tbc

Istri Kontrak Direktur ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang