Devil In A Dress
Piringan matahari hampir lenyap di tepi langit, surya itu bersiap untuk tenggelam dan segera menjemput mesra ketenangan malam.
Lagit berusaha meneguk cahaya dalam-dalam berupa lembayung indah yang tampak kekuningan, gradasi warna yang menghias itu menemani angin yang meniup daun telinga Kim Ji Won dalam mobil dengan kaca yang ia biarkan terbuka.
Karya Tuhan di langit membuat Ji Won terkagum, menikmati keindahannya sambil mengendarai mobil keabuannya setelah seharian ia banting tulang pada pekerjaannya. Suara merdu John Lennon dengan lagu Woman menemani perjalanan pulangnya dan diikutinya dengan bersandung.
Satu hari terasa begitu melelahkan, dan seperti biasa pulang justru membuatnya lebih lagi, karena yang ia siksa tidak hanya fisik dan otaknya, tapi juga mentalnya.
Junho pun tidak lagi menjadi alasan bersemangat pulang seperti sebelumnya-sebelumnya. Pria itu tidak pernah memberinya ruang untuk bisa sedikit melangkah ke arahnya, dan enggan membuka pintu bagi Ji Won jika ingin pernikahan mereka berjalan baik.
Lalu semua situasi pria itu sangat terdukung oleh semua hal dan semua orang. Terutama Nyonya Kim, sepulangnya ia pada segala urusannya yang Ji Won sendiri tidak peduli.
Yang sudah pasti kepulangan wanita itu dari perjalanannya membuat Ji Won menjadi lebih jauh dari Junho, dan tentu sengsara secara batin melihatnya kembali membuat sekat-sekat antara keluarganya dengan Ji Won.
Kepala Ji Won sedang dipenuhi sejuta beban, terutama hasil dari yang ia usahakan tidak pernah membuahkan apa-apa. Dia terhambat pada situasi yang membuanya pusing, bahwa tak lama lagi, jika dia tetap demikian, maka semua orang akan bertanya-tanya.
Belakangan Ji Won banyak sendirian lebih dari biasanya di rumah itu. Soo Hyun satu-satunya orang yang menganggapnya di rumah itu juga terlihat lebih sibuk.
Sepulang pekerja, satu minggu terakhir Ji Won nenyadari bahwa pria itu tidak punya waktu luang lagi untuk sekedar bercerita dan menyapanya.
Siang sibuk bekerja, dan juga tak pernah sempat untuk segelas kopi. Kemudian sepulang bekerja, Ji Won juga tidak menemukan pria itu lagi di rumah. Seperti pergi untuk sesuatu, yang Ji Won tidak ketahui melakukan apa, yang pasti dengan Im Yoona.
Lalu suaminya yang luar biasa selalu pulang saat Ji Won sudah tidur, dengan sengaja untuk membuatnya tidak terlibat banyak dengan Ji Won, dan rupanya itu mulai berhasil saat Ji Won mulai muak untuk memaksanya tetap tinggal, dengan gaya sok paling diinginkan pria sialan itu.
Kesepian, tentu saja. Itu sangat, teman Ji Won hanya Soo Hyun. Dan pria itu sedang sibuk dengan istri kesayangan, apa posisi Ji Won yang kuat untuk membuat pria itu tetap di rumah dan punya waktu duduk, berbicara seperti biasa setidaknya sampai segelas kopi mereka habis.
Sesuatu yang Ji Won harapkan bisa terjadi lagi, atau dia bisa mati bosan di rumah itu tanpa Nyonya Kim repot-repot untuk membunuhnya. Wanita itu tidak tahu, pulang lebih cepat dari jam kerjanya yang biasa membuat hari ini ia tak bertemu Soo Hyun seperti harapannya.
Dalam perjalannya, ponsel Ji Won juga kehabisan daya. Soo Hyun tidak bisa menghubunginya dengan itu, dan informasi yang ia punya adalah, bahwa wanita itu sudah pulang 30 menit sebelum ia mendatangi ruangan Ji Won.
Punya satu kepentingan, atau memang hanya untuk sekedar menyapa setelah satu minggu terakhir jarang berbincang atau sekedar berbincang dengan Ji Won, Soo Hyun yang juga sudah menyudahi pekerjaannya dan memilih pulang.
Mungkin pria itu sudah menyelesaikan urusannya, entah urusan apa 1 minggu terakhir ini dengan Yoona sehingga tak begitu punya waktu untuk hal yang tidak terlalu penting.