-Devil in a Dress-
Pada pagi yang menyingsing malam, hari tetap berlalu tidak perduli sesedih apa Ji Won malam lalu, atau semerasabersalah Junho kepada wanita itu.
Di dalam kamarnya, Ji Won berdiri dan melihat dirinya di depan cermin yang sudah lengkap dengan dress formal di bawah lutut berwarna biru langit. Wanita itu menghela napas dengan berat menyadari penampilannya tidak pernah terlihat seburuk ini sejak ia menjadi Dokter.
Selalu cantik adalah satu-satunya kelebihan Ji Won yang semua orang akui. Termasuk para pembencinya. Namun entah mengapa, Ji Won merasa bahwa ia akan menjadi Dokter paling buruk rupa di seluruh sudut rumah sakit.
Ji Won mengangkat tangan menyentuh pelipisnya yang membengkak hingga kelopak mata dan membiru yang lantas membuat penglihatan mata kirinya tidak sepenuhnya bekerja.
Kemudian sentuhan tangan kanan Ji Won turun ke sudut bibirnya. Menyentuhnya pelan, "ahk....", lalu wanita itu meringis perih atas bekas luka gigitan di atasnya. Diberinya sentuhan balm tipis untuk meregenerasi kulit bibir nya yang terluka itu lebih cepat.
Dari bibir, Ji Won melihat kembali lebam pada kedua pergelangan tangannya. Yang cukup membiru keunguan sebagai akibat dari paksaan juga kepalan amat keras Junho di sana malam lalu.
Diperhatikannya bekas dari hasil kekerasan fisik yang mungkin tidak disengaja Junho itu pada wajah dan juga tangannya. Kondisi menyedihkan yang tak begitu parah atas fisiknya, dan terlalu parah pada kondisi mentalnya.
Melihat dirinya menjadi amat menyedihkan hanya karena pria. Seolah hidupnya hanya tentang itu, sehingga ia pantas diperlakukan demikian.
Namun hidup harus berjalan, kewajiban harus tetap dikerjakan. Hal seperti ini tidak bisa menjadi alasan melanggar sumpah yang pernah ia buat demi menjadi seorang Dokter. Ia harus kembali bekerja, setelah ia mengantar barang-barang pentingnya ke apartement lama yang dulu ia tinggali sebelum menikah dengan Junho.
Untuk tidak membuat kondisinya menjadi pusat perhatian orang-orang, Ji Won mengenakan masker dari rumah menuju apartement, bahkan sebelum ia bekerja.
Menolong pergelangannya dengan menggunakan pilihan dress panjang tangan yang baru bisa ia tutupi kembali dengan jas panjangnya jika sudah di rumah sakit. Juga kaca mata hitam untuk menutupi pelipisnya, setidaknya sampai di rumah sakit ia bisa mengenakan kaca mata biasa.
Terlihat seperti penculik anak atau justru top star saat berada di fasilitas umum, Ji Won menghela berat. Merasa malu akan penampilannya, namun harus jika ingin terhindar dari segala bentuk pertanyaan yang bisa dengan mudah menyimpulkan bahwa ia adalah korban kekerasan dalam rumah tangga. Dan Ji Won benci dikasihani demikian.
Usai mengasihani diri, Ji Won mulai mempercepat segala urusan bersiap setelah subuh lalu memasukkan 2 koper ke dalam bagasi mobil. Mengantar koper itu lebih dulu jika sempat, atau akan tetap di bawanya ke rumah sakit.