Info:Adult only, +21 please
Devil in a Dress
"Ji Won, mengapa kau melakukan tindakan bodoh putus asa itu?"
Soo Hyun bertanya dengan kemarahan, namun tak ingin menghakimi Ji Won tanpa penjelasan yang benar.
Ji Won menggeleng merasa bersalah.
"Hanya langkah putus asa untuk memaksa Junho menikah", ujarnya dengan jujur menjelaskan skenario busuknya untuk membohongi semua orang.
"Aku mengarang cerita, dan situasi seolah dia pernah tidur denganku dalam kondisnya yang tidak sepenuhnya sadar karena pengaruh alkohol"
Oh well, Ji Won sepertinya terlalu banyak menonton drama. Mengapa kelakuannya bisa menjadi seliar itu?
"Kau tahu itu tindakan kriminal, Ji Won?" Tukas Soo Hyun dengan nada kecewa, namun tak bisa lebih marah seperti dugaan Ji Won, "ini penipuan, dan kebohongan besar. Kau bisa dituntut jika mereka tahu kebenarannya", lanjut Soo Hyun semakin frustasi dengan memilih berdiri dan mengacaki rambutnya.
"Kegilaan macam apa ini?" Pekiknya frustasi yang juga menjadi salah satu korban kebohongan besar Ji Won. Juga sebenarnya tak suka Ji Won memanfaatkan adiknya seperti itu. Mereka memang tidak dekat, bukan berarti Soo Hyun tidak peduli sama sekali terhadap Junho, bukan?
"Aku salah, maafkan aku"
Sikap yang Ji Won sendiri tidak mau membela diri. Dia tak tahu akan sesulit ini meluluhkan hati Junho. Lalu tak pernah berhasil hanya untuk rayuan maut untuk mengajak pria itu tidur untuk benar-benar hamil pada akhirnya.
"Atau Junho bisa meninggalkanmu jika dia tahu yang terjadi", ujar Soo Hyun mempertegas segala kemungkinan karena kebohongan Ji Won ini.
Ji Won mengangguk, seolah sudah siap dengan itu setelah apa yang ia lihat malam ini antara Junho dan Yoona. Bahwa hamil sungguhan atau berpura-pura hamil tidak akan pernah membuat pria itu menjadi milik Ji Won seutuhnya.
"Itu kabar baik untuk keluargamu. Seperti yang kau tahu", jawab Ji Won tak ingin membuatnya terlihat berharga jika benar-benar hamil bagi kelurga itu.
"Apa maksudmu dengan kabar baik?"
"Mereka tidak akan mendapatkan keturunan dari wanita seperti aku", jawab Ji Won mengungkit apa yang pernah ia dengar di dapur tempo lalu.
"Mereka marah hanya karena memaksa pernikahan ini. Bukan karena kecewa menyadari bahwa tidak pernah ada anak dalam kandunganku yang merupakan anak Junho dan cucu dari orangtuamu"
Ji Won meluruskannya, merasa bersalah, namun juga harus tetap rasional bahwa itu adalah kemungkinan paling benar yang memalukan.
Ya Tuhan, dari segi manapun, Ji Won tetap terlihat menyedihkan. Bahkan sesudah ia menjadi wanita paling jahat di rumah itu.