Chapter 12

1.4K 139 10
                                    

Note: ini salah satu PART PENTING! Mohon dibaca baik2 ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: ini salah satu PART PENTING! Mohon dibaca baik2 ya.

Devil in a Dress

Waktu terus bergulir, langit malam semakin tinggi, dan gelap itu semakin dalam. Namun, hunian besar di kota Seoul yang ditinggali Keluarga Kim itu masih dipenuhi cahaya, seolah pengisinya masih melakukan aktifitas penuh di dalamnya.

Sementara tidak banyak yang benar-benar melakukan sesuatu. Tuan dan Nyonya Kim masih menghabiskan waktu di luar rumah. Lalu Soo Hyun masih menemani Ji Won atas segala kegalauan wanita itu. Juga Junho yang memilih mengabaikan semua omong kosong di rumah itu dengan duduk manis di ranjang, sambil mendengarkan sesuatu melalui ponselnya.

Satu-satunya orang yang punya kegiatan, dan rencana berikutnya hanya Yoona. Dia masih dalam keinginan yang menggebu pada sesuatu yang beberapa hari ini ia pikirkan dan membelenggunya. Terutama usai pertengkarannya dengan Soo Hyun.

Seolah suatu ide terbesit di otaknya, dan mengapa butuh sangat lama baginya menyadari bahwa ia sudah melewati batas dari yang pantas diabaikannya pada seseorang di rumah itu. Lee Jun Ho.

Yoona bersama dengan keberaniannya meyakinkan diri untuk menyudahi kepura-puraannya melanjutkan pekerjaan menggambar busana pada kertas di atas meja.

Berulang kali memastikan momen dimana Soo Hyun akan meninggalkan ruang baca, kemudian mendahuluinya untuk tidur. Menghindari pria itu dengan sengaja masih berlanjut hingga malam ini. 

Namun bukan untuk itu ia menyudahi kepura-puraannya. Melainkan untuk mempertegas sesuatu kepada seseorang yang beberapa lama ini sangat jarang di rumah, juga sulit untuk diajak bicara.

Mendapatkan momen yang sudah ia nanti, Yoona segera menutup buku desainnya. Kemudian keluar dari ruang kerja itu, lalu mengamati sekitar, setelah ia pastikan Soo Hyun pergi sudah beberapa lama, juga tak ada Ji Won, kemudian kedua mertuanya.

Bukan untuk sesuatu yang gila, hanya bicara. Namun memang harus melihat kiri, kanan, depan dan belakang. Atau orang-orang bisa salah paham melihat mereka.

Sudah memastikan tak ada orang di rumah selain dirinya, dan seseorang yang 30 menit lalu pulang. Menunggu momen pria yang ditunggunya itu masuk ke dalam kamar, dimana tak ada fasilitas CCTV di dalamnya.

Yoona berpura-pura manaiki tangga menuju lantai 2. Berjalan santai dengan lagaknya memeriksa jam kecil di tangannya. Melanjutkan dengan sok menguap ketika dengan sengaja ia menarik pintu di dekat tangga, menutupnya untuk menghindari CCTV di sana merekam bahwa ia tak masuk ke dalam kamarnya. 

Melainkan kamar yang lain di sisi lain, dan harus diakses dengan berjalan dari depan kamar mereka, mengitari koridor yang berbelok, dipisahkan dinding kaca, lalu kamar yang ia tuju. Kamar yang berhadapan jika dilihat dari balkon masing-masing kamar itu.

Sampai di depan pintu, Yoona tidak lagi mengetuk. Memberanikan menerobos masuk, karena ia tidak punya waktu selamanya untuk bisa bicara dengan pria itu.

Devil in a DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang