"Kau tahu saat aku mengatakannya?"
Soo Hyun mengangguk jujur dan direspon Ji Won dengan menutup mulut, juga menggelengkan kepala menolak percaya.
"Mengapa kau melakukan itu?"
"Aku tidak suka membenci, itu merusak otakku", jawab Soo Hyun dengan menyatakan bahwa mengubah apa yang sudah terlihat baik antara dirinya dan Yoona, apalagi dengan Junho, Soo Hyun tidak ingin merusaknya. Mereka sudah sangat babak-belur untuk membangunnya beberapa bulan terakhir ini.
"Juga bukan salah siapapun jika mereka pernah jatuh cinta"
"Pernah?" Ji Won berdecak tak percaya dengan sikap sok naif dari Soo Hyun, "mereka masih", lanjut Ji Won di dalam hati. Tidak cukup tega membunuh harapan di mata Soo Hyun.
Apa pria bodoh ini tidak mengingat bagaimana cara mereka menatap satu sama lain? Itu masih cinta, bahkan sangat dalam.
"Dan di malam kita melihat mereka bicara di depan rumah, aku bertanya pada Yoona mengapa dia menutupi itu. Menurutnya yang dia pikirkan adalah, tidak ingin membuat aku merasa buruk karena menikah dengan mantan kekasih adikku sendiri. Dia melakukan itu, untuk menjaga perasaanku", tukas Soo Hyun yang mengarah memberikan sebuah penjelasan, bahwa Yoona tidak jujur bukan sepenuhnya karena egois. Tapi karena memikirkan perasaan Soo Hyun juga.
"Ya, dia bisa mengarang saat terjepit dalam situasinya. Mencari alasan dimana kau tidak cukup tega menyalahkannya", jawan Ji Won memberi tuduhan.
"Mungkin saja, namun mendengar dia menjawabku dengan jujur. Aku merasa baik-baik saja, dan menyadari bahwa selama ini kami hanya kurang komunikasi", jawab Soo Hyun lagi yang menghargai yang namanya kejujuran.
"Dan kau tahu, aku bahkan tidak bisa marah setelah yang kita lihat saat itu. Dia juga mengatakan sekarang, itu tidak membuat perbedaan untuk kami. So, aku merasa baik-baik saja setelahnya"
"Apa maksudnya dengan itu tidak membuat perbedaan?"
"Untuk hubungan kami. Benar atau tidak masa lalu itu, yang terpenting adalah masa depan kami"
Oh baiklah.
Soo Hyun mengangguk yakin, "jadi ku rasa itu permulaan dari sesuatu"
Tatapan mata Ji Won semakin selidik, serius dengan segala kebenaran yang serba tiba-tiba ini.
"Sesuatu, apa?" Timpal Ji Won cepat, mulai malas untuk berbasa-basi, ketika penasarannya telah menguasai segala sisi, "kau mulai tertarik padanya?" Lanjut Ji Won melihat Soo Hyun enggan menjawab pertanyannya.
Oh benarkah?
"Entahlah, mungkin saja", jawab Soo Hyun dengan sebuah senyuman yang justru tak enak Ji Won lihat, "dengan kepribadian seperti itu, bagaimana ada orang yang tidak tertarik padanya", lanjut Soo Hyun lagi yang seolah mengkonfirmasi semua praduga Ji Won, dan itu benar.
Ji Won yang terdiam, dan masih sibuk menahan sebetapa ia tercengang atas pengakuan Soo Hyun. Setengah mulutnya terbuka, dan tatapannya tiada henti kepada Soo Hyun yang terlihat sedikit malu-malu mengakuinya.
Ji Won bahkan tidak bisa memberikan pria itu sedikit kata selamat, bahkan setelah dulu ia terobsesi mengatakan akan membantunya membuat Yoona jatuh cinta padanya.
"Oh, okay...", jawab Ji Won masih syok. Tidak bisa memberikan terlalu banyak komentar dan semangat untuk Soo Hyun yang berantusias sebagaimana seharusnya seorang teman. Entahlah, Ji Won hanya tidak sesenang yang ia pikirkan mendengar pengakuan Soo Hyun tentang Yoona.
Well, semua pria di rumah mereka sepenuhnya milik Yoona. Hebat sekali.
"Itu saja?"
Soo Hyun bertanya, " 'Oh, okay', Itu saja yang ku dapat?" Lanjutnya menatap Ji Won heran dengan reaksi tenang itu.
