Chapter 9

1.1K 129 6
                                    

Ciuman pertama setelah sekian ketegangan dilalui Ji Won, dan kali pertama melihat Soo Hyun merasakan hal yang sama. Kehilangan kendali untuk melawan semua pesona Soo Hyun yang terus menumpuk, juga mukin lelah berpura-pura harus selalu mendukung apa yang pria itu rencanakan untuk mendapatkan hati Yoona.

Ji Won dan segala kegilaannya memimpin hasrat mereka, lupa bahwa pria yang ada dalam dekapannya seharusnya menjadi salah satu pria di dunia yang paling penting untuk tidak diciumnya, terutama jika dalam urusan ketegangan seksual yang ada pada Ji Won saat ini.

Beberapa saat ciuman itu bertahan, sekalipun tidak membalas, Soo Hyun juga tidak menyudahinya atau bahkan menolak Ji Won melakukannya adalah alasan mengapa ciuman itu semakin panjang.

Sampai kemudian suara-suara di dalam butik itu mengganggu, memaksa Ji Won sedikit membuka mata yang menariknya dalam kesadaran ketika melihat penampakan dirinya melalui cermin yang  berjinjit, mendekap erat leher Soo Hyun, serta mencium pria itu dalam.

Oh dia pasti sudah gila..

Bersamaan mereka menjauh dengan napas mereka yang sedikit berlomba.

"Oh Lord....", tukas Ji Won tidak percaya atas tindakannya, "maafkan aku. Aku tidak seharusnya...", lanjutnya canggung dengan tatapan menyesal kepada Soo Hyun.

Soo Hyun tak langsung menjawab, ia juga perlu waktu untuk menormalkan jalan napasnya yang berlomba, juga aliran darahnya yang memanas, serta kedua lututnya yang melemas menyadari bahwa ia juga merasakan ketegangan seksual yang sama kepada Ji Won, dan sebetapa pentingnya itu untuk tidak. Dan mereka berdua, terutama Ji Won telah melanggar batasan itu.

"Heii, aku sungguh minta maaf", ulang Ji Won melihat reaksi Soo Hyun yang memaksa senyuman, sekalipun tidak mampu menutupi ekspresi bahwa tindakan itu sangat disayangkan. Dan seharusnya Ji Won tidak demikian.

"Kita tidak seharusnya..."

"Ya, aku tahu. Aku salah..." potong Ji Won sangat menyesal. Terutama saat ia melihat raut Soo Hyun yang jelas menahan sesuatu untuk dikatakan, dan tak ingin kata-kata itu menyinggung perasaan Ji Won.

Merasakan canggung, dan bingung sekaligus, Soo Hyun berdehem berat. Pria itu jelas menunjukkan emosi yang ia rasakan saat ini. Semua ini terlalu tiba-tiba, dan Soo Hyun sendiri tidak mampu mengartikan dan mengapa Ji Won melakukan itu.

"Tadi itu tindakan yang sangat disayangkan, Ji Won", tukas Soo Hyun setelah pria itu mendapatkan seluruh kesadarannya dan menyadari betapa salahnya tindakan itu bagi situasi mereka.

"Dan kau harus memastikan itu tidak terjadi lagi jika kau masih ingin kita bisa berteman baik seperti biasa", lanjut Soo Hyun mempertegas.

"Ya, aku tahu. Aku salah"

Soo Hyun menghela napas panjang, menutup mata beberapa saat, lalu membungkukkan tubuh dengan kedua tangan yang menumpu lututnya. Tidak cukup mengangkat dosa yang ada pada pikirannya dan benar-benar mengutuk apa yang ia dan Ji Won lakukan, terutama dirinya sendiri yang beberapa saat lalu harus mengakui bahwa ia juga tidak berusaha keras menghindari tindakan Ji Won.

Ji Won mengangkat tangan, "hei...", Panggilnya takut-takut menyentuh punggung Soo Hyun, "maafkan aku, dan...."

"Mengapa kau melakukan itu?" Potong Soo Hyun yang tiba-tiba membuka mata, menghentikan gerak tangan Ji Won untuk menyentuh punggungnya.

"Aku tidak tahu....", Jawab Ji Won sambil menggeleng menyesal.

"Kau tiba-tiba merasa aku cukup menarik dan menjadi objek tepat untuk diajak bersenang-senang?" Balas Soo Hyun lagi berusaha mengasihani pernikahannya atas situasinya dengan Ji Won.

Devil in a DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang