-Devil in a Dress-
Pada malam yang menyapa kota Seoul, dingin semakin menusuk setiap detiknya. Lalu lelah fisik manusia juga semakin berdesakan untuk mengistirahatkan diri setelah seharian dipaksa untuk mencari nafkah.
Juga dengan Ji Won yang berada di dalam letih fisik serta mental sekaligus. Bekerja seharian yang berpikir itu bisa membantu mengalihkan pikirannya, nyatanya tidak menjadi alasan Ji Won sedikit melupakan urusan perceraiannya, juga urusan keretakan hubungannya dengan Soo Hyun.
Dengan semua lelah itu, Ji Won membawa pulang dirinya ke rumah setelah malam memberinya ruang sunyi di dalam rumah. Tidak terlihat siapapun yang mengisi, selain Loki yang ia bawa ke dalam kamar, untuk menemani kesepian juga kesedihannya.
Soo Hyun juga tidak nampak menempeli sang kucing seperti biasa, menjadi sebuah kesempatan bagi Ji Won berbagi, dan berusaha keras untuk Soo Hyun tidak menyadari bahwa Ji Won membawa Loki ke dalam kamar.
Juga sangat penting untuk Soo Hyun atau siapapun tidak mengetahuinya sudah pulang, dan saat ini di dalam kamar, melakukan sesi mengemas barang sekaligus menceritakan dongeng kepada Loki yang Ji Won anggap sebagai cerita lucu.
Saat ini, kucing itu menjadi pengganti Soo Hyun mendengarkan cerita Ji Won yang berusaha mendongeng lucu seolah kucing itu mengerti dan bisa menjawabnya.
Menaruh Loki di atas ranjang dan menonton Ji Won melakukan sesuatu untuk urusan pergi, yang Loki sendiri tidak tahu kemana.
Sesekali Ji Won tertawa pada ceritanya sendiri kepada Loki. Seolah cerita itu amat lucu dan menghibur Loki yang terlihat bahwa Ji Won sedang berusaha menghibur dirinya sendiri.
Tertawa di saat sedih adalah salah satu keahlian Aurora. Menjadi sarana mengasihani diri dengan berpikir tawa itu akan membuatnya lebih baik.
Tertawa dan menangis tak berlawanan. Di puncak frustasi Aurora tertawa, dan dipuncak tawa ia mengeluarkan air mata.
Menyedihkan sekali, memang tidak ada cara yang lebih mudah untuk berbohong daripada tertawa ketika kita tidak bahagia. Itulah alasan mengapa orang yang paling lucu adalah orang yang paling sedih.
Mereka suka tertawa terbahak-bahak karena alasan kecil. Mereka juga tidak selalu tertawa di saat bahagia. Dan ketika sedih, mereka tidak selalu harus menangis. Terkadang itu sebaliknya. Kau bisa tertawa ketika kau adalah orang yang paling sedih.
Ji Won menerima karmanya secepat itu karena telah mengaharapkan suami orang lain. Sekarang ia kehilangan satu-satunya teman yang ia punya, juga pernikahan yang dulu ia perjuangkan sudah berada di puncak kehancuran.
Ji Won sudah tidak punya apapun yang tersisa. Tidak ada lagi tempat bagi wanita itu pulang. Tidak ada rumah untuknya berlindung. Yang ada hanyalah tentang Ji Won harus membayar mahal atas dosa-dosanya.
Pertama dengan perceraiannya, kedua dengan kehilangan satu-satunya rumah dalam hidupnya, yaitu Kim Soo Hyun.
Ji Won yang malang pernah berpikir, bahwa sedikit menghindari pulang akan menolongnya terhindar dari semua kehilangan itu. Namun kenyataan membawanya kembali bahwa tetap tinggal di sana bukan lagi pilihan. Dia sudah tidak punya alasan apapun untuk tetap di sana, dan berpura-pura seolah ia masih punya hak untuk hidup bersama keluarga itu.