Hari terus berganti hari, dan setiap waktu tidak pernah bisa merubah suasana juga situasi ketegangan dalam Keluarga Kim. Seperti biasa, mereka masih tidak menyukai Ji Won, dan jangan pikir Ji Won peduli tentang itu.
Lalu, keadaan menjadi tertolong bagi Ji Won, ketika yang menjadi salah satu sumber keributan di rumah itu sedang melakukan perjalan bisnis sekaligus honeymoon kesekian mereka setelah tua.
Tuan dan Nyonya Kim seperti memberi ruang kepada anak-anak mereka lebih saling mengenal dan mungkin menciptakan ikatan yang sejauh ini belum terlihat sama sekali.
Soo Hyun dan Junho, mereka perlu mengeratkan hubungan setelah 3 bulan lalu Soo Hyun pindah untuk kembali tinggal di rumah itu paskah menikah.
Kali ini perlu tanpa campur tangan Nyonya Kim yang sering memaksa keadaan agar kedua anaknya dekat secara personal seperti saudara pada umumnya.
Karena itu, Tuan dan Nyonya Kim memilih pergi untuk beberapa lama, setidaknya sampai kedua anak mereka sedikit lebih dekat.
Sebuah keputusan yang menjadi hari kemerdekaan bagi Ji Won, dan tak menduga bahwa sebelum sang mertua meninggalkan rumah, ia sudah berbagi strategi kepada pengisi rumah, bagaimana mengatasi dan mengantisipasi keturunan pembunuh berantai seperti Ji Won.
Seluruh orang yang tinggal di rumah sudah dibekali Nyonya Kim ilmu pertahanan hidup dari segala jenis tipu muslihat Ji Won, yang mereka anggap bisa sangat memberikan pengaruh buruk pada keluarganya.
Nasihat-nasihat yang dipikirnya akan dilakukan anak-anaknya.
Bukan karena merasa Ji Won tidak seperti yang ibu mereka katakan, hanya saja cara itu terdengar kekanak-kanakan. Hidup mereka sudah terlalu sibuk, jika hanya untuk menciptakan perang saudara dengan Ji Won demi membuat wanita itu kesal.
Setidaknya begitu yang Soo Hyun pikirkan. Entah bagaimana dengan yang suami wanita itu pikirkan?
Sore itu, Ji Won kembali dari letih pekerjaannya. Namun bersemangat pulang, mengingat kini sudah tidak ada lagi iblis penghisap darah, yang merupakan Nyonya Kim di rumah.
Hari kemerdekaan Ji Won tiba, ia punya akses penuh atas rumah, dan atas suaminya tanpa gangguan dan batas sialan dari mertuanya yang sering menjadi mata-mata dan menyerang ketenangannya.
Ji Won tiba di rumah mereka masih di jam 17.15, membuka pintu dengan hening yang menyambut lelahnya. Tidak ada suara-suara yang menandakan seseorang berada di rumah.
Ji Won tidak begitu terkejut, ia tahu bahwa Junho akan menjadi lebih sibuk setelah kantor ditinggalkan sang ayah. Ada tanggung jawab lebih besar yang harus ia pangku dalam 2 minggu ke depan, dan mungkin perlu jam kerja yang lebih banyak dari sebelumnya.
Lalu Im Yoona? Seingatnya wanita itu tidak punya kesibukan apapun selain urusan rumah tangga.
Oh well, memang lebih baik untuk Ji Won, jika Yoona tidak di rumah. Apakah dia sedang di neraka, melakukan perjalanan bisnis dengan lucifer mungkin, dan jika perlu sampai selamanya.
Seperti ratu dengan kekosongan rumah, Ji Won harus menggunakan waktunya untuk diri sendiri. Memanjakan diri dengan bermalas-malasan dan tidur mungkin akan menjadi ide yang sangat baik.
Ji Won mulai menapaki lantai marmer rumah setelah melepas stilletonya di mulut pintu. Berjalan santai menuju tangga, sampai kemudian ia dikejutkan oleh seekor kucing di tangga pertama.
"Gosh!!!" Pekiknya sambil mengusap dada, melihat putra mahkota Soo Hyun menghalangi jalannya menuju lantai dua.
"Menyingkir dari jalanku, kucing sialan!!" Decak Ji Won dengan kesal. Menatap dengki kepada Loki namun enggan untuk lebih dekat. Ada sedikit ketakutan, kucing itu akan menyerangnya tiba-tiba.