Agak pendek cuman buat nyambung yang atas.
Tetep votmen!!Di perjalanan pulang Gerald merasa aneh dengan suasana hening yang mencekik ini.
Dia sudah berusaha mencairkan suasana tetapi Hanan tidak menanggapinya."Mau makan dulu?".
"Nggak mau pulang aja".
"Oke"
Sesampainya di rumah Hanan tidak keluar dari mobil dan masih dengan lamunannya.
Gerald yang merasa aneh bertanya.
"Yang aku ada salah?"
"Nggak"
"Terus kenapa kamu dari tadi diem aja?".
" Aku cuman masih nggak enak gara-gara naik balon udara tadi".
"Tuh kan, kamunya di bilangin bandel sih".
" Mas pulang dulu nggak?"
"Maaf ya bentar lagi Mas ada meeting sama klien penting jadi nggak bisa di tunda, kamu nggak papa kan? Atau mau aku anter ke rumah sakit dulu?".
" Aku nggak papa Mas. Mas Gerald hati-hati jangan lupa makan ya".
"Iya"
Cup
Gerald mencium bibir Hanan singkat. Sebelum Hanan keluar dari Mobil.
"Hati-hati Mas"
"Kalau kamu masih ngerasa nggak enak telepon Mas kita ke rumah sakit"
"Oke"
Setelah berpisah Gerald langsung melajukan kembali mobilnya menuju perusahaan nya.
Sementara itu Hanan yang sudah masuk kedalam kamarnya dan tengah melamun kembali, mengingat masa lalu kelam yang telah dia alami. Dia mencegkram selimut sambil menggigil kemudian menyentuh perutnya yang sudah terlihat menonjol itu.
"Sayang tolong kalau lahir kamu mirip Ayah aja ya, jangan mirip papa. Papa nggak mau semua orang raguin ayah kamu yang sebenarnya" Ucap Hanan sambil mengelus perutnya.
Dia takut jika Gerald mengetahui Masa kelamnya Gerald akan membuang dirinya dan anaknya karena percaya jika itu bukan anaknya.
________________
Beberapa menit perjalanan akhirnya Gerald sampai di kantor nya. Gerald langsung Masuk ke ruang rapat karena sudah di tunggu Klien nya di sana.
"Maaf saya terlambat"
"Santai saja pak Gerald, perkenalkan ini anak saya Dega Maheswara"
Gerald tersenyum profesional kemudian menjabat tangan anak pak Mahesa. "Gerald"
"Dega".
"Saya sudah melihat prospek dari rancangan untuk Hotel dan resort yang tengah pak Gerald dirikan. Menurut saya itu akan menjadi bisnis yang menguntungkan karena berada di tempat yang bagus dan strategis, berapa persen saham yang ingin bapak jual?".
" 5% "
"Sebenarnya saya berharap bisa mendapatkan sepotong kue yang lebih banyak lagi, untuk uang bukan masalah".
"Maaf Pak hanya 5% paling banyak itu pun sudah sangat berat untuk saya, jika bukan karena bantuan dana dari bapak waktu itu dan mengingat persahabatan antara kita saya tidak ingin membagi sepotong kue ini dengan siapapun."
"Baiklah pak Gerald kalau, senang bisa kembali menjadi mitra anda".
Gerald kembali tersenyum profesional kemudian menjabat tangan pak Mahesa sebagai bentuk akhir dari kesepakatan.
"Jika tidak keberatan bagaimana jika kita makan siang bersama, untuk merayakan terjalin nya hubungan antara perusahaan kita kembali?" Tanya pak Mahesa.
Gerald mengangguk menyetujui kemudian mengikuti pak Mahesa dan anaknya untuk makan di restauran barat dekat kantor nya.
Di tengah perbincangan pak Mahesa membahas tentang dirinya yang juga sangat berminat untuk membangun pendidikan di negaranya. Beliau sudah mendirikan banyak Sekolah bergengsi salah satunya berada di kota asalnya.
"Bukannya Pak Gerald berasal dari kota X?, kebetulan Dega anak saya juga tinggal di sana bersama Ibunya".
Pak Mahesa terus berbicara tentang Dega anaknya, Dega yang berprestasi lah Dega yang itulah Dega yang inilah.
Gerald hanya menanggapi seadanya karena tidak berminat.
Sementara Dega yang selalu di bawa ke dalam pembicaraan hanya acuh dan melanjutkan makanya, sudah terbiasa seperti ini Ayah nya akan selalu membanggakan dirinya di depan para kolega nya.
Di tengah perbincangan Dega melihat wallpaper di ponsel Gerald yang hidup karena menerima pesan.
"Arya?" Tanya Dega dalam hatinya.
Dega ingin memastikan jika foto di wallpaper handphone dari kolega ayahnya ini benar-benar Arya, orang yang dia cari selama ini, tetapi Gerald malah mengambil ponsel nya kemudian menatap Dega dengan curiga.
"Tidak baik mengintip ponsel orang lain" Ucap Gerald datar.
"Saya hanya melihat wallpaper anda karena itu seperti orang kenalan saya".
Gerald masih mempertahankan ekspresi datar nya. Pak Mahesa yang melihat raut tidak bersahabat dari Gerald langsung memukul unggung Dega kemudian meminta nya untuk meminta maaf kepada Gerald.
"Sekali lagi maafkan anak saya yang sudah bersikap tidak sopan kepada Anda pak Gerald".
" Tidak apa, kalau begitu saya permisi terlebih dahulu istri saya sedang tidak enak badan".
Setelah mendapat anggukan dari Pak Mahesa Gerald langsung pergi dari sana. Sementara Dega yang melihat Gerald pergi ingin menyusul nya, dia berpamitan kepada Ayah nya ingin ke toilet kemudian langsung pergi dari sana menyusul Gerald.
"Pak Gerald tunggu sebentar".
"Maaf saya buru-buru "
"5 menit tidak hanya satu menit saja tolong"
"Oke satu menit"
"Pak Gerald tolong jawab Orang di wallpaper anda tadi--
" Istri saya"
"Saya tau itu istri anda apa dia bernama Arya?"
"Bukan nama istri saya Anan".
" Pak Gerald--
"Ini sudah satu menit, permisi" Gerald langsung masuk kedalam mobil nya kemudian langsung pergi dari sana.
Dega yang melihat mobil Gerald sudah menjauh menendang kerikil dengan kesal.
"Gue yakin itu Arya".
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Life Evil Husband's [BL- END]
RandomDi ujung hidup nya, Gerald teringat akan perbuatan buruknya dulu. Terutama perbuatan buruknya kepada istri dan anaknya dulu. Karena Perbuatan buruknya lah yang memaksa Istrinya bunuh diri melompat ke dalam sungai bersama dengan anaknya yang sakit sa...