Suatu malam Gerald mendapatkan berita baru dari anak buahnya tentang Ayah Hanan.
Menurut laporan dari anak buahnya Ayah Hanan bertemu dengan seorang wanita muda awal 20an di sebuah bar setelah mendapatkan uang darinya saat itu.
Selama beberapa hari ayah Hanan tinggal bersama gadis muda itu. Ayah Hanan membelikan tas serta barang branded kepada gadis muda itu sebagai syarat agar mau tinggal bersama nya.
Dan gadis itu setuju tetapi setelah tiga hari gadis itu pergi karena ayah Hanan sudah tidak mempunyai uang lagi.
Setelah tiga hari itu pula ayah Hanan jadi nekat berjudi karena ingin segera mendapatkan banyak uang agar bisa kembali dengan kekasih mudanya.
Tetapi tidak ada judi yang bisa membuat seseorang menjadi kaya, dalam 1 Minggu Ayah Hanan memiliki banyak utang yang menggunung membuat dia di kejar kejar dan dipukuli oleh preman rentenir karena tidak bisa membayar utang nya.
Karena takut di penjara dan di pukuli ayah Hanan kabur kembali ke kota X tetapi setelah dia tiba di sana rumah miliknya sudah kosong, istri dan anaknya kabur dari rumah sambil membawa hartanya. Bahkan dia menjual rumah tempat tinggal nya.
Karena tidak sanggup dengan pukulan yang menimpa nya, Ayah Hanan hendak bunuh diri dengan cara melompat dari atas gedung. Tetapi di gagalkan oleh anak buah Gerald. Asal perintah dari Gerald, Gerald tidak ingin babi itu mati begitu saja jadi dia meminta anak buahnya untuk membawa Ayah Hanan ke rumah sakit jiwa. dia menyuruh anak buahnya agar selalu memberikan siksaan dengan setrum kejut. Hingga dia merasakan perasaan antara hidup dan mati setiap hari.
Alasan kenapa anak buah Gerald bisa tahu semuanya adalah karena insiden yang menimpa ayah Hanan adalah rencana yang di jalankan oleh Gerald. Begitu pun dengan gadis 20an yang menggoda ayah Gerald dia juga merupakan orang suruhan yang di bayar oleh Gerald.
Untuk rumah Hanan Gerald lah yang menipu Ibu dan saudara tiri Hanan dengan berbagai cara agar mereka mau menjualnya kepada Gerald.
Bagaimana dengan keadaan ibu dan saudara tiri Hanan?. Gerald telah menculik mereka dan melemparkan mereka ke tengah gurun terpencil di Afrika. Ntah bagaimana nasib mereka Gerald tidak ingin tahu. Yang pasti dia sudah menjauhkan mereka dari Hanan.
Gerald benar-benar tidak mau Hanan mengetahui sisi kejamnya jadi dia hanya memberikan kabar jika Ayah, ibu dan saudara tiri nya sudah mati karena kecelakaan.
Hanan yang mendengar kabar itu sempat tersentak karena terkejut.
Tiba-tiba dia menangis dan tersenyum secara bersamaan yang membuat Gerald bingung dengan apa yang dia rasakan.
"Mereka mati ya"
"Anan"
"Mas apa aku sakit? kenapa aku nggak sedih mereka mati kenapa malah perasaan lega yang aku rasain, padahal mereka keluarga aku tapi anehnya aku nggak ngerasain apa apa ketika mendapat kabar jika mereka pergi. Apa aku orang yang kejam mas?"
"Stttts sayang kamu nggak sakit kamu nggak kejam, mereka yang kejam dan udah nyiksa kamu selama ini mereka nggak pantes di tangisin "
"Tapi aku monster yang nggak punya empati "
"Mereka nggak pantes dapet empati dari kamu sayang".
Hanan mengangguk kemudian memeluk Gerald dengan erat.
"Sayang aku punya sesuatu buat kamu"
Gerald mengeluarkan sebuah map dari laci meja kerjanya kemudian menyerahkan nya ke Hanan.
"Sertifikat rumah?"
"Karena utang dari ayahmu rumah itu di sita oleh bank, jadi aku membelinya"
"Kenapa mas beli rumah ini?"
"Kamu pernah cerita ke Mas, kalau rumah itu sebenarnya milik mendiang ibu kamu, jadi Mas beli rumah itu".
"Hiks makasih Mas".
"Mas punya satu lagi hadiah buat kamu".
Hanan menatap ke arah Gerald dengan penasaran.
"Karena perusahaan mas udah stabil dan di handle oleh Sebastian. Mas mau ajak kamu sama ayah tinggal di Swiss selama beberapa bulan atau bahkan tahun untuk memulai awal yang baru, apa kamu mau?"
Hanan menangis bahagia kemudian memeluk Gerald dengan erat.
"Aku mau Mas, terimakasih udah tepatin janji mas".
"Sama sama sayang"
"Mas"
"Iya"
"Sebelum ke Swiss aku mau ke makam ibuk dulu boleh?"
"Boleh dong Sayang kebetulan ayah juga bilang hal yang sama ke Mas, dia bilang kita harus ziarah ke makam ibu aku dan ibu kamu buat pamitan dan minta restu ".
"Mas tapi kita bakal kembali ke sini kan?"
"Itu terserah kamu sayang kalau kamu mau kembali kita bakal kembali kalau nggak ya nggak papa".
"Tapi apa ayah nggak papa kalau kita nggak kembali?"
"Ayah? Kamu santai aja Ayah orang nya cepat beradaptasi kok, yang penting ada kesibukan buat ngisi waktu luangnya".
"Kaya melihara burung?"
"Hmm kaya gitu misalnya. Dan lagi villa yang mas beli dekat dengan villa milik Ferdian jadi kita nggak bakal kesepian."
"Aku nggak sabar pengen cepet kesana, udah kangen banget sama Haikal dan si kembar yang lucu".
"Sabar sayang, lusa kita pulang ke kota X Minggu kemudian baru kita pergi ke Swiss."
"Kenapa nggak besok aja"
"Mas mau kamu cek up kandungan dulu dan mas takut kamu kecapean sayang kalo kita langsung pergi ke sana kesini tanpa jeda".
Hanan mengangguk kemudian menguap karena mengantuk.
"Udah malem kamu tidur dulu, mas mau selesain pekerjaan ini sebentar".
"Nggak mau maunya tidur sambil di peluk Mas Gerald ".
"Manjanya Dekmil yang satu ini, Yaudah ayok bobok mas kelonin sambil puk puk"
"Dikira bayi apa"
"Kamu kan emang bayinya Mas"
"Mas bayi mau susu"
"Susu coklat?"
"Susunya mas yang ini" Hanan menepuk gundukan di antara kaki Gerald.
"Oh mancing kamu?"
Hanan tertawa kemudian turun dari pangkuan Gerald dan melarikan diri.
"Jangan lari lari Anan" ucap Gerald sambil menyusul Hanan ke dalam kamar mereka.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Life Evil Husband's [BL- END]
RandomDi ujung hidup nya, Gerald teringat akan perbuatan buruknya dulu. Terutama perbuatan buruknya kepada istri dan anaknya dulu. Karena Perbuatan buruknya lah yang memaksa Istrinya bunuh diri melompat ke dalam sungai bersama dengan anaknya yang sakit sa...