1.awal

183 8 1
                                    

Pukul setengah dua pagi Nadzira baru pulang dari balapan masuk kedalam rumah nya dengan cara mengendap-endap,dia berdoa di dalam hati nya agar tidak ketahuan oleh kedua orangtuanya.

"Astaga,ribet nya lah pake ni gamis elah,demi di izinkan keluar mah ini gue rela"ujarnya dalam hati.

Ckelek

Zira membuka pintu utama untungnya lampu sudah pada mati yang membuat dirinya menghela nafas lega.

"Huh,gila jantung gue gak bisa di ajak damai"

Perlahan-lahan dia menjinjit ke arah tangga supaya tidak ketahuan kalau dia baru pulang jam setengah dua pagi.

"Tolong kerja sama nya gue gk mau di amuk sama papa plis?"

Sesampainya di anak tangga terakhir zira senang bukan main karena pikiran hati nya dia selamat malam ini.

Setelah membersihkan dirinya dia langsung tidur pikiran nya untuk kali ini dia masih aman.

Pagi harinya ketika zira turun dari tangga dia melihat mama nya membawa koper yang membuat nya bertanya.

"Loh ma bawa koper emang mau ke mana?"

"Kamu gk usah sekolah hari ini"ujar papa

"Lah kenapa pa,aku udah siap-siap lo masak gk jadi?"

"Kamu fikir papa gk tau kamu pulang sampai jam setengah dua?bisa gk kamu berfikir untuk keselamatan diri kamu sendiri?"bentak papa

"Papa udah cape selalu menasehati kamu tapi kamu gk pernah mau nerima nasehat dari papa, sekarang kamu papa pindah kan sekolah ke pesantren supaya kamu bisa berubah"

"Gk pa,zira gak mau masuk ke dalam pesantren"ujarnya

"Tolong kali ini kamu jangan membantah apa kata papa zira ini semua untuk kamu juga"

"Gk ma zira gk mau ma zira gak mau"ujarnya

"Kamu tinggal memilih ikut apa kata papa atau kamu akan papa antar keluar negri!"

Deg

"Luar negeri?"

"Kamu tinggal memilih keputusan ada di tangan kamu"

"Hiks...gk gue gak mau di antar keluar negri,gue juga gak mau sekolah di pesan' itu sangat membosankan"ujarnya

********
Setelah beberapa jam berfikir akhirnya zira mau pindah ke pesantren untuk beberapa saat dia akan nurut apa kata papa nya dan tinggal memikirkan cara untuk kabur dari sana nanti nya.

Tak berselang lama akhirnya mereka sampai di pesantren yang tidak jauh dari rumah mereka zira yang melihat banyak santri yang mengantri membuat nya berfikir bagaimana caranya untuk kabur dari sini.

"Assalamualaikum, permisi mas ruangan kiyai Abdullah ada di mana ya?"

"Waalaikumsalam,oh itu yang ada di pojok pak"

"Oh iya makasih ya mas"

"Nggeh pak"ujarnya dengan tersenyum.

Mereka pun berjalan ke rumah yang di tunjuk oleh mas-mas tadi dan benar ternyata mereka berada di sana.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam,eh kamu Ridwan?"

"Iya mas saya, datang ke sini untuk bersilaturahmi sekalian mengantarkan putri saya ke sini"

"Silahkan duduk dulu"

"Kedatangan saya ke sini untuk mengantarkan putri saya mas untuk sekolah di sini dan lebih mendalami ilmu agama"

"Masya Allah Ridwan,kamu masih ingat kepada saya dan bagus juga kamu mengantar putri kamu ke sini"

"Eh,Wulan?"ujar umi Halimah

"Iya mbak, gimana kabarnya sehat mbak?"

"Alhamdulillah sehat lan,kamu gimana kabarnya,Masya Allah ini anak kamu udah gede-gede ya?"

"Iya mbak"

DERAS NYA HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang